Kutipan Minggu Ini: Menyelami Makna Kebebasan dari Novel “Saman” oleh Ayu Utami


Sastraindonesia – Dalam semangat literasi dan apresiasi sastra Indonesia, Jatimku.com menghadirkan “Kutipan Minggu Ini”, sebuah rubrik khusus untuk menggali makna dari karya-karya sastra terbaik Tanah Air. Pekan ini, sorotan kami jatuh pada novel “Saman” karya Ayu Utami, salah satu tonggak penting dalam perkembangan sastra Indonesia modern pascareformasi.


Kutipan pilihan berbunyi:

“Aku tidak pernah menganggap tubuhku sebagai milik negara, keluarga, atau agama. Tubuhku adalah milikku sendiri.”


Kutipan ini tak hanya memantik pemikiran tentang kebebasan individu, tapi juga mencerminkan perlawanan terhadap norma-norma patriarkal dan dominasi sosial yang membatasi pilihan perempuan.


Dirilis pada 1998, Saman bukan hanya dikenal karena keberaniannya mengangkat tema politik, agama, dan seksualitas, tetapi juga karena gaya penulisan Ayu Utami yang segar dan eksperimental pada zamannya. Tokoh-tokoh dalam novel ini—Laila, Shakuntala, Yasmin, dan Cok—mewakili kompleksitas perempuan urban yang bergulat dengan identitas, cinta, dan ketidakadilan sosial.


Melalui kutipan ini, pembaca diajak untuk merenungi makna kepemilikan atas tubuh dan pilihan hidup. Di tengah wacana kebebasan dan hak asasi yang terus berkembang, Saman tetap relevan sebagai pengingat akan pentingnya suara perempuan dalam narasi bangsa.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kutipan Minggu Ini: Menyelami Makna Kebebasan dari Novel “Saman” oleh Ayu Utami"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.