Kamis, 01 Juli 2021

Putri Diva Maria Dewi

 


Namanya Putri Diva Maria Dewi. Bisa dipanggil Putri. Usianya masih tujuh belas tahun. Putri lahir dan besar di kota yang mempunyai maskot tari gandrung, yaitu kota Banyuwangi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa. Putri mulai menekuni dunia literasi khususnya di bidang naskah non fiksi sejak satu tahun yang lalu. Ketika ia tergabung dalam grup kepenulisan Sirius Writers Squad. Sudah ada beberapa karyanya yang terbit. Di antaranya yaitu Antologi Puisi Gradasi Kalbu yang terbit di Penerbit Guepedia (tahun 2019), Antologi Puisi Tenunan Kata yang terbit di Penerbit Penulis Bersama (tahun 2020), Novel Alisa Milikku yang terbit di Penerbit Suara Sastra Publisher (tahun 2021) saat ini masih dalam tahap pre order.

Arti menulis bagi Putri adalah sebuah kebutuhan. Putri setiap harinya selalu menulis meskipun itu hanya satu kata saja. Teman-temannya sudah tidak heran lagi kalau melihat siswa kelas dua belas ini menulis di taman sekolah, kelas, atau di tempat mana pun. Satu hal yang melatar belakangi Putri untuk menulis karena ia mudah untuk jatuh cinta dengan seseorang, tetapi ia tidak punya keberanian untuk mengungkapkannya. Kebanyakan tulisannya tentang patah hati atau tentang cinta anak remaja. Bahkan Putri pernah suka dengan seorang guru muda di sekolahnya, dan kisah cintanya dituliskan dalam cerita fiksi yang berjudul Alisa Milikku dan masih proses Pre Order.

Putri lebih suka menulis cerita fiksi yang berbentuk novel, dan quote. Ia kurang suka menulis puisi. Karena baginya, menulis novel fiksi dapat membuat imajinasinya dengan leluasa menari-nari di atas kertas. Untuk mendapatkan inspirasi menulis, biasanya Putri akan duduk di perpustakaan sekolah dan membaca sekilas beberapa novel, atau melamun di ayunan taman sekolahnya.

Tantangan terbesar Putri dalam berkarya adalah susah membagi waktu. Putri disibukkan dengan banyaknya tugas dan praktik karena ia bersekolah di SMK, dan juga ia bekerja sebagai freelance layouter di tiga Penerbit indie. Kendati demikian, keluarga Putri sangat mendukung ia dalam berkarir di dunia tulis. Ia ingin penulis seperti Sapardi Djoko Damono, Asma Nadia, dan juga Tere Liye. Ketiga sosok tersebut adalah idola Putri. Mereka juga yang menjadi motivasi bagi Putri untuk terus menulis sampai akhir hayat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.