Elzia, adalah nama pena dari penulis
amatir yang lahir dan besar di Sumatera Selatan dengan garis keturunan Jawa.
Penikmat benda langit bernama awan dan suka hal-hal unik, filosofis, dan
estetis. Bagi El, menulis adalah seni yang bisa mengantarkan penulisnya menuai
pahala karena sebuah tulisan bisa membuat orang termotivasi dan terinspirasi
untuk mengerti dan memperbaiki diri. Seperti dirinya, contohnya.
Sebagai seorang awam, El ini sangat
minim pengetahuan mengenai literasi. Ia pun bergabung dengan forum-forum
kepenulisan untuk mendapatkan ilmu serta memperluas jaringan. Sebagai orang
yang moody-an ia kerap kali oleng dari tujuan awalnya hingga membutuhkan teman
yang sama-sama tengah berjuang. Namun, seiring berjalannya waktu, ia sadar bahwa
semua harus diawali dari diri sendiri, maka dari itu, El memutuskan untuk
pemperkuat tekad dan bersungguh-sungguh demi impiannya.
El suka membaca sejak menginjak kelas
2 sekolah dasar, ia sering pergi ke perpustakaan diwaktu luang demi menuntaskan
rasa penasaran akan buku-buku yang disediakan. Ia mulai terjun ke Dunia
Literasi sekitar pertengahan tahun 2019, El baru memiliki dua buku antologi
yang berjudul "Penggalan Kisah Romansa" Yang diterbitkan oleh Sinar
Pena Amala dan "13.00" Yang diterbitkan oleh AE Publishing Cabang
Surabaya.
Masuk ke Dunia literasi membuatnya
banyak belajar, ia belajar beradaptasi dengan berbagai kalangan, bersikap, dan
membenahi tulisannya yang begitu berantakan. Dipertemukan dengan berbagai tipe
kepribadian, membuat El semakin sadar bahwa sangat penting menghargai orang
lain siapa pun dia, mengambil pelajaran berharga dari orang-orang yang
ditemuinya, melihat kehidupan dari sudut
pandang berbeda, dan mereka yang tetap produktif di tengah kesibukkan.
El suka menulis sejak umur belasan.
Baginya, menulis itu seperti sarana yang bisa menyalurkan perasaan yang tak
terucapkan. Ia juga ingin berbagi sudut pandang dan hal-hal menarik melalui
karya. Selagi bisa ia ingin terus menulis, menghasilkan karya yang bermanfaat
dan estetis tentunya. Selain itu, El juga sedang belajar desain karena baik
menulis atau pun desain adalah dua hal yang ia suka.
Minimnya minat baca masyarakat
Indonesia membuat ia ingin menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang
membenahi lingkungan dimulai dari dirinya sendiri. Apa lagi sekarang banyak
disediakan forum-forum kepenulisan, event yang menarik dan hadiah besar, dan
banyak orang-orang yang terjun ke dunia literasi.
Jika ditanya lebih suka nulis fiksi
atau non fiksi, maka ia akan memilih fiksi karena fiksi lebih mudah. Tulisan
fiksi lebih mengandalkan imajinasi meskipun logika tetap di terdepankan. Juga
karena faktor ilmu yang kurang memadai.
Menulis novel cukup sulit bagi El. Ia
sering kali kehilangan ide dan semangat untuk menyelesaikannya karena alur
ceritanya yang panjang hingga memutuskan untuk menulis cerpen atau cermin dulu
yang sekali tamat, juga mempelajari bagaimana pengolahan alur supaya epik, dan
lainnya.
Mood yang suka berubah-ubah, semangat
pasang surut, juga kadang kala kondisi yang tidak mendukung acapkali menjadi
kendala, tetapi ia percaya bahwa dengan tekad yang kuat, usaha, serta niat yang
baik insyaAllah Allah akan memudahkan jalannya.
Sejak awal El ingin menjadi penulis yang bermanfaat juga
menghasilkan cuan, juga punya pekerjaan yang bisa dikerjakan sambil rebahan. Setelah
sekian waktu berlalu, tetapi ia masih berdiri di situ-situ saja. Kadang kala
memaksakan diri supaya bisa konsisten, tetapi malah memperburuk keadaan sebab
menulis dalam keadaan tertekan. Ia pun memutuskan untuk banyak membaca dan
menambah wawasan terlebih dahulu, hingga menemukan beberapa kalimat, yaitu : "Tidak
terlalu perlu memaksakan diri karena sesuatu yang dipaksakan itu tidaklah
begitu baik." "Menulislah jika ingin dan berhenti jika sudah lelah."
"Biarkan semua mengalir seperti
yang seharusnya, tapi tetap harus tau, kapan waktu untuk istirahat dan kapan
waktu berjuang kembali."
Ketika El mengatakan ingin membeli
buku antologinya dan menjelaskan bila dalam beberapa waktu belakangan belajar
literasi, keluarganya tidak mendukung juga tidak melarang. Ia dibebaskan
melakukan apa saja asalkan bukan hal negatif.
Saat berada dalam masa writers block
ia membaca kalimat-kalimat motivasi, bertanya pada teman-teman, tetapi tidak
juga membuatnya kembali bersemangat. Hingga setelah itu ia sadar.
Motivasi-motivasi yang dibacanya itu tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada
tekad dan keinginan yang kuat dari dalam dirinya karena hidupmu tergantung
bagaimana kamu dan Tuhan tentunya.
Itulah profil perjalanan Elzia selama
kurang lebih dua tahun di Dunia Literasi.
Jika ingin mengenal sosoknya lebih
dekat. Kalian bisa mengunjungi akun media sosialnya di bawah ini.
IG : El0400_
WP : El0400
FB : Elzia
0 Response to "Elzia"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.