Minggu, 24 November 2024

Melacak Identitas dalam Sastra: Kolaborasi Angelina Enny dan Robin Block

 


SastraIndonesia.org – Pertemuan tak terduga di The Literature and Ideas Festival (LIFEs) tahun 2019 menjadi awal kolaborasi lintas budaya yang mengesankan antara Angelina Enny dari Indonesia dan Robin Block dari Belanda. Melalui tema “Kisahku, Sejarah Bersama,” keduanya memulai perjalanan kreatif yang menghasilkan karya puisi bersama bertajuk In Between. Kini, masing-masing menghadirkan karya terbaru yang menggali persoalan identitas, tradisi, dan sejarah dalam konteks yang lebih personal.


Angelina Enny, penulis asal Jakarta, membawa pembaca ke era Hindia Belanda dalam novellanya Mencari Sita di Hindia Belanda. Melalui lima cerpen yang saling terhubung, ia menghadirkan kisah Ernest, seorang pria keturunan Belanda-Indonesia, yang menelusuri jejak ibunya di tanah kolonial pada tahun 1930-an. Cerita ini mengupas dinamika masyarakat yang berada di persimpangan identitas: pribumi, Belanda, dan Tionghoa. Karya ini mengantarkan Enny meraih Juara Pertama Piala HB Jassin untuk Penulisan Cerita Pendek 2024.


Sementara itu, Robin Block, penyair asal Amsterdam, mengeksplorasi pergulatan identitasnya sebagai keturunan Jawa-Belanda dalam kumpulan puisi Handbook for the Displaced. Lewat refleksi puitis, ia merekam pencarian jati diri dan warisan leluhurnya, melampaui batas geografis dan sejarah. Buku yang pertama kali terbit dalam bahasa Belanda pada 2023 ini telah memenangkan Granate Poetry Prize di Belanda dan Herman de Coninck Prize di Belgia.


Kedua buku ini diluncurkan bersamaan dalam Ubud Writers and Readers Festival 2024 dan mendapat sambutan hangat dari pecinta sastra. Dalam diskusi di Rumah Budaya Ratna bulan November 2024, kedua penulis mengulas proses kreatif di balik karya mereka. Robin dan Angelina menyoroti bagaimana pergulatan identitas “berada di antara” menjadi pengalaman universal yang memengaruhi karya sastra.


Angelina mengungkapkan bahwa melalui Mencari Sita di Hindia Belanda, ia ingin mengajak pembaca merenungi sejarah Indonesia melalui lensa individu. Sementara Robin melihat puisi sebagai medium untuk menjembatani masa lalu leluhurnya dengan identitasnya sebagai warga dunia modern.


Kolaborasi lintas budaya ini menjadi contoh bagaimana sastra dapat menjembatani perbedaan geografis dan sejarah, sekaligus menjadi ruang refleksi atas persoalan identitas yang kompleks. Karya-karya mereka bukan hanya memperkaya dunia sastra, tetapi juga menjadi cermin untuk memahami perjalanan identitas manusia dalam ruang dan waktu.


#SastraIndonesia #AngelinaEnny #RobinBlock #MencariSitadiHindiaBelanda #HandbookfortheDisplaced


Sabtu, 23 November 2024

Perjalanan Sastra dalam Kehidupan: Sebuah Refleksi Mendalam



Sastra bukan sekadar deretan kata dan cerita yang terangkai indah; ia adalah cermin yang memantulkan realitas, sejarah, budaya, dan jiwa manusia. Perjalanan sastra dalam kehidupan mencakup berbagai aspek yang memperkaya pengalaman manusia, memberikan kita perspektif yang lebih luas tentang dunia di sekitar kita. Berikut beberapa makna dan dampak sastra dalam kehidupan sehari-hari:


 1. Sastra sebagai Sumber Pendidikan dan Pembelajaran


Sejak dahulu, sastra telah menjadi sumber pengetahuan yang tak terbatas. Melalui berbagai genre, baik prosa, puisi, maupun drama, pembaca diajak memahami budaya, sejarah, dan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat. Karya-karya klasik seperti Ramayana, Mahabharata, hingga novel modern seperti karya Pramoedya Ananta Toer, mengandung pelajaran moral dan etika yang relevan dengan kehidupan saat ini. Sastra membantu kita merenungkan dilema moral, memberikan pemahaman lebih dalam mengenai konteks kehidupan kita dan orang lain.


 2. Menggali Identitas dan Budaya melalui Sastra


Sastra adalah jendela yang membuka wawasan tentang identitas dan budaya suatu bangsa. Karya sastra tidak hanya merefleksikan sejarah, tetapi juga menangkap esensi budaya dan tradisi yang hidup dalam masyarakat. Dengan membaca sastra lokal, kita dapat menyelami kebudayaan Nusantara, dari cerita rakyat, legenda, hingga karya kontemporer yang mencerminkan kehidupan masyarakat saat ini. Sastra menjadi alat penting untuk merayakan, mempertahankan, dan mewariskan nilai-nilai budaya kepada generasi berikutnya, menjaga agar identitas bangsa tetap hidup dan berkembang.


 3. Sastra sebagai Sarana Refleksi dan Pertumbuhan Pribadi


Tidak dapat dipungkiri, membaca dan menulis sastra dapat menjadi alat refleksi yang kuat. Dalam cerita-cerita yang dibaca, kita menemukan cerminan perjalanan hidup kita sendiri. Tokoh-tokoh dalam sastra sering kali menghadapi konflik, pertanyaan tentang eksistensi, dan dilema yang sama dengan yang kita hadapi dalam kehidupan nyata. Hal ini membantu kita merenungkan identitas kita, tujuan hidup, dan hubungan kita dengan dunia di sekitar. Sastra menawarkan ruang untuk introspeksi, memungkinkan kita bertumbuh secara emosional dan intelektual.



Sastra memiliki kekuatan yang luar biasa dalam memengaruhi kehidupan kita secara mendalam. Ia tidak hanya menyajikan hiburan, tetapi juga memperkaya pemahaman kita tentang diri sendiri dan orang lain. Melalui perjalanan sastra, kita diajak menyelami samudra pengetahuan, budaya, dan refleksi diri yang memperdalam makna hidup kita. Maka, marilah kita terus membaca, menulis, dan merayakan sastra, sebagai bagian dari perjalanan hidup yang penuh makna dan inspirasi.