Penulis pasti tahu narasi adalah bagian terpenting yang tidak
bisa dihilangkan dalam cerita, saat narasi pun hanya sedikit sebuah cerita akan
terasa hampa hanya dipenuhi dialog. Seperti jalan lurus yang datar. Sama halnya
saat kita salah dalam membuat narasi seperti kekurangan emosi dan terlalu
banyak kiasan. Tentunya, hal ini akan membuat pembaca enggan melanjutkan
membaca, bahkan mereka bisa tidak memahami apa isi paragrafnya.
Narasi sendiri ialah salah satu jenis pengembangan paragraph
dalam sebuah tulisan yang ditulis dalam bentuk peristiwa kronologis. Menurut
Gorys Keraf ada beberapa ciri-ciri narasi seperti menonjolkan unsur perbuatan
atau tindakan, dirangkai dalam urutan waktu, berusaha menjawab pertanyaan
tentang apa yang terjadi, dan ada konflik. Kalian perlu tahu, nih, ada dua
teknik agar narasi dalam ceritamu menarik dan memperkuat karakter tokoh, yaitu showing
dan telling.
1. Pertama, showing adalah teknik membuat narasi yang
melibatkan lima panca indra. Melalui teknik showing atau menunjukkan ini
pembaca bisa merasakan/membayangkan apa yang dirasakan tokoh dalam cerita. Contohnya:
Baca juga: Tips Menulis Deskripsi Karakter yang Menarik
Gadis bergaun merah melewati koridor vila dengan kepala menunduk
seakan menyembunyikan wajahnya yang cantik. Terlihat dari pintu kamarku yang
terbuka sedikit saat dirinya melintas aroma bunga melati menyebar. Gaun
pernikahan yang mewah membalutnya, dilengkapi mahkota, dan kerlipan perhiasan
lainnya. Perlahan ia berjalan seakan menuju altar, tetapi kenapa ke arahku? Di
ruangan yang gelap sisi kiri wajahnya tak bisa terlihat dengan jelas, meski
riasan di sisi lainnya terlihat sempurna. Bunga di genggaman tangannya
mengingatkanku kepada Diandra di hari pernikahan kemarin malam. Ia semakin
dekat, cahaya terang pun memperlihatkan wajahnya dengan jelas yang terkelupas
dan penuh darah.
“Ayo lanjutkan pernikahan kita,” ucapnya sembari tersenyum,
senyum yang tak lagi terasa manis saat bibir tipisnya pucat pasi dan kering.
Baca juga: Narasi atau Deskripsi Harus Konsisten
2. Kedua, teknik telling di mana penulis memaparkan
apa yang terjadi tanpa harus melibatkan pembaca untuk merasakannya. Contohnya:
Gadis bergaun merah melewati koridor vila dengan kepala
tertunduk, hingga tepat berdiri di depan pintu kamarku. Ia berjalan ke arahku
dengan bunga di tangannya, semakin dekat dan terlihat jelas. Ialah Diandra yang
mengajakku menikah, meski sudah melewati kematiannya.
Nah, setelah memahami kedua teknik di atas teknik mana yang
akan kalian terapkan dalam menulis cerita? Penulis perlu tahu, nih, kalau
tujuan menulis adalah membuat pembaca terhanyut dalam alur cerita. Namun, dalam
membuat narasi tetap harus memperhatikan keseimbangan. Saat cerita terlalu
puitis akan sulit dipahami dan membuat pembaca bosan, saat terlalu lugas pun
akan sulit merasakan emosi yang ada. Jadi, kalian harus menyeimbangkan antara
penggunaan teknik showing dan telling.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.