Dalam dunia menulis, tentu tidak asing dengan istilah kutipan, perlu diketahui kalau yang satu ini berbeda dengan quotes yang beredar di media sosial. Kutipan merupakan meminjam pendapat seorang pengarang atau seseorang yang terkenal baik berasal dari buku, majalah, atau di internet. Akan tetapi, walaupun pemilik memberi izin untuk menggunakannya, bukan berarti Sobat hanya mengutip saja tanpa mengubah atau mencantumkan hal lainnya.
Maka dari itu, penulis harus bisa menekan kutipan yang diambil, usahakan hanya sedikit mungkin. Jadi, jangan terlalu banyak menggunakan kutipan agar karangan tidak sebagai kumpulan pendapat orang lain. Kutipan sendiri digunakan untuk menjadi bukti yang memperkuat pendapat. Ada beberapa jenis kutipan yang perlu Sobat tahu, nih!
Baca juga: Memotivasi diri dengan Quotes
Berdasarkan jenisnya, ada dua kutipan, yaitu kutipan langsung dan kutipan tak langsung. Pertama, kutipan langsung merupakan meminjam pendapat dengan mengambil secara lengkap teks asli. Sedangkan kutipan tak langsung adalah meminjam pendapat seorang pengarang atau toko terkenal yang diambil intinya saja. Dalam penulisannya, kutipan memiliki beberapa ketentuan, berikut:
Apabila nama pengarang ditulis sebelum kutipan, dahulukan pengantar kalimat yang sesuai dengan kebutuhan. Lalu, tuliskan nama akhir pengarang,baru mencantumkan tahun terbit, titik dua, dan nomor halaman di dalam kurung. Setelahnya baru kutipan ditampilkan dengan kalimat langsung maupun dengan kalimat tidak langsung.
Contoh: Dalam mengenali segmen pasar ini, Rahmawati (2020: 48) mengatakan, kamu perlu melihat target untuk memasarkan suatu produk sesuai kebutuhan, keinginan, atau karakteristik pembeli yang ada di pasar tersebut ….
Baca juga: Perbedaan Quote dan Kata Mutiara
Sedangkan, untuk nama pengarang yang sudah ditulis setelah bunyi kutipan, buatlah terlebih dulu pengantar kalimat yang sesuai dengan kebutuhan. Kemudian, tulislah nama akhir pengarang, baru mencantumkan tahun terbit, titik dua,dan nomor halaman dalam kurung, serta diakhiri tanda titik.
Contoh: Pendapat ini dikuatkan lagi, dengan pernyataan bahwa amoniak dikirim secara kontinu untuk memenuhi keperluan PT. Petro Kimia dan diekspor ke luar negeri (Subandi, 1987:40)
Berbeda juga untuk acuan dari dua pengarang, perlu mencantumkan nama akhir kedua pengarang. Apabila lebih darri dua orang pengarang, gunakan singkatan dk (dan kawan-kawan) setelah nama akhir pengarang. Contoh: Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi rangkaian pertanyaan tentang suatu hal (Sumardjan dan Koentjaraningrat, 1997:63)
Apabila ada beberapa karya terbit tahun yang sama dari seorang pengarang, gunakan huruf a, b, c dan selanjutnya di belakang tahun terbit dalam kurung sebagai pembela. Contoh: Selanjutnya, Kuncoro (1988:77) berpendapat….
Jika ada beberapa pengarang yang diacu secara bersamaan, nama pengarang, serta tahun terbit buku ditulis dalam satu kurung. Tanda titik koma (;) digunakan memisahkan nama satu pengarang dengan pengarang lainnya. Contoh: ….dalam pembangunan ekonomi digital (Randi, 1997:8; Andi, 1989:10; Wira, 1999:12)
Baca juga: Materi Quote - Sastra Indonesia
Terakhir, apabila pustaka acuan tidak memiliki tahun terbit, maka bisa dituliskan tanpa tahun di dalam kurung, kemudian penyebutan nama pengarang. Contoh: ….dana moneter Internasional (Wardha, tanpa tahun: 192).
Nah, buat Sobat yang dalam masa-masa mengerjakan tugas kuliah apalagi skripsi pastinya ini sangat berguna mengingat penulisan kutipan. Demikianlah penulisan kutipan secara resmi, berbeda dengan kutipan biasa dalam buku novel, di media sosial, dan lainnya, ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.