Sabtu, 04 Februari 2023

Review Buku My Tomorrow Your Yesterday

 

Tidak hanya hobi melihat film luar negeri, tetapi pasti ada yang suka membaca novel terjemahan dari film tersebut. Nah, Mimin salah satunya karena kisah dunia paralel dengan kisah cinta klasik rasanya terlalu berharga untuk dinikmati Mimin sendiri. Yup, buku kali ini berasal dari Jepang yang diadopsi dari film, yaitu My Tomorrow Your Yesterday.

Ada yang pernah mendengar? Ah, tidak, sepertinya cuma Mimin yang jatuh cinta sama kisah cinta klasik di Jepang. Apalagi drama Jepang tahun 2016 ini terbilang tidak lagi populer sekarang meski pernah booming pada jamannya. Drama yang diangkat dari novel berjudul Boku wa Ashita, Kinou no Kimi to Deeto Suru atau lebih dikenal dengan Tomorrow I Will Date With Yesterday’s You. Kisah romantis klasik ini semakin terasa anti-mainstream karena dibalut oleh dunia science-fiction. Sebelum ke review Mimin, begini spesifikasi tentang bukunya:

Judul: My Tomorrow, Your Yesterday

Kepengarangan: Takafumi Nanatsuki (Pengarang) ; Ribeka Ota (Penerjemah) ; Anton Kurnia (Penyunting)

Edisi: Cetakan pertama

Penerbit: Jakarta : BACA, 2021

Deskripsi Fisik: 258 halaman ; 20 cm

ISBN: 9786026486622

Subjek: Fiksi Terjemahan / Novel

Bahasa: Indonesia

Baca juga: Resensi Buku Paradoks Amir Hamzah oleh Lenni Ika Wahyudiasti - Sastra Indonesia Org

Blurb:

Takatoshi Minamiyama, seorang mahasiswa seni berusia 20 tahun, jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Emi Fukuju saat menaiki kereta untuk kuliah. Setelah perkenalan yang canggung, keduanya berjanji untuk bertemu lagi pada hari-hari berikutnya. Takatoshi menganggap Emi aneh, mampu memprediksi hal-hal yang akan terjadi dan sering menangis setiap kali Takatoshi melakukan sesuatu yang baik padanya. Emi juga tidak pernah menghabiskan waktu bersamanya setelah tengah malam. Suatu hari, Takatoshi menemukan buku catatan yang sengaja Emi tinggalkan. Emi yang penuh perhatian dan kesepian ternyata menyimpan rahasia besar. Mampukah Takatoshi tetap mencintai Emi setelah mengetahui kebenarannya? 

Yuk, langsung ke review dari Mimin!

Sebuah novel yang mengisahkan hidup seorang laki-laki bernama Minamiyama Takatoshi, yaitu seorang mahasiswa jurusan seni berumur dua puluh tahun yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan seseorang yang ditemuinya di kereta. Hemm, sekarang saja yang sering ketemu di sekolah tidak ada yang jadian walau saling suka. Bayangin pas ketemu di kereta sekali dan tidak pasti terulang kembali, tapi udah jatuh hati.

Kalau Sobat pasti bakalan lewatin begitu saja, namanya juga di jalan banyak orang yang akan ditemui dan hanya sekali. Eits, tetapi berbeda dengan Takatoshi yang gentle dan pemberani, hemm lelaki idaman. Ia berpikir kalau tidak akan bertemu untuk kedua kalinya dan sudah jatuh hati, jadi langsung mengejar dan mengungkapkan cintanya pada gadis bernama Fukuju Emi. Duh! Pengin ketemu satu yang seperti Takatoshi, tapi ini Jepang dan lagi hanya cerita fiksi.

Alhasil si cantik Fukuju Emi yang berambut pendek dengan wajah lugu, polos, dan senyum manisnya pun terkagum dengan keberanian Takatoshi yang mengejarnya. Sampai keduanya berjanji untuk bertemu kembali, berpacaran, kencan, seperti kisah cinta lainnya yang manis dan romantis. Semua berjalan normal dan wajar, sampai keduanya sangat dekat dan ada titik yang janggal. 

Sampai pada suatu malam di mana Fukuju Emi mengatakan harus pulang sebelum jam dua belas karena semuanya akan berubah di saat itu You know apa yang kira-kira terjadi? Emi selalu pulang sebelum jam dua belas malam, awalnya Takatoshi menganggap itu hanya karena aturan keluarga Emi yang merupakan anak perempuan.

Baca juga: Resensi Buku A Tribute to Doctors - Lenni Ika Wahyudiasti - Sastra Indonesia Org

Dari sana banyak pertanyaan tentang Emi yang muncul di kepala Mimin, dari mana asal sosok gadis ini? Orang tua dan tempat tinggalnya tidak pernah diceritakan, bahkan kehidupannya tidak diceritakan sedikit pun di kisah yang bersudut pandang tokoh utama, yaitu Takatoshi ini. Mimin mengingat kembali dari awal di novel, di mana malah menceritakan anak kecil yang ditolong oleh seorang Bibi dari gempa dan itu adalah Takatoshi.

Boom! Cerita romantis yang disusun rapi dan adem ayem ini membuat Mimin hampir lupa kalau label dari novel ini bergenre science-fiction. Tak terduga, setelah Takatoshi menemukan buku catatan milik Fukuju Emi dan kotak yang disimpannya sedari kecil dulu dari Bibi dulu yang diminta Emi untuk dibawanya saat bertemu di fakultas seni Takatoshi.

Di fakultas seni ini Mimin berasa mendapat bimbingan fisika dari Fukuju Emi. Ternyata ada dunia paralel di mana kehidupan di dunia tersebut berbanding terbalik dengan dunia Takatoshi. Jadi, di dunia Emi kehidupan itu dimulai dari tua mundur ke muda lagi sampai kembali ke bayi. Bayangkan, bagaimana kalau kalian dengan kekasih hidup di kurun waktu yang berbalik. Saat kekasih kalian tumbuh semakin tua, kalian semakin muda. Adakah titik temu untuk bersatu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.