Hai Sobat Literasi, pasti kenal pada penyair Indonesia yang diagungkan karena puisi dalam bukunya yang tak lekang oleh masa. Ya, Eyang Sapardi Djoko Damono dengan bahasa ringannya yang sarat akan mekna membekas di hati pembaca. Meski begitu penyair lain, yaitu Joko Pinurbo mengakui jika puisi Eyang Sapardi mempunyai permaian logika bahasa yang ringan dari puisi-puisi beliau. Nah, ini tips membuat puisi dari Eyang Sapardi yang pernah dibagikan di instagram Sapardi Djoko Damono.
1. Berilah jarak emosional diri dengan apa yang ditulis
Dalam membuat puisi kita perlu membuat jarak emosional diri dengan yang ditulis, ini disebut dengan jarak estetis oleh Eyang Sapardi. Saat marah, saat jatuh cinta, saat sedih tidak disarankan langsung menulis puisi saat itu juga. Namun, Sobat perlu memberi jarak dengan kejadian tersebut agar perasaan lebih terkontrol dan bisa dituangkan dengan baik, selain itu juga untuk mendapatkan sumber inspirasi setelahnya.
Baca juga : Tips Menulis Puisi Agar Menjadi Indah
2. Mendekatkan sajak dengan dunia sekitar
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.
Puisi berjudul 'Aku Ingin' merupakan salah satu puisi yang terdapat dalam bukunya berjudul 'Hujan Bulan Juni'. Puisi ini begitu romantis dan berarti tentang pengorbanan. Bagi Sapardi Djoko Damono menulis puisi bukan tentang melangitkan imajinasi hingga membuat diri kesulitan, tetapi menurutnya satra diciptakan untuk dihayati bukan memaksakan mencari arti. Oleh karena itu, kita perlu kepekaan untuk menyadari dan mencermati hal sederhana di sekitar kita untuk dijadikan inspirasi dalam merangkai kata-kata.
3. Kesamaran itu unik
Puisi sendiri semakin menarik, jika maknanya tak langsung terbaca melainkan dinyatakan dengan samar-samar, dan sederhana. Eyang Sapardi sendiri menyatukannya dengan alam sekitar, itulah gunanya majas untuk menciptakan bahasa kias. Yap, puisi akan selalu menarik jika samar dan unik, sebaliknya puisi akan hambar dan berhenti jika dimaknai dengan gamblang.
Baca juga : Wiji Thukul: Bagaimana Berpuisi Bersama Rakyat - Sastrawady
4. Tidak terlena dengan sajak gelap
Sajak gelap memang jarang didengar, tetapi in sering terjadi saat seorang penyair lirik atau puisi panjang terlena pada sajaknya sendiri. Sajak gelap sendiri merupakan sajak yang banyak mengandung majas, kata kias, dan lambang yang bersifat personal sehingga sulit dipahami. Sehingga sajak tersebut tidak bisa dipahami, berjarak, atau hilang kontak dengan pembaca dan berakhir hanya dibaca sekali habis.
5. Hindari plagiat karya
P;agiat merupakan dosa besar bagi penulis, menurut Eyang Sapardi ini akan membuat kreativitas berhenti. Padahal banyak buku yang bisa dibaca untuk membuka wawasan dan memperluas perbendaharaan kata karena puisi tidak selalu tentang hal yang serupa. Yap, penyair maupun penulis pasti memiliki ciri khas tersendiri dalam merangkai kata-kata menuju makna tertentu. Cara untuk menulis puisi adalah membaca puisi, oleh karena itu baca puisi sebanyak banyaknya, lalu cobalah menulis puisimu sendiri.
Nah, itulah tips menulis puisi yang pernah disampaikan oleh Sapardi Djoko Damono. Mana nih puisi Eyang Sapardi yang berkesan buatmu?