Rabu, 22 September 2021

Yuk, Lipatdus Sambil Buat Puisi!

 


Hai Sobat Literasi, dengar-dengar semangat menulis sudah menurun, nih, karena kesibukan. Hemm, atau itu hanya alasan karena sudah bosan dengan sastra yang itu-itu saja, berat banget nulisnya harus menyelami kehidupan klasik kalau puisi belum lagi kalimatnya harus mengiris, menyayat, merobek, dan mengoyak-oyak hati. Nah, mantap gak tuh sulitnya mencari ide dan mengasah kepekaan? Padahal membuat puisi itu asyik dan bukan beban berat, lho.

Kita tidak perlu melalang buana untuk menjadi seperti penyair terkenal lainnya, ada bakat tersendiri yang perlu diasah. Nah, mengasah bakat ini perlu menarik semangat kalian agar ingin membuat puisi. Kenalan, yuk, sama satu puisi yang bisa dibuat sambil lipatdus. Lipatdus ini adalah salah satu jenis puisi yang termasuk dalam pengelompokkan puisi baru. Lho, namanya unik banget, yuk simak bagaimana puisinya!

PUISI LIPATDUS (5, 4, 3, 2, 1)

Lipatdus sendiri singkatan dari LIma, emPAt, Tiga, DUa, Satu. Puisi Lipatdus adalah salah satu jenis puisi baru yang memiliki format 5 kata, 4 kata, 3 kata, 2 kata, dan 1 kata. Format lipatdus memiliki keindahan bentuk yang terdiri dari sayap dan kerucut. Kekhasan puisi ini bisa dibaca terbalik dari baris bawah ke atas pada baitnya tanpa mengubah makna.

Baca juga: Materi Puisi Akrostik

Bentuk standar puisi lipatdus:

A    A    A    A    A

B    B    B    B

C    C    C

D    D

E

 

F

G     G

H     H     H  

I       I       I       I

J     J      J      J     J

Puisi Lipatdus terdiri minimal dua bait. Ketika seorang penulis merasa kurang cocok pada penggunaan salah satu format, maka bisa mengubah karyanya ke bentuk formasi lain sampai menemukan kecocokan dengan cara membalik formasi baris pada baitnya. Berdasar ketentuan estetika rasa, rima, runut, dan imaji sebuah puisi. Berikut penjelasan formatnya:

  • Larik kesatu terdiri dari lima kata
  • Larik kedua terdiri dari empat kata
  • Larik ketiga terdiri dari tiga kata
  • Larik keempat terdiri dari dua kata
  • Larik kelima terdiri hanya satu kata

Puisi Lipatdus ada 4 formasi bentuk.

1. LIPATDUS ASLI / ORIGINAL

Puisi lipatdus yang berpola; 5-4-3-2-1, 1-2-3-4-5, 5-4-3-2-1, dst yang menunjukkan jumlah kata setiap barisnya.

Baca juga: Tips Menulis Puisi agar Menjadi Indah

Dalam contoh:

1.     Judul: Gadis Penenun Hujan

Karya: Aurelia Jivi

Isi:

 

Gelisah menadah hujan tak meredah

Atma berdiri untuk melangkah

Diam-diam tersenyum merangkai kisah

Ilustrasi indah

Sejarah

 

Padma

Elok menghiasnya

Nestapa paras cantiknya

Elegi buatnya merah merona

Nabastala membentang awan kelabu mempesona

Untai ketenangan kalbu saat memejamkan mata

Nyanyian angin membawa retisalnya, hidupnya terasa hampa

 

Hening dalam riuhnya rintik semalam

Usai penantian setahun silam

Jelas perasaannya tenggelam

Akankah lebam?

Nalam

2. LIPATDUS BIAS 

Lipatdus yang polanya; 1-2-3-4-5, 5-4-3-2-1, 1-2-3-4-5, dst.

Bulan Purnama

Karya: Nabilatul Faiqoh

Purnama

Terang terasa

Memancarkan satu cahaya

Di antara bintang bersua

Betapa moleknya menghias satu nabastala

 

Bulatnya yang mampu membius diriku

Suasana kalut menyerap peluru

Tak kuasa diriku

Untuk menjemputmu

Meramu

 

Sunyi

Dalam refleksi

Mendekapmu untuk kembali

Tapi, tangan tak sampai

Ingin begitu menyentuhmu malam ini

3. LIPATDUS CEMARA

Dengan pola 1-2-3-4-5, 1-2-3-4-5, 1-2-3-4-5, dst.

Bulan Purnama

Karya: Nabilatul Faiqoh

 

Purnama

Terang terasa

Memancarkan satu cahaya

Di antara bintang bersua

Betapa moleknya menghias satu nabastala

 

Meramu

Untuk menjemputmu

Tak kuasa diriku

Suasana kalut menyerap peluru

Bulatnya yang mampu membius diriku

 

Sunyi

Dalam refleksi

Mendekapmu untuk kembali

Tapi, tangan tak sampai

Ingin begitu menyentuhmu malam ini

 

4. LIPATDUS TANGGA

Dengan pola 5-4-3-2-1, 5-4-3-2-1, 5-4-3-2-1, dst yang menunjukkan jumlah kata di setiap barisnya.

1.       Judul: Dendangan Menawan

Karya: Aurelia Jivi

Isi:

 

Remang-remang terlihat kau memangku gitarmu

Elok parasmu menyambut tamu

Visimu merayu temu

Asrar rasamu

Lagumu

 

Senyum tersemat saat lantunkan lagu

Indah menepis sepinya tunggu

Nyanyianmu menyisir rindu

Debar merdu

Asmaraku

 

Perlahan kau tersenyum penuh arti

Usai memikatku dengan bernyanyi

Tatapan penuh arti

Resti mendekati

Ambisi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.