Rabu, 25 Agustus 2021

3 Kunci Membuat Puisi Menarik



Semua pasti tahu puisi adalah suatu karya sastra yang menggambarkan perasaan penulisnya serta mengandung kata-kata indah yang bermakna. Kali ini saya mengangkat materi 3 Kunci Membuat Puisi Menarik tidak lain karena saat membuat puisi banyak orang yang lupa dengan unsur penting ini. Setiap diminta membuat puisi pasti lebih dulu menitikberatkan pada tema, judul, dan isi. Apa sih yang membuat puisi menarik? Bagian dari puisi yang membuat orang lain ingin membacanya. Yuk simak materinya berikut! 

Puisi sendiri memiliki unsur penting yang perlu ada di dalamnya, ada dua unsur dalam puisi. Unsur intrinsik dan ekstrinsik menjadi sesuatu yang ada dalam puisi. Unsur intrinsik pun dibagi menjadi dua, yaitu struktur fisik dan batin. Pertama, struktur fisik sebagai berikut:

  • Tipografi/Tata letak
  • Diksi/Pilihan kata
  • Unsur bunyi, yaitu rima dan irama
  • Imaji atau citraan yang berkaitan dengan pancaindra seperti penciuman, perasa, penglihatan, dan pendengaran
  • Gaya bahasa
  • Kata konkret
Kedua, struktur batin dari puisi, antara lain:

  • Tema
  • Nada
  • Amanat
Tal lupa juga unsur ekstrinsik dalam puisi, yaitu unsur sosial, unsur biografi, dan unsur nilai. Dari berbagai unsur yang harus ada dalam puisi di atas hanya ada tiga yang dapat menarik pembaca, yaitu diksi, rima, dan imaji. Berikut penjelasannya:

1. Diksi

Diksi adalah pemilihan kata yang selaras, sehingga memberi makna sesuai dengan keinginan penulis. Diksi bisa kita gunakan untuk membangkitkan imajinasi pembaca, memperjelas makna, dan tetap membuat sajak itu menarik dari segi bunyi, menyentuh perasaan pembaca sekaligus memunculkan gagasan yang tepat.

a. Diksi untuk membangkitkan imajinasi pembaca

Contoh:

Menangisi kepergiannya

dengan

Air mata menetes kala menatap punggungnya yang kian jauh

Di antara kedua kalimat di atas tentunya berbeda, yang pertama lebih sederhana, tetapi imaji tak sampai kepada pembaca. Sedangkan yang kedua, membuat pembaca bisa berimajinasi tentang apa yang terjadi.


b. Diksi memperjelas makna

Contoh:

Sentuh tangannya, jika masih ada cinta

dengan

Genggam tangannya, jika masih ada cinta

Sentuh dan genggam berbeda, tentunya untuk menahan seseorang agar tidak pergi adalah genggam.

c. Diksi untuk membuat sajak

Sajak adalah bentuk karya sastra yang teratur dan terikat dalam baris-barisnya. Sajak sendiri mementingkan keselarasan bunyi/rima.

Contoh:

Hujan isyaratkan kenangan

dengan 

Hujan datang dengan kenangan

Kalimat pertama lebih efektif dan bunyinya selaras dengan kata sebelum dan sesudahnya. 
Huj(an)
Isyaratk(an)
Kenang(an)

d. Diksi untuk membangkitkan emosi/perasaan

Contoh:

Tanganku tertusuk duri mawar merah yang bersemi ini

dengan

Perih rasaku kala jemari tertusuk duri mawar merah yang baru mekar ini

2. Rima

Rima adalah persamaan bunyi pada puisi baik di awal, tengah, atau pada akhir baris puisi.  Rima pada puisi akan menimbulkan kesesuaian bunyi yang harmonis dan padu untuk membangun kesatuan makna yang utuh. Dengan itu akan muncul irama karena pengulangan bunyi daririma yang dibentuk secara berturut-turut atau bervariasi. Puisi pun akan menarik saat dibaca.

Contoh: Senyum di bibir tipis Sederhana dan manis Melengkapi momen romantis Bersama senja yang terlukis Di langit jingga kisah cinta kita tertulis

3. Imaji

Imaji adalah unsur yang melibatkan penggunaan indra manusia, seperti imaji penglihatan, imaji suara, dan sebagainya. Imaji digunakan dalam puisi dengan tujuan memperkuat kesan puisi, sehingga ketika membaca puisi seakan kita bisamelihat, mendengar, merasa, mencium, dan meraba apa yang tertulis dalam puisi secara nyata.

Contoh: 
Harum mawar merayu hidung 
Ia menuntunku ke taman belakang 
Di mana kelopak merah pekat kudapati 
Bunga perlambang cinta bersemi bersama luka

Sabtu, 21 Agustus 2021

Narasi Menarik dengan Teknik Show Don’t Tell

 

Penulis pasti tahu narasi adalah bagian terpenting yang tidak bisa dihilangkan dalam cerita, saat narasi pun hanya sedikit sebuah cerita akan terasa hampa hanya dipenuhi dialog. Seperti jalan lurus yang datar. Sama halnya saat kita salah dalam membuat narasi seperti kekurangan emosi dan terlalu banyak kiasan. Tentunya, hal ini akan membuat pembaca enggan melanjutkan membaca, bahkan mereka bisa tidak memahami apa isi paragrafnya.

Narasi sendiri ialah salah satu jenis pengembangan paragraph dalam sebuah tulisan yang ditulis dalam bentuk peristiwa kronologis. Menurut Gorys Keraf ada beberapa ciri-ciri narasi seperti menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan, dirangkai dalam urutan waktu, berusaha menjawab pertanyaan tentang apa yang terjadi, dan ada konflik. Kalian perlu tahu, nih, ada dua teknik agar narasi dalam ceritamu menarik dan memperkuat karakter tokoh, yaitu showing dan telling.

1. Pertama, showing adalah teknik membuat narasi yang melibatkan lima panca indra. Melalui teknik showing atau menunjukkan ini pembaca bisa merasakan/membayangkan apa yang dirasakan tokoh dalam cerita. Contohnya:

Baca juga: Tips Menulis Deskripsi Karakter yang Menarik

Gadis bergaun merah melewati koridor vila dengan kepala menunduk seakan menyembunyikan wajahnya yang cantik. Terlihat dari pintu kamarku yang terbuka sedikit saat dirinya melintas aroma bunga melati menyebar. Gaun pernikahan yang mewah membalutnya, dilengkapi mahkota, dan kerlipan perhiasan lainnya. Perlahan ia berjalan seakan menuju altar, tetapi kenapa ke arahku? Di ruangan yang gelap sisi kiri wajahnya tak bisa terlihat dengan jelas, meski riasan di sisi lainnya terlihat sempurna. Bunga di genggaman tangannya mengingatkanku kepada Diandra di hari pernikahan kemarin malam. Ia semakin dekat, cahaya terang pun memperlihatkan wajahnya dengan jelas yang terkelupas dan penuh darah.

“Ayo lanjutkan pernikahan kita,” ucapnya sembari tersenyum, senyum yang tak lagi terasa manis saat bibir tipisnya pucat pasi dan kering.

Baca juga: Narasi atau Deskripsi Harus Konsisten

2. Kedua, teknik telling di mana penulis memaparkan apa yang terjadi tanpa harus melibatkan pembaca untuk merasakannya. Contohnya:

Gadis bergaun merah melewati koridor vila dengan kepala tertunduk, hingga tepat berdiri di depan pintu kamarku. Ia berjalan ke arahku dengan bunga di tangannya, semakin dekat dan terlihat jelas. Ialah Diandra yang mengajakku menikah, meski sudah melewati kematiannya.

Nah, setelah memahami kedua teknik di atas teknik mana yang akan kalian terapkan dalam menulis cerita? Penulis perlu tahu, nih, kalau tujuan menulis adalah membuat pembaca terhanyut dalam alur cerita. Namun, dalam membuat narasi tetap harus memperhatikan keseimbangan. Saat cerita terlalu puitis akan sulit dipahami dan membuat pembaca bosan, saat terlalu lugas pun akan sulit merasakan emosi yang ada. Jadi, kalian harus menyeimbangkan antara penggunaan teknik showing dan telling.

Rabu, 18 Agustus 2021

Tips Menulis Deskripsi Karakter yang Menarik

 


Gambaran tentang karakter dalam cerita seringkali diabaikan karena penulis lebih fokus kepada alur cerita untuk menarik pembaca, bahkan tak jarang karakter tidak sesuai dengan yang digambarkan di awal cerita sebut saja tidak konsisten. Padahal penggambaran karakter sangat diperlukan dalam karya fiksi untuk mengubah dan meneguhkan suasana dalam cerita. Deskripsi ini menciptakan kesan terhadap suatu alur untuk pembaca, hal ini juga membantu penulis menjelaskan imajinasinya pada pembaca.

Karakter merupakan hal paling penting yang harus diperhatikan di mana penulis mengembangkan kepribadian orang-orang dalam cerita menjadi sebuah individu utuh yang menarik. Cara menggambarkan karakter lewat deskripsi fisik, sedangkan karakterisasi dapat digambarkan lewat bagaimana cara mereka berpikir, mengatakan sesuatu, dan bertindak. Deskripsi tokoh membantu kita menjelaskan detail tempat, karakter, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam cerita. Penggambaran karakter sendiri bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu:

        1. Teknik penokohan analitik yang menggambarkan karakter tokoh secara langsung melalui uraian, deskripsi, atau penjelasan pengarang secara langsung.

       Baca juga: Pentingnya Konsistensi Karakter Tokoh

       2. Teknik penokohan dramatik adalah cara menggambarkan karakter tokoh secara tidak langsung dengan cara membiarkan tokoh memperlihatkan karakternya masing-masing melalui tingkah laku, peristiwa yang terjadi, dialog antartokoh, bentuk fisik tokoh, dan lainnya.

Nah, itulah cara umum untuk menggambarkan karakter tokoh dalam ceritamu, tentunya kita harus membuat karakter yang unik dan menarik untuk pembaca. Tak hanya alur cerita yang harus diperhatikan karena kesesuaian karakter dengan cerita dari awal, hingga akhir juga perlu dipertimbangkan. Di saat penulis tidak konsisten dalam menggambarkan karakter akan terlihat jika penulis tidak menjiwai karakter yang dibangun olehnya. Berikut cara menulis deskripsi karakter yang dapat menarik pembaca:

        1.       Memberikan deskripsi melalui tindakan

Tindakan yang dilakukan oleh tokoh bisa menjadi cara sederhana untuk menunjukkan karakternya. Namun, di saat memperkenalkan karakter tokoh dengan tindakan kita perlu menambahkan deskripsi fisik mereka. Contohnya:

Di balkon kamar kusambut pagi dengan buku dan kopi di meja yang setia menemani waktu santai ini, selagi Mentari masih hangat-hangatnya mengenai kulit. Kuabaikan teriakan dari dalam rumah yang terus memanggil namaku, menjadi egois beberapa menit tak akan membuatku dibenci. Jemari lentik meraih buku di meja untuk dibaca, lalu dengan lihai membalik halaman-halamannya. Musik pun kunyalakan, berdendang indah di telinga lewat earphone yang kupakai. Tersenyum tipis sembari berdendang mendengarkan lagu, teriakan itu tak terdengar lagi.

        2.       Menggunakan majas metafora dan simile

Bahasa kiasan menjadi cara yang efektif dan memberi kesan tersendiri dalam menggambarkan penampila karakter kita secara tepat dan halus. Contohnya:

Terdengar melodi piano samar-samar dari bawah balkon kafe, begitu melihat ke bawah kudapati seorang pria dengan kaos putih dibalut jas hitam. Gigi putih dan rapinya tersenyum kepada langit yang cerah, netra sipitnya menahan silau hingga ia menyadari mata seseorang mengawasinya. Kali ini pandangannya terarah padaku, bibir tipisnya mengerucut dan menatapku tak senang. Dengan cepat kehilangan kemanisan di wajahnya, berganti tatapan tajam yang seakan tak ingin aku memandangnya lagi.

Baca juga: Menghindari Penggunaan Karakter Tokoh yang Tidak Wajar

        3.       Menggunakan detail fisik untuk kepribadian, bukan hanya untuk visual

Hal yang sering kita temui penulis menggunakan detail fisik untuk menggambarkan karakter tokoh, contohnya:

Di panggung megah itu seorang pria berambut ungu menyanyikan lagu berjudul Ephiphany yang sukses membuat penonton larut dalam perasaannya. Netra sendu dan kosongnya seakan kehilangan kebahagiaan dalam dirinya, sedangkan rambut ungu memberi kesan tentang kuatnya cinta pada diri sendiri sesuai makna lagu. Keringat peluh memenuhi wajah saat mencapati high note dalam tiga kali yang berhasil membuat penonton hening.

        4.       Menggunakan deskripsi dengan perspektif narrator (Pengamat)

Deskripsi karakter yang baik juga menceritakan siapa yang menggambarkannya, seakan memberitahukan pada pembaca tentang sudut pandang dari narrator yang sedang mendeskripsikannya. Sebuah cerita akan mengalir sesuai sikap dan sudut pandang narrator yang diciptakan penulis. Jika narrator cerita suka menghakimi dan kritis, maka karakter pun tak akan lepas dari kritikannya. Tentu saja deskripsi dari narrator akan mempengaruhi deskripsi kita. Contohnya:

Untuk pertama kalinya gadis itu membuat artikel dengan kemampuannya yang terbilang standard, bahkan butuh waktu lama Menyusun satu kalimat. Saat interview pun ia sangat gugup, terlihat dari tangan yang gemetar dan caranya memandang HRD di hadapannya. Sekilas melirik dengan rasa takut, hingga keringat peluh menghias dahinya.

 

 

Senin, 16 Agustus 2021

Tips Memilih Diksi yang Tepat

 


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diksi adalah pilihan kata yang sempurna dan selaras dalam penerapannya untuk mengungkapkan gagasan, sehingga diperoleh kesan tertentu seperti yang diharapkan. Dengan kata lain, diksi tergantung kemampuan seseorang untuk menentukan kata yang sempurna dalam suatu kalimat. Pilihan kata yang sempurna akan membuat pembaca memahani dan menerima sebuah kalimat dengan sempurna sesuai harapan.

Kata sendiri adalah penyusun kalimat dan pembangun sebuah paragraph, gabungan kata yang membentuk kesatuan mampu menjelaskan suatu gagasan yang bisa dipahami. Gagasan ini bisa tersampaikan atau diterima, jika susunan kata di dalamnya tepat. Ketepatan dalam pemilihan kata sangat menentukan keberhasilan seseorang dalam penyampaian informasi, jika kata yang dipilih tidak tepat akan menimbulkan kesalahpahaman. Selain itu, ketepatan pemilihan kata berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memahami makna kata dan seberapa banyak kosakata yang dikuasainya.

Saat menyusun kalimat kita dituntut untuk cermat dalam menentukan kata yang tepat. Ketepatan kata berkaitan dengan diksi yang akan menimbulkan gagasan yang sama antara imajinasi pembaca dengan apa yang dipikirkan dan dimaksud penulis. Berikut syarat yang perlu diperhatikan saat menentukan pilihan kata (diksi) yang tepat:

Baca juga: Tips Menghidupkan Cerita, Imajinasi Kuncinya

        ·         Kenali perbedaan makna denotasi dan konotasi

        ·         Kenali bentuk dan kelas kata

        ·         Kenali penerapan kata-kata bersinonim

        ·         Bedakan kekerabatan makna kata secara cermat

        ·         Kenali makna dan penerapan imbuhan

        ·         Gunakan ungkapan (idiom) yang sesuai dan selaras

        ·         Gunakan kata umum dan khusus secara cermat

Tips Memilih Diksi yang sesuai

        1.       Sesuaikan dengan genre cerita

Nah, tidak mungkin saat menulis cerita teeniction menggunakan Bahasa baku dan puitis, begitupun saat menulis cerita adult tidak mungkin menggunakan Bahasa gaul seperti “lo-gue”. Di saat kita menulis genre horror tentunya pembaca mengharapkan suasana yang mencekam, bukan yang puitis, dan genre lainnya diksi harus menyesuaikan.

Baca juga: Tips Membangkitkan Mood Menulis

        2.       Sesuaikan dengan karakter

Hemm, ini yang sering salah, setiap tokoh pasti memiliki sifat yang berbeda. Cowok berandalan dengan gadis tegas dan dingin pastinya sangat berbeda, apalagi saat cowok tersebut ingin menyatakan cintanya pada si cewek. Pastinya harus memikirkan bagaimana mengatakannya. Selain itu, menggunakan sudut pandang orang pertama pasti sangat berbeda dengan sudut pandang orang ketiga karena lebih fokus pada narasi.

        3.       Sesuaikan dengan setting/latar

Pastinya latar tempat sangat memengaruhi pemakaian diksi, terlebih saat di luar negeri tidak mungkin memakai Bahasa gaul. Saat bicara dengan guru di sekolah, dengan orang tua di rumah, dan orang yang tidak dikenal, atau di depan public pastinya akan berbeda.

        4.       Gunakan kalimat efektif

Kalimat ambigu dan bertele-tele malah membuat orang lain enggan membacanya, bahkan menimbulkan kesalahpahaman yang berimbas pada tidak pahamnya pembaca pada alur cerita. Kalimat efektif sendiri adalah kalimat yang mudah dipahami oleh orang lain dengan tepat.

 


Sabtu, 14 Agustus 2021

Ciptakan Ending Memukau dengan Plot Twist

Untuk beberapa penulis apalagi penyuka film luar negeri pasti tidak asing lagi dengan plot twist atau akhir yang mengejutkan. Ya, plot twist merupakan kejadian yang tidak terduga dalam cerita. Ini adalah salah satu teknik naratif yang popular dan sering digunakan dalam fiksi. Cara ini dirancang untuk mengacaukan perkiraan penikmat. Penulis harus memelintir plot dengan memberi kejutan yang tidak terduga melalui detail peristiwa sebelumnya. Sering kita temui beberapa jenis plot twist yang mampu mengejutkan pembaca seperti:

        ·         Seorang karakter protagonist ternyata jahat

        ·         Bagian cerita yang terlihat tidak penting, ternyata penting

        ·         Konflik yang tadinya seakan selesai, ternyata menimbulkan konflik lain

        Baca juga: Tips Menghidupkan Cerita, Imajinasi Kuncinya

        ·         Muncul hal baru yang mengubah cerita sebelumnya

        ·         Kilas balik yang mengungkapkan sebuah informasi

        ·         Muncul seorang tokoh yang membalikkan cerita yang ada

Itulah plot twist yang sering muncul dalam film, heem sering greget kalau lihat film sudah tegang ah ternyata hanya mimpi, eh ternyata kilas balik masa lalu. Apalagi yang sudah menebak-nebak ceritanya seperti ini dan tokoh ini karakternya biasa saja culun dan ceroboh, tiba-tiba di akhir ternyata tokoh inilah penjahat yang sesungguhnya yang kejam. Namun, cerita yang tak sesuai dengan ekspektasi pembaca maupun penonton ini membuat banyak orang lebih bersemangat membaca ceritanya.

Baca juga: Tips Konsisten Menulis dengan Outline

Plot twist menjadi penting dalam sebuah cerita yang membuat pembaca maupun penonton turut terlibat. Selain itu, saat plot twist muncul pada pertengahan atau akhir cerita mereka akan mendapat kesan yang berarti, bahkan cerita ini akan membekas dalam hati peminatnya. Berikut beberapa cara yang bisa digunakan untuk membuat plot twist:

        1.       Bunuh karakter yang penting

        2.       Biarkan karaktermu menemukan alur cerita secara alami

        3.       Tinggikan karakter yang tampaknya tidak penting

        4.       Ciptakan kejadian besar untuk mengakhiri cerita

        5.       Pastikan alur ceritamu berhasil

        6.       Sebelum membuat plot twist, sebarkan petunjuk-petunjuk kecil

Nah, plot twist sendiri berarti alur cerita yang sengaja dipelintir sehingga menimbulkan efek kejutan. Pada dasarnya plot twist berasal dari kata plot yang artinya alur cerita dan twist yang berarti melintir. Kedua kata yang berasal dari Bahasa Inggris. Plot twist ini hanya akan cocok saat diletakkan di ending cerita kalian di mana penulis bisa mematahkan semua dugaan para pembacanya dan hal itu membuat peminat cerita terpukau dengan alur yang tak biasa. Cukup sekian pembahasan plot twist yang membuat ending memukai, semoga bermanfaat.

 

Rabu, 11 Agustus 2021

Konsisten Menulis dengan Menyusun Outline Cerita

 


Menulis menjadi hal menyenangkan, karena bukan sekadar merangkai kata untuk saya introvert menulis juga menjadi sarana untuk mengungkapkan perasaan. Namun, semakin ke sini perasaan tidak selamanya sesuai yang diinginkan atau berjalan mulus sesuai scenario cerita. Seiring berjalannya waktu di dunia kepenulisan saya sadar tidak hanya itu tujuan menulis, tetapi juga ingin dibaca orang lain. Saat menulis menggunakan perasaan yang silih berganti, bahkan tidak menentu akan membuat cerita menjadi terombang-ambing tidak jelas.

Tidak hanya itu kendala dalam menulis terkadang mood buruk datang membuat kita malas penulis, bisa juga tiba-tiba menemui jalan buntu di tengah cerita yang berakhir hiatus, ada juga yang mengalami writer’s block. Tentu saja hal ini membuat karyamu terbengkalai atau Kembali ke draft karena tidak bisa dilanjutkan dengan alasan kehabisan ide. Oleh karena itu, sebagai penulis kalian perlu menyusun konflik yang aka nada dalam ceritamu secara runtut. Hal ini disebut outline wajib ada sebelum mulai menulis novel karena merupakan peta dalam menulis.

Outline sendiri adalah struktur alur cerita yang akan ditulis untuk sebuah novel, ini biasanya berisi poin-poin utama yang akan diangkat dalam setiap bagian dari cerita. Outline dapat membantumu focus pada cerita, tidak menyimpang ke mana-mana, dan saat tidak ide pun kamu bisa kembali menengok outline untuk melanjutkan perjalanan ceritamu. Tentunya ini mempermudah penulis dalam menuliskan ceritanya. Bagaimana sih langkah membuat outline? Sebagai berikut:

        1.       Buat Premis

Premis adalah inti dari cerita yang menggambarkan keseluruhan isi dalam cerita yang dialami oleh tokoh utama. Ada empat unsur utama premis, sebagai berikut:

Baca juga: Tips Membangkitkan Mood Menulis

            a.       Karakter

            b.       Tujuan Tokoh

            c.       Halangan Tokoh

            d.       Resolusi

Contoh Premis: Aster seorang mahasiswi di Universitas Diponegoro yang mengambil jurusan Teknik, ia terkenal pintar dan pendiam. Sifat pendiamnya membuatnya dikucilkan, hingga ia jatuh cinta kepada seorang pria Bernama Alister yang friendly pada semua orang. Ingin sekali ia mengenalnya, tetapi Alister tak pernah melhatnya. Ia pun memilih mencari kesempatan untuk bertemu dengan pria yang dicintainya, seperti ikut ekstrakurikuler jurnalis dan olimpiade yang sama dengan Alister.

        2.       Bagi Cerita Menjadi 3 Bagian Utama

Kamu dapat memisahkan ini menurut perkenalan, konflik, resolusi. Bagian perkenalan pasti tahu dong kalian harus memperkenalkan karakter tokoh utama, lalu beranjak ke konflik di mana masalah tokoh utama mulai bermunculan dan cara bagaimana ia menghadapainya. Hingga berakhir solusi atau konsekuensi dari semua Tindakan yang sudah diambil.

Contoh:

Perkenalan: Perkenalkan Aster yang pendiam dan sering merasa kesepian

Konflik: Aster jatuh cinta dan bertekat untuk mendapatkannya

Resolusi: Aster dan Alister saling melengkapi dan berjanji bersama berjuang meraih cita-cita

        3.       Buat Poin dari setiap bagian/part cerita

Hal yang perlu kamu lakukan adalah mendaftar poin-poin yang ingin dibahas di setiap tiga poin utama tadi dan setiap satu poin mewakili satu bagian/part dalam cerita. Pastikan poin-poin selanjutnya berkesinambungan dan ini akan membuat pembaca penasaran dan ingin terus membacanya.

Contoh:

 

Perkenalan:

        1.       Perkenalan tentang Aster

        2.       Aster bertemu dengan Alister

Tengah:

        3.       Aster jatuh cinta dan bertekat mendapatkannya

        4.       Pertama mencari tahu tentang Alister

        5.       Lalu, mengikuti ekstrakurikuler jurnalistik

        6.       Mencari kesempatan mendekati Alister

        7.       Mengikuti Olimpiade Bersama Alister

        8.       Saling mengenal satu sama lain lewat diskusi

Akhir:

        9.       Keduanya saling jatuh cinta

        10.   Sering menghabiskan waktu bersama, hingga pacaran

 

        4.       Menambahkan Keterangan

Kalian bisa menambahkan cacatan untuk setiap poin yang sudah ada, seperti memberi quote atau sub-poin yang menjelaskan kejadian apa saja yang akan dilewati.

Baca juga: Tidak Konsisten Menggunakan Kata Ganti dalam Narasi

Contoh;

        5.       Mengikuti Ekstrakurikuler jurnalistik

            a.       Berdiskusi Bersama untuk membuat artikel

            b.       Melakukan wawancara bersama

            c.       Sering keluar Bersama untuk melakukan liputan

Sabtu, 07 Agustus 2021

3 Cara Asyik Menulis Artikel

 


Mendengar kata artikel akan terlintas pikiran tentang bacaan yang berat, apalagi jikalau menulisnya rasanya akan pusing tujuh keliling. Banyak orang lebih tertarik menulis cerita seperti novel atau hanya cerita pendek karena menyenangkan, nah hal ini membuat artikel sendiri kurang diminati. Perlu kalian tahu menjadi penulis artikel itu menyenangkan, banyak hal yang kalian tahu dan bisa berbagi informasi dengan orang lain. Bayangkan kalau tidak ada penulis artikel, kita tidak akan tahu informasi yang penting, menarik, unik, dan sebagainya.

Artikel sendiri adalah karangan faktual secara lengkap dan panjangnya tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan di media online maupun cetak dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur. Wah, faktual itu pastinya harus sesuai fakta dan akurat, hal inilah yang penting dari sebuah artikel agar dapat dipercaya masyarakat. Tidak hanya memberi informasi artikel juga bertujuan menghibur, lho. Kok bisa?

Perlu kalian tahu ada beberapa jenis artikel salah satunya deskripsi yang memberikan gambaran tentang kasus atau situasi sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasa. Ada pula artikel narasi sederhana yang dikenal sebagai cerita yang menjelaskan peristiwa secara kronologis, ini dapat beru fakta atau fiksi. Nah, tak jarang penulis artikel menggunakan artikel jenis ini untuk menceritakan kejadian dengan sedikit bumbu candaan yang akan menghibur pembacanya.

Baca juga: Cara Mudah Menulis Artikel dan Mengundang Banyak Pembaca

Artikel seringkali menjadi suatu karya tulis yang paling sulit dituliskan terlebih karena jarang pembacanya yang berminat karena bacaannya yang berat. Hal ini adalah gambaran yang salah tentang artikel, tanpa artikel yang memberi informasi dan membawa dampak positif lainnya kalian tidak akan bisa mengerti beberapa hal. Artikel sendiri tak jarang dijadikan tempat menceritakan pengalaman agar pembaca mengambil pelajaran dari sebuah kisah. Kita tak bisa jauh dari artikel, kita ubah mindset dengan menjadikan artikel sebagai bahan tulis yang asyik dan bacaan yang menyenangkan dengan 3 cara ini, yuk!

        1.       Gambarkan Keadaan

Hal menarik dari sebuah pembukaan adalah membawa pembaca dalam suasana santai untuk membacanya, seperti:

Suasana yang cerah dengan sinar Mentari yang menghangatkan menemani secangkir kopi dan koran tak lupa mengawali pagi dengan senyuman. Sedikit mengulas tentang cara asyik membuat artikel …

Nah, seperti itu contohnya yang membuat kita akan santai menulis karena awalannya yang tak berat, bahkan pembaca pun merasa enjoy dengan artikel yang akan kita buat.

Baca juga: Manfaat Menulis Artikel di Media Massa

        2.       Ceritakan Kisah Pribadi

Seperti yang tadi kita bahas bisa, nih membagikan pengalaman pribadi yang akan menjadi pelajaran penting untuk orang lain, untuk melengkapi bisa sedikit memberikan saran. Kalian tak perlu takut menceritakan kisahmu, karena hal ini akan bermanfaat untuk orang lain. Tentunya sebelum itu kalian harus tahu untuk siapa artikel itu dan masalah apa yang akan dibahas. Namun, kalian harus menceritakannya secara detail untuk membuat kisah ini seperti nyata.

        3.       Berikan Opini yang nyata

Opini atau pendapat haruslah sesuai kenyataan karena artikel membutuhkan pemikiran dan perasaan yang membuatmu bisa mengatur artikel secara langsung dengan berbagi pendapat yang besar dan berani melalui tanggapan terhadap sesuatu yang lain.

Rabu, 04 Agustus 2021

Tips Menghidupkan Cerita, Imajinasi Kuncinya

Pernah gak sih kalian baca cerita yang rasanya tuh hidup? Tidak sekadar nyaman di baca, tetapi kalian juga merasa kejadian dan tokohnya itu ada. Sulit, ya? Mungkin terbilang tidak pernah karena lebih enak baca yang singkat, tapi ngena ke hati atau yang menghibur bikin ketawa sampai terbahak-bahak. Kesulitannya sama saja, tetapi tujuan cerita tidak hanya sekadar menghibur dan menarik. 

Tujuan utama sebuah cerita adalah membuat pembaca masuk ke dalamnya. Masuk ke dalam cerita? Apa memakai sudut pandang pertama seperti kita yang menjadi tokoh utamanya? Salah besar. Maksud dari masuk ke dalam sebuah cerita apapun karakter si tokoh utama kalian bisa merasa kalian menjadi dia saat membaca termasuk merasakan perasaannya.

Nah, tertarik gak sih buat cerita gitu? Atau pengin baca yang seperti itu tetapi jarang? Banyak penulis yang menggunakan imajinasinya, sehingga menimbulkan kesan hidup kepada ceritanya. Misal, saya sendiri membayangkan bagaimana sosok Alister jikalau dihadapkan situasi seperti ini atau bagaimana menciptakan suasana agar karakter Alister ini terbaca. Saya praktikkan penerapan imajinasi, misal Alister digambarkan sebagai sad boy yang nyanyi di kafe. Ok, bayangkan diri kalian sebagai orang lain yang berada di kafe melihat Alister.

Baca juga: Tips Mengatasi Writer's Block

    Terdengar suara merdu dari dalam kafe saat baru saja meneguk kafe late. Begitu menoleh mendapati sosok pria yang memainkan gitar dengan jemari lentik, ia dendangkan sebuah lagu dengan netra terpejam. Seiring lirik mellow ia menunduk, terlihat jelas kegelisahan di wajahnya sampai ia mengakhiri pertunjukan malam ini dengan satu ayunan yang membelai setiap senar gitar. 

    "Hingga kau pun berlabuh di akhir ujung jalanmu," lirihnya. Lirik lagu Threesixty yang berjudul Sampai Nanti masih menggema di ruang hati, membekas begitu lama hingga bibir pun enggan bergeming. Tiba-tiba pria itu mengarahkan pandangan kepada gadis di ujung balkon yang sedari tadi mengawasinya. Tatapan sendu bertemu dengan netra sayu gadis bernama Aster itu.

    "Sampai nanti ...." Hanya kalimat itu yang keluar dari bibir tipis dan pucat pasinya. Senyum perlahan terkembang, dilambaikannya tangan untuk menyampaikan sampai jumpa. Berpamit seperti senja yang baru saja terbenam, hilang cahaya indahnya di ufuk barat meninggalkan kenang.

Cukup guys, kebawa suasana saya. Kutipan di atas jelas menggambarkan suasananya tanpa kehilangan keseimbangan, karena apa? Saya fokus kepada satu situasi yang membuat pembaca terhanyut dan mendalaminya. Kesimpulannya, imajinasi membuat cerita lebih hidup dan mudah dibaca. Mungkin berbeda dengan cerita lain yang menggunakan teknik tell, saya lebih suka menggunakan teknik show. 

Baca juga: Tips Membuat Puisi Ala Khalil Gibran

Sedikit mengulas tentang teknik yang disebutkan di atas, teknik tell atau menceritakan sangat sering dipakai. Daripada menjelaskan kekecewaan, cinta, kegembiraan, teknik ini langsung mengatakannya dengan gamblang. Misal, aku kecewa karena pembacaku sedikit. Berbeda dengan teknik show atau menunjukkan yang akan menggambarkan bagaimana rasa kecewa itu. Misal; kutatap sendu layar ponsel, jemari pun tak lelah menggulirnya sampai ke bawah, tetapi tak ada notifikasi. Semangat menulis yang tadinya mengembangkan senyum di bibir kini memudar begitu saja. Tangan lunglai ke meja, handphone tergeletak di sana tanpa guna sama seperti tubuh yang merosot ke kursi panjang. Menatap lurus ke lantai, berpikir panjang tentang angka view yang tak bertambah.

Selain menghidupkan cerita, memperindah narasi, imajinasi juga membuat kita lega guys. Kok bisa? Secara tidak langsung imajinasi akan mempengaruhi pemikiran kita dan membuat hidup menjadi lebih berwarna. Yang tadinya dipenuhi beban bisa kita ubah dengan menghadirkan khayalan. Misal, saat author kecewa karena menghadapi hidup sendirian berimajinasi saja menghadirkan tokoh fiksi yang seolah membantu. Ini seperti terapi fisik yang akan menyembuhkan batin kita sendiri.

Baca juga: Tips Mencintai Karya Sendiri

Misal,

Di ruang gelap aku sendiri merengkuh diri dalam sepi, hanya bisa menangis meratapi nasib. Menjadi beban keluarga yang dirundung rasa bersalah, seakan hidup tanpa guna. Air mata keluar tanpa henti selama hati masih tersakiti, hingga sebuah tangan terulur. Begitu kugenggam cahaya masuk ke ruangku. Namun, ditariknya tanganku untuk bangkit. Dialah ego yang ingin aku bermimpi, membawaku ke kehidupan nyata untuk mewujudkannya.

Imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambar kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang secara umum. Istilah ini secara teknis dipakai dalam psikologi sebagai proses membangun kembali persepsi dari suatu benda yang terlebih dahulu diberi persepsi (dikutip dari wikipedia). Itulah imajinasi yang membuat hidup kita menjadi berwarna, sebagai penulis tentu kita sangat membutuhkannya. Terlepas dari menghidupkan cerita, memperindah narasi, dan mewarnai hidup imajinasi adalah gagasan yang harus digali oleh diri kita sendiri. Pemikiran itu berasal dari kita sendiri okay.