Tatika merupakan kependekan dari CeriTA TIga KAlimat. Menurut penggagasnya, Prof. Tengsoe Tjahjono, yang juga penggagas pentigraf (cerpen tiga paragraf), prinsip dasar Tatika tidak jauh beda dengan pentigraf. Jika sudah memahami pentigraf dengan benar, akan lebih mudah memahami tatika. Meski hanya terdiri atas tiga kalimat, elemen narasi (tokoh, alur dan latar) harus tetap hadir untuk membangun atau mendukung tema.
Secara umum ciri-ciri Tatika menurut Prof Tengsoe sebagaimana dinukil dari bukunya “Berumah Dalam Sastra Tiga” adalah sebagai berikut:
Baca juga: Materi Pentigraf Oleh Kak Im Fieda
- Hanya terdiri dari tiga kalimat yang ditulis secara berkesinambungan dalam satu paragraf.
- Ada baiknya menggunakan ragam kalimat. Ini maksudnya agar terdapat variasi kalimat, sehingga tidak monoton. Selain itu, agar gagasan dapat disampaikan secara menarik, efektif, cermat, dan komunikatif.
- Maksimal tatika ini hanya 75 kata.
- Hanya fokus pada permasalahan satu tokoh.
- Elemen narasi yang terdiri atas tokoh, alur, dan latar harus berkelindan secara kompak mendukung tema.
- Terdapat kejutan atau twist.
- Dalam tatika hanya boleh ada satu kalimat langsung.
Komponen utama tatika adalah kalimat. Kalimat yang digunakan dalam tatika bisa kalimat tunggal, bisa majemuk. Umumnya untuk dapat membangun cerita utuh dalam tiga kalimat, maka kalimat majemuk yang sering digunakan.
Kalimat mejemuk adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu pola kalimat. Kalimat majemuk dibedakan menjadi:
Baca juga: 7 Langkah Terbaik dalam Menulis Cerpen untuk Pemula
- Kalimat majemuk setara merupakan kalimat yang memiliki dua klausa yang hubungan antara dua klausa tersebut sederajat. Kalimat majemuk setara dibedakan menjadi setara menggabungkan (menggunakan kata tugas: “dan”, “karena itu”, “setelah itu”), memilih (dengan kata tugas “atau”), mempertentangkan (dengan kata tugas: “tetapi”, “namun”, ‘melainkan”, “hanya”) dan menguatkan (menggunakan kata tugas: “bahkan”, “lagi”, lagipula”).
- Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang sekurang-kurangnya terdiri atas dua klausa, sedangkan klausa yang satu menjadi bagian klausa yang lain. Klausa yang menjadi bagian klausa yang lain disebut klausa terikat atau anak kalimat, sedang klausa yang memuat klausa terikat dinamakan klausa bebas atau induk kalimat. (Tengsoe Tjahjono, 2020:81).
- Sedangkan kalimat majemuk rapatan merupakan gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subyek atau predikatnya sama maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
Contoh:
Sari sedang memasak sayur bayam di dapur, sementara sang suami sedang sibuk di kebun belakang rumah. Namun, Sari kehabisan bumbu dan meminta sang suami mengambilkannya. Sarjo, suaminya datang sambil mengomel, “Kuncinya kan ada di dekatmu, kenapa kamu berteriak padaku?”
0 Response to "Materi Tatika Oleh Kak Im Fieda"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.