Sabtu, 21 Agustus 2021

Narasi Menarik dengan Teknik Show Don’t Tell

 

Penulis pasti tahu narasi adalah bagian terpenting yang tidak bisa dihilangkan dalam cerita, saat narasi pun hanya sedikit sebuah cerita akan terasa hampa hanya dipenuhi dialog. Seperti jalan lurus yang datar. Sama halnya saat kita salah dalam membuat narasi seperti kekurangan emosi dan terlalu banyak kiasan. Tentunya, hal ini akan membuat pembaca enggan melanjutkan membaca, bahkan mereka bisa tidak memahami apa isi paragrafnya.

Narasi sendiri ialah salah satu jenis pengembangan paragraph dalam sebuah tulisan yang ditulis dalam bentuk peristiwa kronologis. Menurut Gorys Keraf ada beberapa ciri-ciri narasi seperti menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan, dirangkai dalam urutan waktu, berusaha menjawab pertanyaan tentang apa yang terjadi, dan ada konflik. Kalian perlu tahu, nih, ada dua teknik agar narasi dalam ceritamu menarik dan memperkuat karakter tokoh, yaitu showing dan telling.

1. Pertama, showing adalah teknik membuat narasi yang melibatkan lima panca indra. Melalui teknik showing atau menunjukkan ini pembaca bisa merasakan/membayangkan apa yang dirasakan tokoh dalam cerita. Contohnya:

Baca juga: Tips Menulis Deskripsi Karakter yang Menarik

Gadis bergaun merah melewati koridor vila dengan kepala menunduk seakan menyembunyikan wajahnya yang cantik. Terlihat dari pintu kamarku yang terbuka sedikit saat dirinya melintas aroma bunga melati menyebar. Gaun pernikahan yang mewah membalutnya, dilengkapi mahkota, dan kerlipan perhiasan lainnya. Perlahan ia berjalan seakan menuju altar, tetapi kenapa ke arahku? Di ruangan yang gelap sisi kiri wajahnya tak bisa terlihat dengan jelas, meski riasan di sisi lainnya terlihat sempurna. Bunga di genggaman tangannya mengingatkanku kepada Diandra di hari pernikahan kemarin malam. Ia semakin dekat, cahaya terang pun memperlihatkan wajahnya dengan jelas yang terkelupas dan penuh darah.

“Ayo lanjutkan pernikahan kita,” ucapnya sembari tersenyum, senyum yang tak lagi terasa manis saat bibir tipisnya pucat pasi dan kering.

Baca juga: Narasi atau Deskripsi Harus Konsisten

2. Kedua, teknik telling di mana penulis memaparkan apa yang terjadi tanpa harus melibatkan pembaca untuk merasakannya. Contohnya:

Gadis bergaun merah melewati koridor vila dengan kepala tertunduk, hingga tepat berdiri di depan pintu kamarku. Ia berjalan ke arahku dengan bunga di tangannya, semakin dekat dan terlihat jelas. Ialah Diandra yang mengajakku menikah, meski sudah melewati kematiannya.

Nah, setelah memahami kedua teknik di atas teknik mana yang akan kalian terapkan dalam menulis cerita? Penulis perlu tahu, nih, kalau tujuan menulis adalah membuat pembaca terhanyut dalam alur cerita. Namun, dalam membuat narasi tetap harus memperhatikan keseimbangan. Saat cerita terlalu puitis akan sulit dipahami dan membuat pembaca bosan, saat terlalu lugas pun akan sulit merasakan emosi yang ada. Jadi, kalian harus menyeimbangkan antara penggunaan teknik showing dan telling.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.