Sabtu, 30 Oktober 2021

Pengertian, Jenis, dan Contoh Imbuhan Infiks

 


Hai Sobat Literasi, pasti tidak asing lagi dengan istilah afiks atau imbuhan. Ya, rasanya tak akan lengkap jika membahas Bahasa Indonesia tanpa menyertakan imbuan prefiks, sufiks, dan infiks. Mulanya ada istilah yang dikenal dengan kata dasar dan kata dasar berimbuhan. Kata dasar sendiri merupakan kata yang memiliki makna, tetapi belum ditamba dengan imbuhan dan belum berubah bentuk. Sedangkan Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kata dasar adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan wujud kesatuan perasaan dan pikiran yang bisa digunakan dalam berbahasa.

Lain haknya, dengan kata dasar berimbuhan yang berarti sebagai kata yang telah mengalami penambahan baik awalan, sisipan, atau akhiran, sehingga bentuk, makna, dan fungsinya berubah. Tentunya, kalian pasti tidak asing dengan afiksasi atau proses penambahan imbuhan pada kata dasar. Ada 4 jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia, yaitu prefiks dan sufiks yang sudah kita bahas, dan kali ini akan membahas infiks, untuk konfiks mungkin di artikel selanjutnya.

Baca juga: Pengertian, Jenis, dan Contoh Imbuhan Sufiks

Infiks atau sisipan sendiri merupakan imbuhan yang terletak di dalam kata. Imbuhan ini pengguannya terbatas, hanya pada kata-kata tertentu. Hampir tidak mengalami pertambahan secara umum, sisipan ini terletak pada suka pertama kata dasarnya yang memisahkan konsonan pertama dengan vokal pertama suku tersebut. Dikutip dari wikibooks.org Infiks dibagi menjadi empat, yaitu sisipan -er-, -el-, -em-, dan -in.

Sisipan atau infiks ini pun mempunyai makna sebagai berikut:

1. Menyatakan banyak dan bermacam-macam. 

Contohnya: temali, gerigi, serabut, kemelut, gemunung, dll.

2. Menyatakan intensitas frekuentif atau banyaknya waktu.

Contoh: gemuruh, gemetar, gemertak, dll.

3. Menyatakan sesuatu yang mempunyai sifat seperti yang disebut pada kata dasarnya.

Contoh: kemuning, cemerlang, kemilau, semerbak, dll.

Baca juga: Mengenal Prefiks dalam Bahasa Indonesia

Kalian juga perlu tahu, nih, kalau ada sisipan yang dipengaruhi oleh bahasa Jawa, contohnya kata kesinambungan yang kata dasarnya berasal dari sinambung dan disebut kata dasar sekunder. Sedangkan sinambung sendiri memiliki kata dasar sambung karena mendapat sisipan -in- yang menyatakan sifat terus-menerus. Tak jauh beda dengan istilah yang terdapat dalam bidang ekonomi, proses imbuhan kata dasar juga ada pada istilah yang sama, tetap mempunyai makna yang berbeda. Istilah itu merupakan kata dasar primer, kata dasar sekunder, dan kata dasar tersier. Berikut penjelasannya:

  • Kata dasar primer merupakan kata dasar yang berupa kata asal atau morfem daar dan dipakai sebagai kata dasar pertama dalam pembentukan kata jadian. Contohnya: hitung-hitungkan-perhitungkan. 
  • Kata dasar sekunder merupakan kata dasar yang berupa kata jadian yang dipakai sebagai dasar kedua dalam pembentukan kata jadian yang lebih kompleks. Contoh: ditulis-dituliskan, mendengar-mendengarkan.
  • Kata dasar tersier merupakan kata dasar yang berupa kata jadian yang digunakan sebagai dasar ketiga dalam pembentukan kata yang lebih kompleks. Contoh: ingat-ingatkan-peringatkan-diperingatkan.
Biasanya sisipan atau infiks ini dibentuk dari kata benda menjadi kata sifat. 

Rabu, 20 Oktober 2021

5 Teknik Menulis Efektif yang Membuatmu Lebih Produktif

Hai Sobat Literasi, siapa sih penulis yang tidak ingin produktif berkarnya dan meningkatkan kualitas tulisannya. Pasti semuanya ingin lebih banyak menulis atau bisa menulis setiap hari, setidaknya menghasilkan banyak karya. Namun, sangat sulit untuk itu karena banyak hal yang menghalangi terutama suasana hati yang sulit dikendalikan sehingga malas untuk menulis. Nah, ada lima teknik menulis yang efektif, nih. Sobat Literasi bisa memudahkan dan memancing ide menulis, sehingga bisa menulis dengan lebih lancar.

5 Teknik Menulis yang Efektif

1. Menulis Bebas

Menulis bebas ini digunakan untuk memancing ide kita keluar, yaitu dengan membiarkan jari mengetik dan mulai merangkai kata tentang apa yang dipikirkan saat itu. Di saat itu Sobat Literasi bebas menuliskan apa pun sampai bisa mendapatkan ide yang pas. Ini bisa dilakukan saat mengalami stuck, karena biasanya akan muncul ide secara spontan dan ide ini terkadang sangat menarik.

2. Membuat Online Dulu, Menulis Kemudian

Pasti ada yang pernah mengalami stuck menulis di tengah jalan, ya, saat menulis cerita tiba-tiba tidak bisa melanjutkan cerita tersebut. Jika seperti ini berarti Sobat Literasi membutuhkan outline dulu. Outline sendiri adalah struktur alur cerita yang akan ditulis untuk sebuah novel, ini biasanya berisi poin-poin utama yang akan diangkat dalam setiap bagian dari cerita. Outline dapat membantumu fokus pada cerita, tidak menyimpang ke mana-mana, dan saat tidak ide pun kamu bisa kembali menengok outline untuk melanjutkan perjalanan ceritamu. Tentunya ini mempermudah penulis dalam menuliskan ceritanya. 

Baca juga: Konsisten Menulis dengan Menyusun Outline Cerita

3. Menulis Seperti Mengobrol

Jika Sobat Literasi bingung untuk memulai menulis dari mana, mulailah menulis seperti obrolan biasa karena teknik ini membuat kita seakan berbicara dengan orang lain. Misalnya;

Apa yang harus kutulis saat kepalaku mulai terasa berat?

Saat kamu merasa kepalamu berat ada baiknya beristirahat, sekadar meminum kopi atau beralih dari laptop. Jika masih kurang cobalah tidur untuk beberapa menit. Setelah merasa lebih baik kamu harus mulai melihat ke sekeliling, menyerap informasi, menjadi lebih peka, dan mulailah berimajinasi.

Nah, seperti itulah salah satunya. Cara ini juga bisa meringankan beban dan menjadi cara menyembuhkan diri sendiri atau self healing.

4. Menulis Buku=Menulis konten

Nah, buat yang sudah terbiasa menulis konten atau content writing ini, tak jauh berbeda dengan menulis buku yang jauh lebih mudah. Satu judul content writing sama dengan satu sub judul di dalam buku. Terlebih, jika Sobat Literasi sudah memiliki blog dan sudah ada detail konten tersebut bisa mengambil beberapa yang ada. Sebab, penulisan konten lebih mudah untuk dibukukan, apalagi fokus pada satu tulisan dan satu pesan. Selain itu, untuk membuat teknik ini bermanfaat akan lebih tepat untuk membuat konteks content writing atau non fiksi.

Baca juga: Cara Membangun Personal Branding dengan Menulis

5. Menulis Layaknya Surat Cinta

"Tulislah layaknya kamu menulis surat cinta."_Joe Vitale

Ya, seperti menulis surat cinta di mana kita langsung mengungkapkan semua perasaan juga bisa diterapkan dalam menulis buku. Alasan kita menulis surat cinta biasanya karena sedang jatuh cinta di mana energi positif akan terus mengalir dan bisa dijadikan objek diri di masa lalu. Jadi, tulislah untuk satu orang dan curahkan semua energi ke dalam tulisannya.

Senin, 18 Oktober 2021

Perbedaan Quote dan Kata Mutiara

 Hai Sobat Literasi, seringkali untuk mulai menginjakkan kaki di dunia literasi kalian mengawalinya dengan kalimat tersirat yang singkat, padat, dan sarat akan makna. Ya, salah satunya dengan membuat quote untuk diposting di sosial media. Hal ini bagus untuk permulaan karena tidak perlu memahami banyak peraturan dan berpikir berat untuk merangkainya. Seiring waktu membuat quote di sosial media dan membaca karya lainnya membuat kita semakin bingung. Kalau ditilik lagi banyak jenis kalimat yang berkeliaran di sosial media seperti kata bijak, kata motivasi, kata mutiara, dan quote. Lantas, apa bedanya semua karya itu? Sebab, mereka sama-sama kalimat yang singkat, padat, dan bermakna tersirat.

Quote sendiri berarti kutipan yang merupakan suatu kalimat atau ucapan yang dianggap menarik, berisikan ide, pendapat atau gagasan seseorang. Umumnya quote digunakan sebagai bahan acuan atau sumber referensi untuk memperkuat, menambah, dan memperjelas tulisan. Kutipan ini bisa diambil dari berbagai sumber seperti media online, audio-visual, dan cetak. Berikut aturan umum tentang penulisan kutipan:

1. Menggunakan tanpa petik dua (") di awal dan akhir kalimat sesudah atau sebelum titik.

2. Kata-kata berisi ajakkan mengarah hidup lebih baik.

3. Tidak sampai satu halaman. Dalam arti kata-katanya cukup singkat dan minim. Bukan seperti cermin.

4. Nama dan titmangsa, untuk meminimalisir plagiasme.

Nah, pasti kalian bertanya-tanya kalau kutipan berarti bukan buatan kita sendiri, dengan kata lain hanya mengutip dari orang lain. Salah besar, ada dua macam kutipan, yaitu kutipan secara langsung di mana kita mengambil dari apa yang terjadi di sekitar seperti apa yang kita dengar, alami, dan lihat. Sedangkan kutipan secara tidak langsung bisa mengambil dari buku dan media yang lainnya. Hal lain yang masih sering salah adalah kata mutiara dan quote yang dianggap sama. Oleh karena itu, yuk simak apa perbedaan di antara keduanya:

Quotes adalah rangkaian kata yang menjurus pada ajakkan menuju ke arah positif. Bisa dibilang kata motivasi, dan kata-kata bijak. Sedangkan kata mutiara merupakan rangkaian kata yang berisi curahan hati si penulis yang dibalut dengan diksi indah. Kata-katanya lebih luwes, tidak terpaku seperti dalam quotes.

Contoh Quotes :

"Kita terlahir untuk menjadi nyata, bukan menjadi sempurna."_MY

"Jika kami tidak istimewa, berarti kamu edisi langka."_RM

Malang, 18 Oktober 2021 

  • Kata Mutiara

Syarat-syarat Kata Mutiara :

1. Tidak mewajibkan memakai tanda petik dua  ("). Boleh pakai, boleh tidak.

2. Susunan katanya tidak mengandung sebuah ajakkan, melainkan kata indah sesuai selera si pengarang.

3. Nama dan titimangsa, untuk menghindari plagiat.

Contoh Kata Mutiara :

"Berat rasanya merelakan, tapi satu hal yang harus kamu tahu, cinta tak harus memiliki."_JV

 

Rabu, 13 Oktober 2021

Pengertian, Jenis, dan Contoh Imbuhan Sufiks

 


Hai Sobat Literasi, kalian pasti asing lagi dengan imbuhan, di dalam suatu kata yang pasti dipakai dalam kalimat, diungkapkan secara lisan, maupun tulisan. Hal ini dikarenakan tidak memungkinkannya memakai kata dasar saja. Oleh karena itu, imbuhan memberikan makna yang berlainan tergantung jenis imbuhan yang dipakai. Imbuhan sendiri ada beberapa jenis, yaitu imbuhan prefiks (awalan), sufiks (akhiran), infiks (sisipan), serta konfiks (awalan dan akhiran).

Nah, kita sudah membahas perihal prefiks atau awalan di postingan sebelumnya. Oleh karena itu, kali ini kita akan membahas salah satu jenis imbuhan yang sering dipakai, yaitu Imbuhan Sufiks. Yuk, simak penjelasannya!

Baca juga: Mengenal Prefiks dalam Bahasa Indonesia

Sufiks sendiri merupakan imbuhan dalam suatu kata yang berada di posisi belakang atau akhir kata tersebut, oleh karena itu sufiks lebih dikenal sebagai akhiran. Tentunya, makna pada kata imbuhan juga akan berbeda dengan kata dasarnya. Kata yang terbentuk karena mendapat imbuhan sufiks akan membentuk kata benda, kata sifat, atau kata kerja. Ada beberapa macam sufiks, lho! Berikut beberapa macam sufiks yang perlu diketahui:

1. Sufiks -i

Kata yang mendapat imbuhan sufiks -i akan berubah makna menjadi makna perintah, contohnya ketahui, lewati, olesi.

2. Sufiks -an

Kata yang mendapat imbuhan sufiks -an akan berubah menjadi bentuk benda, berikut beberapa makna yang terbentuk akibat sufiks -an:

  • Menyatakan bagian, contohnya bulanan, harian, kiloan.
  • Menyatakan hal/objek tertentu contohnya ukuran, pahatan, lukisan.
  • Menyatakan alat, contohnya timbangan, bedengan, panggangan.
  • Menyatakan keseluruhan/himpunan, contohnya lautan, daratan.
  • Menyatakan tempat, contohnya lapangan, jalanan, pangkalan.
  • Menyatakan menyerupai, contohnya masak-masakan, mobil-mobilan.
3. Sufiks -kan

Imbuhan sufiks -kan mengubah suatu kata menjadi kerja. Kata yang terbentuk karena mendapat sufiks -kan menyatakan makna perintah. Contohnya tuangkan, perhatikan, tegakkan.

4. Sufiks -kah

Sufiks ini mengubah makna menjadi penegasan dalam pertanyaan, contohnya bukankah, yakinkah, dimanakah, benarkah.


5. Sufiks -nya

Sufiks ini lebih dikenal mengungkapkan keterangan kata ganti orang ketiga tunggal, tetapi imbuhan sufiks -nya ini memberikan makna sebagai berikut:

  • Menjelaskan situasi saat dipakai dalam kalimat, contohnya: "Ani mengacungkan tangan dengan antusiasnya."
  • Menyatakan efek penekanan atau penegasan saat dipakai dalam kalimat, contohnya: "Buka pintunya sekarang!"
  • Menyatakan kata tugas, contohnya sesungguhnya, sepertinya.
6. Sufiks -man, -wan, -wati

Sufiks ini dipakai sebagai penjelasan jenis kelamin, sufiks -man dan -wan digunakan untuk menjelaskan jenis kelamin laki-laki. Sedangkan sufiks -wati digunakan untuk menjelaskan kelamin perempuan. Contohnya karyawan, karyawati, wartawan, seniman, sastrawan.

7. Sufiks -pun

Makna yang terbentuk dari kata dengan imbuhan sufiks -pun merupakan "juga". Contohnya kitapun, sayapun, merekapun. 

8. Sufiks pada kata asing serapan

Dalam kata serapan asing juga bisa ditemukan sufiks seperti berikut:

  • Sufiks -al yang mempunyai makna sifat contohnya aktual, emosional, formal.
  • Sufiks -iah yang bermakna sifat contohnya alamiah, lahiriah, batiniah.
  • Sufiks -asi/isasi yang mempunyai makna proses contohnya legalisasi, filtrasi.
  • Sufiks -asme yang memiliki makna kata benda contohnya antuasiasme.
  • Sufiks -er yang mempunyai makna sifat contohnya sekunder, primer, tersier.
  • Sufiks -if yang memiliki makna sifat contohnya agresif, sensitif.
  • Sufiks -is yang mempunyai makna sifat contohnya minimalis, ekonomis, praktis.
  • Sufiks -isme yang mempunyai makna paham atau aliran contohnya feminisme, nasionalisme, komunisme.
  • Sufiks -or yang memiliki makna orang yang bertindak sebagai, contohnya aktor, editor, narator.

Sabtu, 09 Oktober 2021

Cara Membangun Personal Branding dalam Menulis

Hai Sobat Literasi, pasti tahu dong apa itu personal branding. Ya, cara di mana seseorang membentuk citra dirinya sendiri sehingga persepsi masyarakat akan dirinya terbentuk lewat prestasi, keahlian serta perilaku disebut dengan personal branding. Tentunya, personal branding menjadi hal yang penting untuk penulis dan profesi lain di era digital ini. Sebagai seorang penulis pun kita harus menunjukkan diri ke masyarakat umum akan eksistensi diri sebagai orang yang menekuni bidang kepenulisan. 

Hal ini tentunya akan membuat orang lain langsung mengenal kita, personal branding sendiri akan berpengaruh pada penjualan buku, tulisan, juga karyamu ke depannya. Orang lain pun saat ingin membeli buku atau tulisan pasti mencari tahu siapa penulisnya dan genrenya apa. Saat membeli buku pun orang pasti akan memikirkannya matang-matang, tentang penulisnya. Oleh karena itu, kita perlu menerapkan personal branding untuk menulis.

Baca juga:  Tips Mencintai Karya Sendiri

1. Tunjukkan Identitasmu

Nah, hal pertama yang harus dilakukan adalah memperkenalkan diri di media sosial bahwa kamu adalah seorang penulis. Mana nih suaranya masih memakai nama pena? Itu tidak masalah, yang penting kita dikenal sebagai seorang penulis. Pastinya penulis perlu memiliki karya untuk disebut sebagai penulis.

2. Tentukan Tujuan

Tentunya, kalian memiliki tujuan sebagai penulis, mungkin salah satunya ingin dikenal orang lain. Hal ini membuat orang lain mengetahui, jika kita adalaha penulis. Namun, kita harus menentukan tujuan personal branding kita, ingin dikenal sebagai apa. Nah, dalam dunia kepenulisan terdapat banyak genre. Ada yang menulis fiksi, atau non fiksi. Fiksi pun masih dibagi menjadi menulis novel, puisi, dan lainnya yang berkaitan denagn khayalan. Sedangkan non fiksi meliputi menulis artikel, tutorial, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, tentukan tujuan yang sesuai dengan dirimu dan harus bersifat jangka panjang. Akan lebih baik, jika tujuan personal branding itu khusus dan ambisius.

3. Lakukan Riset

Untuk mengetahui di mana titik keunikan yang bisa ditunjukkan, tentunya kita harus riset kelebihan kita di antara penulis-penulis lainnya. Sebab, hal yang penting adalah menjadi diri sendiri. Saat menemukan sesuatu yang bisa dikuasai, maka jadikanlah itulah kekuatan yang harus kita latih secara terus-menerus.

Baca juga:  Konsisten Menulis dengan Menyusun Outline Cerita

4. Mulai Bangun Relasi

Kita bisa memanfaatkan hubungan baik dengan relasi yang sudah terjalin, nih. Membangun hubungan baik perlu aktif di komunitas atau organisasi penulis, lalu mengenal banyak teman, senior, dan mentor. 

5. Buat Konten yang Menarik

Siapa yang akan mengenal kita, jika tidak membuat suatu karya atau menjadikannya sebagai konten di media sosialmu. Dalam hal ini diperlukan kreatifitas untuk mengolah tulisan-tulisan kita menjadi konten video atau foto yang unik dan menarik, tentunya juga yang menjadi ciri khasmu.

6. Lakukan dengan Konsisten

Konsisten adalah kunci utama dalam membangun personal branding, biasanya personal branding diperlukan waktu yang lama. Oleh karena itu, harus mempraktikkannya secara terus-menerus, maka kita akan semakin dikenal sebagai penulis. Dengan konsisten ini pun akan membuahkan hasil nantinya, karena konsisten membuktikkan bahwa kita tidak mudah menyerah.

Rabu, 06 Oktober 2021

Mengenal Prefiks dalam Bahasa Indonesia

 


Hai Sobat Literasi, dalam bahasa Indonesia pasti tidak asing dengan imbuhan yang menjadi pelengkap sebuah kata. Dikutip dari wikipedia afiks atau imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata, entah di awal, di akhir, di tengah, atau gabungan di antara tiga imbuhan itu untuk membentuk kata baru yang artinya berhubungan dengan kata yang pertama. Sebelum membahas imbuhan kalian perlu mengenal istilah kata dasar dan kata dasar berimbuhan.

Kata dasar adalah kata yang paling sederhana, memiliki makna, tetapi belum ditambah dengan imbuhan, sehingga bentuknya belum berubah. Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata dasar adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan serta merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang bisa digunakan dalam berbahasa.

Berbeda dengan kata dasar berimbuhan yang diartikan sebagai kata yang telah mengalami penambahan baik awalan, sisipan, atau akhiran, sehingga bentuk, makna, dan fungsinya berubah. Proses penambahan pada kata dasar disebut afiksasi, ada 4 jenis imbuhan dalam Bahasa Indonesia, yaitu prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks. Di artikel kali ini kita akan membahas prefiks terlebih dahulu.

Baca juga: Digabung atau Dipisah

  • Prefiks

Prefiks merupakan kata imbuhan yang diletakkan di awal kata dasar atau bisa disebut juga awalan. Contoh prefiks/awalan: me-, ber-, pe-, per-, te-, ter-, dan ke-.

Prefiks Me- dan Pe-

Prefiks me- digunakan untuk menyatakan kata kerja aktif, baik transitif, dan intransitif. Awalan me- memiliki makna sebagai berikut:

  • Melakukan perbuatan atau gerakan, misalnya membaca, menulis, menangkap.
  • Melakukan dengan alat, contohnya menyetir, menyalakan, menekan.
  • Membuat atau menghasilkan, contohnya memasak, menanak nasi.
  • Berbuat sesuatu seperti memerhatikan, melihat, menggila.
  • Mencari atau mengumpulkan misalnya memanen, melaut.
Peraturan penggunaan awalan me- dan pe-  
  • Tetap berawalan me- dan pe- jika kata dasar diawali dengan huruf l, m, n, r, w, y.
  • Meluluhkan kata dasar, jika kata dasar berawalan dengan huruf k, t, s, p.
  • Kata dasar terdiri dari dua suku kata dan huruf pertama konsonan diikuti dengan huruf vokal.
  • Berubah menjadi meng- dan peng- jika diikuti dengan kata dasar yang diawali huruf vokal a, i, u, e, o dan g, h, k.
  • Berubah menjadi men- dan pen- jika kata dasar diawali huruf c, d, j, t, z.
  • Berubah menjadi mem- dan pem- jika kata dasar diawali huruf b, f, p, v.
  • Berubah menjadi meny- dan peny- jika kata dasar diawali huruf s.
Prefiks Ter-

Prefiks ter- berfungsi untuk menyatakan kata kerja pasif yang tidak bisa diubah menjadi kata kerja aktif atau kata kerja intransitif. Prefiks ter- memiliki makna sebagai berikut:

  • Menyatakan suatu kondisi, contohnya tertawa, terluka, tertusuk.
  • Menyatakan tingkatan atau superlatif, contohnya tercantik, terbaik, terkecil.
  • Menyatakan perbuatan yang tidak disengaja, contohnya terjatuh, terjungkal, tertimpa.
  • Menyatakan kondisi yang dapat atau tidak dapat dilihat, contohnya terbaca, terekam.
  • Menyatakan situasi yang terjadi secara tiba-tiba, misalnya terenyak, terkejut, terbangun.
  • Menyatakan subjek pelaku seperti terdakwa, tersangka, terpidana.
Peraturan penggunaan awalan ter-

  • Jika kata dasar berawal denagn huruf 'r', maka salah satu 'r' diluluhkan.
  • Jika suku awal kata dasar memiliki gugus-er, maka huruf 'r' ada yang luluh dan ada yang tidak.
  • Khusus untuk kata 'lanjur', awalan ter- berubah menjadi te-.

Selasa, 05 Oktober 2021

Puspa Karya Luthfi Permana

 


PUSPA

Karya: Lutfi Permana 

Harum buah jeruk menyelimuti ruangan ini. Tempat berkumpulnya para kutu buku dan orang-orang yang memiliki ambisi untuk membuka jendela dunia, yakni perpustakaan. Aku sudah lama menjadi langganan tempat ini, hingga bermacam macam buku di perpustakaan ini sudah tersentuh olehku. Aku Rian, Pria berkacamata dengan rambut disisir ke kanan. Sedengarku, ada buku jenis baru di perpustakaan, hingga saat istirahat jam pertama, aku sudah stand by di depan pintu perpustakaan ini.

Penjaga perpustakaannya pun sudah tak heran lagi denganku, karena tiada hari mereka tanpa melihatku di perpustakaan ini. Penjaga perpustakaan itu memegang kunci dan membuka pintu. Setelah ia masuk. Aku pun ikut masuk di belakang mengikuti penjaga perpustakaan itu.

"Bu, hari ini ada buku baru ya? Saya mau meminjam buku baru itu. Ada di sebelah mana, ya?" tanyaku sambil membenarkan kacamata ku yang sedikit menurun.

"Ada di rak paling kanan bagian tengah," jawab penjaga perpustakaan itu. Lalu aku menuju ke tempat yang sudah ditunjuk.

Sesampainya di rak itu, aku melihat ada banyak sekali buku baru yang masih di selimuti sampul plastik. Aku mengecek setiap judulnya dengan teliti. Hingga aku terfokus kepada buku yang berjudul Konspirasi Alam Semesta yang ditulis oleh Fiersa Besari. Dengan refleks aku mengambil buku itu, karena bukunya masih disampul plastik, aku langsung izin ke penjaga untuk meminjamnya.

Sesampainya di meja registrasi, aku letakkan buku itu beserta kartu pelajarku.  Sambil menunggu buku itu didata, aku duduk di kursi sambil mengetuk ngetuk meja registrasi. Tak lama kemudian, pandanganku terfokus kepada perempuan yang berdiri di depan pintu, Ia mengedarkan penglihatannya ke segala sudut perpustakaan, hingga ketika mata kami bertemu, dia tersenyum kepadaku sambil melambaikan tangannya. Dia menghampiriku yang sedang duduk di kursi registrasi.

"Lagi apa, Ri?" tanyanya kemudian duduk di kursi samping ku.

"Biasa, minjem buku." Perempuan itu mengangguk.

Perempuan itu adalah Puspa, perempuan dengan paras yang cantik dengan rambut yang lurus tergerai serta bibir tipis yang sangat mempesona. Aku dan Puspa tidak sekelas, namun kelas kami bersebelahan dan tentu kami saling kenal di perpustakaan ini. Dia adalah alasanku untuk selalu ke perpustakaan selain membaca buku, dan alasan ku juga kenapa aku meminjam buku milik Fiersa Besari itu. Aku ingin mengetahui apa rasa sebenarnya yang aku rasakan sekarang.

Setelah aku meminjam buku, Puspa mengajakku membaca bersama di ruang baca, yang letaknya masih di dalam perpustakaan. Aku dan dia saling berhadap hadapan. Tak jarang aku mencuri-curi pandangannya ketika ia membaca. Aku jadi salah tingkah, aku tidak bisa fokus membaca kalau ini jadinya. Wajahku memang menghadap ke halaman buku, tapi mata ku mengarah ke sosok Puspa.

Hingga beberapa menit kemudian ia menutup bukunya. Lalu, ia memperhatikanku sambil membaca judul yang aku baca.

"Hhmm, kamu suka Fiersa Besari ya? Aku juga," ujar Puspa. Aku sedikit terkejut dengan ucapan Puspa. Seketika aku makin salah tingkah dihadapannya.

"Hmm Iya, sebenarnya aku baru pertama kali membaca bukunya, tapi kalau lagunya aku sering mendengarkannya." kata ku sambil tersenyum lebar kepada Puspa. Terlihat Puspa tersenyum juga padaku. Entah kenapa senyumannya itu membuat hatiku makin tak karuan. Ingin saja aku mencubit pipinya, namun apa daya, memangnya aku siapa?

Setelah itu kami bercanda tawa bersama, mulai membicarakan guru, mbak-mbak kantin yang suka naikkin harga, dan teman-teman kelas kami. Hari ini aku sangat senang, aku harap, jarum jam jangan berputar dengan cepat. Namun, aku bukan superhero yang bisa memperlambat waktu. Bel istirahat selesai. Puspa pamit duluan kepadaku, aku hanya tersenyum. Lalu ia pergi dihadapanku, mataku tak henti hentinya menatap Puspa mengiringi kepergiannya.

Keesokan harinya, aku berniat untuk ke perpustakaan lagi, ditambah aku memberanikan diri untuk mengajak Puspa pergi ke toko buku bersama di kawasan Harapan Indah. Aku membuka pintu dengan pelan agar suara gesekan pintu tidak menganggu orang-orang didalamnya. Saat aku sudah di dalam perpustakaan, aku sudah melihat Puspa yang tengah fokus membaca di meja yang sering kami tempati. Dengan senang aku menghampirinya.

"Selamat pagi Puspa!" sapa ku lalu duduk dihadapannya. Seketika Puspa melihatku. dan lagi-lagi tersenyum manis ke arahku.

"Hmm, besok aku mau ngajak kamu ke toko buku bersama, mau gak Puspa?" Lalu Puspa kembali mengembangkan senyumannya, dan mengangguk dengan pelan.

"Iya Aku mau kok Ri, di mana?"

"Di Gramedia Harapan Indah," jawabku dengan cepat. Puspa sedikit tertawa melihat sikap ku yang sedikit salah tingkah. Kemudian ia menulis sesuatu di secarik kertas, aku sedikit mengintip penasaran apa yang sedang ditulisnya.

"Ini nomor whatsapp-ku, nanti kamu kabari aja ke nomor itu kalau kamu sudah di sana," aku mengambil kertas tersebut, memperhatikan tiap nomor yang diltulis oleh Puspa.

Kemudian aku mengangguk seraya tersenyum kepadanya.

Tak lama kemudian, Puspa berdiri dan bilang kepadaku jika ia ingin segera ke kelas, ada urusan katanya. Aku hanya mengiyakan dan untuk sekian kalinya  aku menatap kepergian dia.

Setelah urusanku dengan buku di perpustakaan selesai, aku kembali ke kelas. Namun entah kenapa diriku ingin melewati kelas Puspa, aku penasaran apa saja yang puspa lakukan ketika berada di kelas. Aku tak peduli harus mutar balik lagi karena melewati kelas ku.

Sesampainya aku berjalan didepan kelas Puspa, terlihat Puspa sedang tertawa lepas sambil duduk di atas meja. Disaat itu juga aku tersenyum. Namun tiba tiba ada sesak di dada, aku melihat sumber tertawa nya Puspa adalah seorang Pria yang sedang duduk di kursi yang posisinya lebih rendah dari Puspa. Hatiku sedikit meremuk, senyumanku memudar, dan tak sadar aku menatap tajam pria itu.

Dengan sedikit sakit hati, aku beranjak pergi dari depan kelasnya. Pertanyaan ku sekarang, siapa pria itu? Apakah ada hubungan khusus dengan Puspa? Aku menepis pikiran negatifku. Aku harus fokus untuk hari besok, ke toko buku bersama Puspa.

Esok harinya aku sudah rapih nan gagah di depan Gramedia, lalu aku memilih masuk ke dalam toko untuk mencari tempat duduk sembari menunggu Puspa. kemudian aku mengabarinya lewat whatsapp bahwa aku sudah ada di Gramedia. Namun hanya ada tanda ceklist satu di pesan ku. Aku sedikit resah, apakah Puspa lupa tentang perjanjian ini? Lagi-lagi aku menepis pikiran negatifku, aku pun berasumsi mungkin Puspa sedang dalam perjalanan.

Setengah jam, satu jam, dua jam, akuu sudah menunggu di sini. Tak jarang banyak pegawai yang memperhatikan aneh gelagatku. Aku mengecek kembali pesan yang sudah aku kirim, namun hasilnya nihil, tetap ceklist satu. Dadaku mulai sesak dan tubuhku mendingin. Pasti Puspa melupakan perjanjian aku dengannya untuk ke toko buku bersama.

    Akhirnya aku memutuskan untuk mencari buku yang ingin aku beli dengan tubuhku sendiri, dan yang pasti tanpa Puspa. Selama aku memilih buku, pikiranku tak lepas dari Puspa, setega itu ia melupakan Rian? Tidak ada niat sedikitpun untuk memberi kabar jika Puspa tidak bisa datang bersamanya?

Aku pun keluar, tanpa membeli buku, dengan langkah gontai aku keluar dari Gramedia. Aku menghirup udara dalam-dalam, memberikan ruang untuk paru-paruku menghirup udara segar, sudah terlalu sesak dadaku di dalam toko tadi. aku berjalan ke rumah ku yang tak jauh dari Gramedia, aku menyusuri trotoar dengan pandangan kosong. Kemudian aku mengadahkan penglihatanku ke langit. Langit itu mendung, sama seperti hati ini. Apakah semesta tahu suasana hati Rian? hanya semesta yang dapat memahami perasaan ini.

Air pun menetes dari langit, menghantam tubuhku dengan bertubi-tubi. Dadaku semakin sesak, dan tak sadar air mata ini menetes bercampur dengan air hujan. Dengan cepat aku berlari menuju rumahku. Tak peduli seberapa keras air hujan menghujam kepalaku, dan seberapa remuk hatiku saat ini.

Esok harinya aku memasuki kelas dengan suasana hati yang masih tak terkendali. Sekilas aku mendengar pembicaraan teman perempuan di kelasku bahwa Puspa sudah memiliki kekasih yang bernama Juna, aku menebak Juna adalah pria yang pernah aku lihat sedang bercanda dengan Puspa saat aku mengintip dikelasnya. Kembali aku mengelus ngelus dadaku, menahan rasa sesak di dalamnya.

Saat bel istirahat, aku pergi ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang kemarin aku pinjam, aku sudah tak kuat membaca buku milik Fiersa Besari ini. Karena ketika aku membaca tiap kata demi kata di buku ini, bayangan ku selalu ingat tentang Puspa. Ketika aku memasuki perpustakaan, aku mengedarkan pandanganku ke segala sudut ruangan, Tidak ada sosok yang selama ini menemaniku di sini. Akupun sadar, ternyata apa yang pernah aku harapkan sebenarnya hanyalah cinta yang bertepuk sebelah tangan. Hanya ada rasa di satu pihak, yakni diriku sendiri.

Untukmu Puspa, Perempuan yang aku dambakan , aku hanya berdoa, semoga Tuhan memberi anugerah yang terindah untukmu dalam segala hal apapun. Di sini aku tidak bisa melihatmu dan bersamamu lagi. Namun aku akan selalu ingat tentang mu, walau cerita kita baru sebentar, kan selalu ku tulis nama indahmu di hatiku.

' Selamat Pagi, Puspa, sampai jumpa kembali di lain waktu." 

"Namun, 'rasa' punya jalannya sendiri. Ia tak serta merta hadir untuk diutarakan. Kadang 'rasa' hanya dinikmati sendirian, dengan setumpuk harapan"

Konspirasi Alam Semesta - Fiersa Besari

 

Biografi Penulis

Lutfi Permana lahir di Jakarta, 10 April 2002 adalah seorang pelajar SMA yang sebentar lagi melanjutkan pendidikan peguruan tinggi. Memiliki cita-cita sebagai guru biologi tidak serta merta menghilangkan hobinya untuk menulis yang sudah ditekuni sejak masih SMP. Karena bagi saya, menulis adalah cara untuk menuangkan segala permasalahan hidup, terutama masalah hati.

Sabtu, 02 Oktober 2021

4 Jenis Teknik Membaca yang Efektif

 


Hai Sobat Literasi, jika membahas tentang literasi pastinya tidak jauh-jauh dari kegiatan membaca yang dilakukan oleh hampir semua orang. Seperti yang kita tahu membaca membantu membuka jendela dunia, dengan duduk saja sudah bisa berkeliling semesta. Membaca sendiri memiliki banyak manfaat seperti membantu seseorang untuk meningkatkan kosa kata, tetapi juga bisa meningkatkan pengetahuan dasar. Lain halnya, saat harus membaca dan melakukan penelitian tentang sesuatu dari berbagai sumber buku dan waktunya terbatas. Tentunya, membutuhkan cara membaca yang efektif agar kita bisa menyelesaikannya dengan baik.

Nah, membaca ini sendiri memiliki teknik yang beragam. Di dalam situasi seperti ini pastinya membutuhkan teknik membaca yang efektif untuk mempermudah proses membaca, tetapi harus mengenali kebutuhan yang ingin didapat selama membaca. Berikut teknik membaca yang efektif dan bisa digunakan sesuai kebutuhan:

Baca juga: Rekomendasi Baca Buku "One-Sit Reads"

1. Skimming

Skimming berasal dari bahasa Inggris yang artinya melihat sekilas. Ini adalah teknik membaca cepat dengen memperhatikan poin utama atau esensi bagian itu saja, sehingga tetap mendapatkan konsep umum tentang konten itu. Dalam teknik ini, teks yang berisi detail, cerita, contoh, atau data lain yang tidak perlu dilewati. Dengan kata lain, membaca dengan teknik skimming ini tidak membutuhkan pembacaan intim, tetapi harus fokus.

2. Scanning

Scanning sendiri berarti mencari sesuatu, oleh karena itu teknik ini mengacu pada metode membaca selektif yang umumnya digunakan saat sedang mencari beberapa informasi atau teks tertentu yang terkandung dalam bagian tersebut, tanpa perlu membaca keseluruhan teks. Bisa dikatakan scanning adalah proses membaca berorientasi pencarian yang digunakan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan khusus, dan saat jawabannya ditemukan, proses membaca dihentikan.

Baca juga: Cara Mudah Menyerap Materi

3. Selecting

Seperti artinya teknik ini biasa disebut dengan teknik baca-pilih, tentunya teknik ini sangat mengutamakan kebutuhan. Dengan kata lain, dalam teknik ini bertujuan memilih teks dan bagiannya yang dibaca berdasar pada kebutuhan. Biasanya ini dilakukan sebelum kegiatan membaca, misalnya saat membaca juduk berita di surat kabar untuk memilih mana yang bisa dibaca lebih lanjut. Selain itu, biasanya digunakan oleh orang yang ingin mengembangkan tulisannya sampai menjadi menarik. Tentunya, dalam mengembangkan tulisan dibutuhkan setidaknya monitoring berita yang memuat informasi sama dengan yang ingin dikembangkan.

4. Skipping

Ya, pasti tidak asing dengan kata skip saat di sosial media yang artinya melewati yang tidak penting. Begitupun teknik membaca skipping berarti teknik membaca yang mengabaikan atau melewati bagian yang tidak diperlukan atau bagian yang sudah dimengerti. Jika tulisan tidak relevan dengan keinginan maka lewati saja, abaikan. Teknik ini bisa digunakan di semua jenis bacaan.