Hai Sobat Literasi, buat kalian yang pernah menempuh makalah pasti sudah tidak jauh-jauh lagi dari yang namanya artikel, proposal, makalah, tesis, skripsi, maupun disertasi. Dalam hal ini kalian harus pandai menuangkan ide dalam bentuk tulisan agar tidak kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut. Akan menjadi masalah buat mahasiswa, jika kalian sebagai mahasiswa belum terbiasa membuat tugas artikel atau makalah. Menghadapi kesulitasn tersebut, tak jarang ada yang melakukan plagiasi.
Sayangnya, kampus sekarang sudah mempunyai sistem validasi karya ilmiah yang bisa memeriksa sebuah karya masuk kategori plagiasi maupun tidak. Jika sudah mempunyai skor standar plagiasi yang bisa ditoleransi. Oleh karena itu, tidak hanya mahasiswa, penulis artikel/blogger, atau penulis karya ilmiah lainnya perlu mengenal teknik menulis parafrase ini agar terbebas dari plagiasi.
Mungkin parafrase terdengar asing di telinga atau juga ada yang belum mengenal istilah plagiasi. Parafrase merupakan kegiatan menuangkan kembali sebuah ide atau gagasan orang lain ke dalam tulisan yang menggunakan bahasa kita sendiri, tetapi tidak mengurangi maupun menambah isi konten aslinya. Sedangkan plagiasi adalah kegiatan menyalin atau menjiplak gagasan atau karya orang lain untuk diakui sebagai karyanya.
Baca juga: Menurut Perkembangan Zaman, Berikut 5 Alat Menulis!
Dalam hal ini parafrase berfungsi untuk mencegah terjadinya tindakan plagiarisme, selain itu parafrase adalah metode efektif untuk pengutipan dalam hal menulis. Berkaitan dengan manfaatnya tersebut, parafrase bermanfaat untuk berbagai jenis karya ilmiah. Agar karyamu terbebas dari plagiasi akan lebih baik jika menggunakan teknik menulis parafrase yang baik dan benar. Yuk, belajar teknik menulis parafrase!
1. Memahami gagasan utama tulisan yang ingin diparafrase
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah memahami ide yang disampaikan dalam tulisan yang akan diparafrasekan. Hal ini sangat penting, karena untuk mewujudkan tulisan yang bagus kita perlu menguasai gagasan utama dalam karya yang akan kita parafrasekan. Dengan demikian, kita bisa mengotak-atik kalimatnya mulai dari kalimat induktif dan deduktif, hingga mengubah kalimat dengan gaya bahasa kita sendiri.
2. Memperkaya kosakata dan istilah
Memperkaya kosakata dan istilah membuat kita bisa mengganti salah satu atau lebih kata dalam kalimat dengan persamaan kata atau sinonim kata tersebut. Terlebih kata yang sedang populer di media sosial yang banyak dikenali dan menjadi trend sekarang. Dengan demikian, kita tidak akan kesulitan untuk membuat kalimat dengan diksi yang sesuai dan tepat dalam mengubah kata dan kalimat yang telah digunakan di tulisan awal.
Baca juga: 5 Jenis Ending untuk Akhir Cerita Menarik
3. Memperhatikan kaidah kepenulisan
PUEBI atau Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia menjadi pegangan setiap penulis untuk memahami kaidah penulisan terlebih dalam menggunakan teknik parafrase ini. Dalam menerapkan teknik parafrase, kita perlu tahu tentang kaidah pengutipan yang terdiri dari dua macam, yaitu pengutipan langsung dan tidak langsung. Selain itu, kita bisa mengubah tulisan dengan cara mengkombinasikan kalimat aktif menjadi pasif maupun sebaliknya. Hal ini juga bisa membantumu merapikan tulisan ilmiah.
4. Memperbanyak wawasan dan pengetahuan
Wawasan dan pengetahuan merupakan hal yang harus ada dalam teknik parafrase untuk mempermudah dan mempersingkat waktu dalam melakukan parafrase kepada sebuah tulisan. Jika kita memahami topik yang dibicarakan dari karya yang akan kita parafrase, tentu kita tidak akan kesulitan maupun kekurangan ide. Oleh karena itu, kita perlu rajin membaca dan mengamati berita untuk memperluas wawasan dan pengetahuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.