Sumber: Grup Facebook Puisi Sakmasek (Muhammad Lefand: Pencetus Puisi Ini)
- Pengertian dan Ciri-Ciri Puisi Sakmasek
SAKMASEK (asepsap) berasal dari bahasa Madura yang terjemahan bebasnya adalah zig-zag. Istilah sakmasek juga dipakai untuk ayam betina yang mondar-mandir mencari petarangan (tempat bertelur) yang biasanya terletak di atas kandang sapi (yang biasa terjadi di Madura), yang mana ayam naik ke petarangan untuk bertelur.
Puisi SAKMASEK adalah puisi yang memadukan empat jenis puisi (puisi lama, puisi baru, puisi kontemporer, dan puisi akrostik) dalam satu bentuk puisi yang utuh dan baru dalam perpuisian Indonesia. Sakmasek dalam perwajahannya (penampakannya) berbentuk tangga piramida, mempunyai rima, awal baris membentuk akrostik kata dari judul dan diksinya bebas. Bentuk tangga piramida mewakili jenis puisi kontemporer, rima mewakili jenis puisi lama, awal baris membentuk akrostik mewakili jenis puisi akrostik dan diksi bebas mewakili jenis puisi baru.
Baca juga: Mengenal Puisi Melipatdus dan Melipatdusku
Ciri-ciri Puisi Sakmasek :
1. Akrostik
2. Berbentuk
tangga piramida
3. Berima aa
4. Jumlah bait
puisi sesuai dengan jumlah kata pada judul.
5. Jumlah barisnya disesuaikan dengan jumlah huruf pada kata yang terdapat di judul.
Contoh:
1. Judul
terdiri dari satu kata
TADARUS
Tentang bacaan
Aku kamu beda
ejaan
Dengarkanlah suara
zaman
Ada kegelisahan
pada keraguan
Rasa dan rupa
tak pernah tersimpan
Untuk apa kita
berbohong pada ingatan?
Sehingga yang
kita baca hanya jadi kenangan
2. Judul
terdiri dari dua kata
DOA KESEMBUHAN
Dengan doa
Oh, Tuhan Yang
Esa
Atas kuasa-Mu
alam semesta
Kepada
Engkau saja
Sembuh kuminta
Engkau Yang
Kuasa
Menyembuhkan
muka
Berjerawat dari
deritanya
Ubah jadi wajah
bercahaya
Hingga tak ada
keresahan kata
Agar
hari-harinya selalu bahagia
Nyata dari
senyum yang tak rahasia
3. Judul
terdiri dari tiga kata
MENAHAN GODAAN
MANTAN
Mana mungkin
bisa?
Engkau menahan
goda
Nikmat rayu
begitu mesra
Apalagi
kenangan masih ada
Hanya
berpura-pura tidak suka
Antara hati dan
mata berbeda rasa
Nestapa masa
lalu tak membuat jeda
Godaan mantan
itu ....
Obat pelipur
rasa rindu
Dalam
kesendirian waktu
Adalah coba
keteguhan pilu
Alur kisah yang
menabur rayu
Namun, engkau
jangan pilih ragu
Mana mungkin
bisa?
Angkuh kalahkan
rasa
Noktah tak ’kan
pernah lupa
Terhadap luka
yang dibuatnya
Apakah engkau
ingat akan dusta?
Nafsu
keegoisannya, jangan tergoda!
4. Judul
terdiri dari empat kata
LELAKI DI BAWAH
TERIK
Lelaki di bawah
terik
Engkau tak
pernah pekik
Lelah tak
membuatmu terusik
Akan kehidupan
yang penuh intrik
Kau tak mau tertipu,
detik demi detik
Ikhlas
menjalani lapar puasa tanpa hardik
Dalam keringat
yang mengalir
Inti ketabahan
hidup selalu berzikir
Begitu banyak
orang hidup
Alpa dan goyah
hatinya redup
Walau harta
melimpah, tak cukup
Anugerah hilang
kesadaran tertutup
Hidupnya
dihantui rasa takut dan gugup
Tetapi, lelaki
di bawah terik tabah
Enggan mengeluh
kepada pasrah
Rezeki dicari
demi kewajiban nafkah
Iman di dadanya
kuat, tak pernah kalah
Kepada ujian
hidup dijalani dengan tabah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.