SastraIndonesia.org – Pertemuan tak terduga di The Literature and Ideas Festival (LIFEs) tahun 2019 menjadi awal kolaborasi lintas budaya yang mengesankan antara Angelina Enny dari Indonesia dan Robin Block dari Belanda. Melalui tema “Kisahku, Sejarah Bersama,” keduanya memulai perjalanan kreatif yang menghasilkan karya puisi bersama bertajuk In Between. Kini, masing-masing menghadirkan karya terbaru yang menggali persoalan identitas, tradisi, dan sejarah dalam konteks yang lebih personal.
Angelina Enny, penulis asal Jakarta, membawa pembaca ke era Hindia Belanda dalam novellanya Mencari Sita di Hindia Belanda. Melalui lima cerpen yang saling terhubung, ia menghadirkan kisah Ernest, seorang pria keturunan Belanda-Indonesia, yang menelusuri jejak ibunya di tanah kolonial pada tahun 1930-an. Cerita ini mengupas dinamika masyarakat yang berada di persimpangan identitas: pribumi, Belanda, dan Tionghoa. Karya ini mengantarkan Enny meraih Juara Pertama Piala HB Jassin untuk Penulisan Cerita Pendek 2024.
Sementara itu, Robin Block, penyair asal Amsterdam, mengeksplorasi pergulatan identitasnya sebagai keturunan Jawa-Belanda dalam kumpulan puisi Handbook for the Displaced. Lewat refleksi puitis, ia merekam pencarian jati diri dan warisan leluhurnya, melampaui batas geografis dan sejarah. Buku yang pertama kali terbit dalam bahasa Belanda pada 2023 ini telah memenangkan Granate Poetry Prize di Belanda dan Herman de Coninck Prize di Belgia.
Kedua buku ini diluncurkan bersamaan dalam Ubud Writers and Readers Festival 2024 dan mendapat sambutan hangat dari pecinta sastra. Dalam diskusi di Rumah Budaya Ratna bulan November 2024, kedua penulis mengulas proses kreatif di balik karya mereka. Robin dan Angelina menyoroti bagaimana pergulatan identitas “berada di antara” menjadi pengalaman universal yang memengaruhi karya sastra.
Angelina mengungkapkan bahwa melalui Mencari Sita di Hindia Belanda, ia ingin mengajak pembaca merenungi sejarah Indonesia melalui lensa individu. Sementara Robin melihat puisi sebagai medium untuk menjembatani masa lalu leluhurnya dengan identitasnya sebagai warga dunia modern.
Kolaborasi lintas budaya ini menjadi contoh bagaimana sastra dapat menjembatani perbedaan geografis dan sejarah, sekaligus menjadi ruang refleksi atas persoalan identitas yang kompleks. Karya-karya mereka bukan hanya memperkaya dunia sastra, tetapi juga menjadi cermin untuk memahami perjalanan identitas manusia dalam ruang dan waktu.
#SastraIndonesia #AngelinaEnny #RobinBlock #MencariSitadiHindiaBelanda #HandbookfortheDisplaced
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.