Jumat, 01 September 2023

Parade Puisi Tema Kemerdekaan Karya Ajeng Nilam Sari

Kata Merdeka dari Bawah Tanah

Karya: Ajeng Nilam Sari


Gelegar peluru tajam menembak mati pribumi

Membancang nyawa muda-mudi yang kian menghakimi

Serayu dalam shyam menyanggupi perjalanan bulan juni

Berbekal adorasi: serang pemberontak tanpa basa-basi!

 

Rudira telah menyembur tertancap di bawah ufuk

Anca menyala tajam menghunjam dengan hiruk pikuk

Nun di sana, janardana indurasmi hendak memeluk

Cumbana atma yang gata melangkah tanpa meliuk

 

Namun gelimang raga syuhada dilepas kekasih jiwa

Merobek batin atas luka dan derita pada kejamnya siksa durjana

Rucira penjajah laksana lokawigna di tanah pusaka

Memang! tiada rucita cahaya di dalam lubuk hatinya

 

Harsa suara, tampaknya hanya sementara

Tak terbendung berguguran sang padma

Tubuh kami kau biarkan tak menyatu

 Kami menjerit karena kau lempar batu

 

Saban insan mesti ugem pada kehendak penciptanya

Janganlah dewana pada nikmat dunia yang sementara

Dari bawah tanah, kelak kan megar terdengar kata merdeka

Meski tak terlihat lintang, namun gugusan bintang kan menyala dari surga

 

Hai para penjajah , lihatlah sekarang

Bambu runcing dalam perang, nyatanya bisa menang

Neraka yang kau ciptakan, nyatanya menjadi surga

Dan tahun 1945, nyatanya kami telah merdeka

 

Tegal, 16 Agustus 2023

 ===

Hakikat Kemerdekaan

Karya: Ajeng Nilam Sari


Tahun 1945, Gegap gempita melangkah memproklamirkan kemerdekaan bangsa

Meraup berjuta gemuruh semangat menggema

Memacu adrenalin heroik tuk berjuang bersama

Bebas dari penghambahann manusia kepada manusia; kita merdeka

 

Kemerdekaan yang digaungkan dengan azma Tuhan yang maha Esa

Gegap-gempita ditebus dengan darah dan air mata

Digemakan dengan kibaran sang Saka

Lalu diproklamirkan atas puncak akumulasi cita

 

Lantas, merdeka di negeri luah ripah menjadi kata yang pelan tak bertuah

Atas lena sebuah bebas meruwah, ditunggangi segelintir kuasa berulah

Masih ada jajahan oleh akbarnya kekuasaan, tidak merdeka untuk sesuap makan

Dikungkung oleh jurang ketidakadilan, tertindas oleh cengkeraman kerakusan dan keserakahan

 

Kita belum  Merdeka sempurna

Jika  tidak belajar dari sejarah tanpa rekayasa

Bila perbedaan belum dinikmati sebagai surga

Andai hidup masih mengemis terhadap kuasa

 

Kemerdekaan hakikatnya adalah hidup penuh keadilan dalam tatanan kedaulatan

Saling menghargai dalam bingkai kebhinekaan

Tegak bersatu dalam perbedaan yang beragam

Memahami nilai kedudukan manusia dan persamaan HAM

 

Tegal, 16 Agustus 2023

=== 

Biodata Penulis

Ajeng Nilam Sari, kerap disapa Ajeng atau Nilam. Penyuka bunga dan segala jenisnya. Penyuka cerita indah yang selalu berakhir bahagia. Penyuka musik apa saja asal bisa membuat hatinya tenang dan terlena. Penyuka segala jenis coklat yang membawa manis suasana hatinya.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.