Sepanjang pandemi ini apa yang sudah kita lakukan, nih? Masih berdiam di rumah menjalani hidup sehari-hari dengan rasa bosan karena tak kunjung bisa jalan-jalan. Kalau seperti ini wajib mencoba hobi baru untuk menghabiskan waktu di rumah dengan kegiatan yang bermanfaat. Apalagi kegiatan dari rumah yang bisa membuat kita menjelajahi dunia, scroll media sosial? Hemm, tentunya tidak karena ini lebih bermanfaat. Membaca buku yang akan memperluas wawasan kita.
Dalam waktu dekat ini hasil studi berjudul “The World’s Most Literate Nations” menyebutkan, Indonesia berada di peringket ke-60 dari 61 negara. Faktanya minat baca di Indonesia sangat rendah, di sisi lain Indonesia berada di urutan kelima terbanyak kepemilikan gadget di dunia. Hal ini membuktikan masyarakat malas membaca, tetapi lebih aktif di sosial media. Memang di gadget lebih banyak informasi yang beredar, tetapi tak semuanya bisa dipercaya karena banyak dipenuhi oleh opini.
Seperti yang kita tahu buku adalah jendela dunia, dan membaca adalah cara untuk membuka jendela tersebut. Tentunya, untuk mengetahui lebih banyak tentang dunia yang belum diketahui sebelumnya. Kegiatan ini bisa dilakukan oleh siapapun mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang-orang yang telah berusia lanjut.
Baca juga: Materi Review Book Sastra Indonesia Org
“Aku rela dipenjara asalkan bersama buku karena dengan buku aku bebas.”_Mohammad hatta
Buku menjadi sumber berbagai informasi yang bisa memperluas wawasan kita tentang berbagai hal seperti ilmu pengetahuan, sosial, budaya, ekonomi, dan aspek kehidupan lainnya. Tak hanya itu, membaca bisa mengubah masa depan serta menambah kecerdasan akal dan pikiran. Tanpa disadari membaca memiliki banyak manfaat, tetapi sekarang buku sudah banyak diabaikan karena kesibukan. Kenyataannya karena sudah digantikan oleh media yang lebih praktis untuk mendapatkan informasi seperti internet, televisi, radio, dan lainnya.
Nah, karena pandemi di rumah saja kenapa tidak mencoba membaca? Dengan ini kita bisa menjelajahi dunia, mengisi waktu luang agar tak sia-sia. Namun, kebanyakan orang merasa bosan saat membaca buku yang tebal, sebelum membaca saja kadang sudah merasa malas. Callimachus, pustakawan Alexandria pernah berkata, “Buku yang tebal adalah sebuah kejahatan.” Maka, kita bisa memulai kegiatan membaca sedikit demi sedikit, selain itu untuk yang bekerja dari rumah bisa menggunakan sistem baca buku ini untuk refreshing.
Kalian pasti tidak asing dengan istilah “one-sit reads” atau membaca dengan sekali duduk yang berarti membaca buku yang bisa ditamatkan dengan cepat. Mungkin ada yang kesulitan mencari waktu luang yang cukup untuk membaca buku karena kesibukan atau yang baru mulai membiasakan diri dengan membaca. Tak perlu khawatir, berikut rekomendasi buku yang bisa dibaca dalam sekali duduk:
1. Para Bajingan yang Menyenangkan
Ya,, buku karangan Puthut EA yang hanya memiliki 178 halaman ini berukuran A5, terlebih ditulis dengan Bahasa yang ringan pastinya akan habis dibaca dengan sistem sekali duduk. Buku ini bercerita tentang sekawanan mahasiswa yang hobi main judi, mabuk-mabukan, tawuran, dan sesekali makan babi. Walau terkesan penuh dosa, tetapi saat membacanya kita akan lebih banyak merasakan komedi daripada ajakan berbuat maksiat. Kita akan diajak menertawai kehidupan mereka yang penuh dosa, tapi bar-bar dan konyol terutama cerita tokoh Bernama Bagor.
Baca juga: Resensi Buku Paradoks oleh Amir Hamzah
2. Hidup Begitu Indah dan Hanya itu yang Kita Punya
Buku karangan Dea Anugrah dengan 181 halaman dan berukuran kecil, 13 cm x 19 cm ini layak menjadi pilihan untuk membaca dengan sekali duduk saja. Isinya hanya sekumpulan esai renyah yang diceritakan dengan baik, Dea menuliskan cerita dengan Bahasa yang lugas tanpa mengurangi keindahan ceritanya.
Kita akan disuguhi kisah unik dalam buku ini, sesekali juga akan diajak merenung, melakukan refleksi tentang kehidupan serta dihibur dengan cerita-cerita unik. Setelah itu, kita akan merasakan cerita yang kelam danm menyebalkan untuk mengabaikan semua itu dan menikmati kehidupan yang kita miliki.
3. Seperti Roda Berputar
Buku karya Rusdi Mathari yang diterbitkan di Buku Mojok ini hanya berisi 11 tulisan yang dijadikan satu buku dengan tebal 80 halaman. Buku ini berisi catatan yang ditulis Rusdi selama berada di Rumah Sakit, ya beliau menderita kanker di bagian punggung. Selama di rumah sakit beliau hanya tiduran saja dan di atas ketidakberdayaannya itu menulis catatan menggunakan tablet pemberian temannya. Catatan selama di rumah sakit ini tak hanya berisi kesedihan atau ceracau tentang sakit dan kematian, tetapi juga berisi cerita-cerita lucu yang melintas di hadapan penulis.
4. Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih
Buku yang ditulis Agus Mulyadi ini membuat pembaca tertawa atau setidaknya tersenyum, seharusnya buku ini bercerita tentang kisah romantis. Sebab, buku ini merupakan catatan selama Agus menjalin kasih dengan Kalis yang kemudian dinikahinya. Namun, kisah romantic tipis-tipis itu pun ditutupi komedi karena Agus memang pandai merangkai tulisan yang lucu. Sejak bab pertama kita sudah disuguhi cerita lucu nan pilu.
Sekarang Agus bercerita tentang Kalis yang baru belajar naik sepeda motor, ini bermula saat Kalis hendak mengisi bahan bakar di SPBU. Saat mematikan mesin dan turun dari motor, Kalis memasukkan kunci ke lubang jok yang ada di sisi samping bagian belakang. Kalian bisa membaca buku ini untuk mengetahui apa yang terjadi selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.