Senin, 01 Februari 2021

Nutula Seminat "Tips dan Trik Menulis Romance-Spiritual" Bersama Kak Hanaksara

 

PROFIL PEMATERI

Nama lengkap : Hana Lestari

Nama pena : Hanaksara

Tempat tanggal lahir : Lampung Timur, 07 Juni

Riwayat pendidikan :

SDN 1 Negeri Katon

SMPN 2 Sekampung

SMAN 1 Sekampung

IAIN Metro


Karya : Ali & Zahra (Sudah terbit), Luka & Lara, Still You, Daffa


Sosial media :

Instagram - Hanaksara.pena

Wattpad - Hanaksara

Kwikku - Hanaksara

Facebook - Hanaksara

Line - Hanaksara


Moto hidup :

"Belajarlah seolah-olah kamu akan hidup selamanya."



TIPS DAN TRIK MENULIS ROMANCE-SPIRITUAL

Romance-spiritual adalah salah satu genre yang menggabungkan unsur romance dengan religi. Di sini, penulis menekankan pada kisah romantis yang sesuai dengan syariat Islam. Tentunya, bukan hanya kisah romantis bernuansa Islam saja. Melainkan nilai-nilai moral-sosial yang tersaji di dalamnya. Tujuannya bukan hanya untuk berdakwah. Melainkan introspeksi diri, dan berbagi kebaikan.


Tips menulis romance-religi yang menarik : 

1. Niatkan karena Allah Subhanahu wata'alla

2. Temukan ide dan tentukan tema yang mau diangkat. Ide bisa kalian dapatkan dari mana aja dan kapan aja. Bahkan, kalian bisa ambil dari kisah nyata di lingkungan sekitar kalian. Nah, untuk genre ini, kalian bisa banget angkat tema dari kisah-kisah Nabi dan para sahabatnya, dan lebih bagus lagi jika dikaitkan dengan keadaan saat ini.

3. Menulis dengan hati. Emosi yang keluar dari hati akan lebih mudah tersampaikan ke pembaca. Selama menulis, coba bayangkan kamu yang berada di posisi tokohmu. Perkuat lagi dengan narasi show, bukan tell. Buat pembaca larut dalam cerita dalam segi emosi, empati, dan penasaran di tiap babnya.

4. Riset. Sebelum kalian mulai menulis, kalian disarankan untuk riset terlebih dulu. Apalagi, misal nih, kalian mau ambil tema yang berlatar di pondok pesantren. Kalian harus tahu, apa aja sih kegiatan santri dan santriwati saat di pesantren? Bagaimana sih suasana tinggal di pesantren? Jadi, enggak hanya ikut-ikutan di novel yang pernah kalian baca atau bahkan cuma latar tempelan.

5. Perbanyak membaca. Karena ini materinya tentang menulis religi, banyakin baca novel-novel segenre. Tidak harus buku fisik, kalian bisa baca di Wattpad, artikel dengan sumber terpercaya juga ipusnas. Kalau aku sendiri menyarankan untuk baca di ipusnas. Di aplikasi ipusnas kalian bisa pelajari dan pahami sendiri gaya menulis, penulisan dialog tag yang benar, serta bagaimana penulis mengemas ceritanya menjadi cerita yang menarik dibaca. Oh iya, jangan cuma berupa novel, ya. Perbanyak juga membaca buku-buku islami, bisa fikih, sejarah dll. Untuk apa? Jadi, buku-buku islami itu bisa kalian pakai sebagai pegangan. Jadi tidak boleh asal-asalan dalam mencantumkan hadis kalau kalian belum tahu seperti apa penafsirannya.

6. Buat judul, blurb, prolog dan alur yang unik dan tidak pasaran. Untuk judul, aku terbiasa cek di kolom pencarian Wattpad. Kalau sekiranya judul yang kita pilih sudah banyak yang pakai, maka aku sarankan untuk cari yang lain. Contohnya, cerita aku yang judulnya Luka & Lara. Saat kalian cari di kolom pencarian, maka hanya itu judul satu-satunya. Itu bisa memudahkan pembaca untuk mencari cerita kalian tanpa harus kasih link. Tambahan, kalau mau buat novel dan belum nemu judul, sebaiknya tulis saja dulu ceritanya. Judul bisa belakangan. Karena kalau kelamaan mikir judul, bisa-bisa idenya hilang lagi. Blurb, aku sarankan buatlah blurb yang berakhir tanda tanya. Karena itu sukses bikin penasaran pembaca. Apalagi, ditambah prolog yang menarik sehingga membuat pembaca bertanya-tanya, "Wah, endingnya bakal seperti apa, ya?"

7. Persiapkan penokohan, setting cerita, sampai penyelesaian konflik dengan matang. Tokoh harus kuat, konsisten dan hidup. Ciptakan tokoh yang bisa menjadi panutan pembaca melalui kebaikannya (sisi humanisme). Hindari tokoh yang sempurna. Ingat, manusia itu tidak ada yang sempurna. Manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Jadi, jangan mentang-mentang dia laki-laki salih nih misal. Jangan dibuat sempurna, lantas tidak pernah berbuat salah. Lalu, saat kamu hadirkan tokoh antagonis, harus ada sebab dan akibatnya. Jangan tiba-tiba jadi jahat tanpa sebab. Apalagi sampai saat kalian menyelesaikan cerita, timbul pertanyaan yang belum terjawab. "Itu si A kenapa jadi jahat sih?"

8. Ending yang berkesan. Dikatakan berkesan jika semua pertanyaan telah terjawab. Jadi, tidak ada lagi pertanyaan yang hinggap di kepala pembaca. Buat ending yang bikin pembaca baper. Bukan hanya bawa perasaan, tapi bawa perubahan. Dalam novel romance-religi diharapkan pembaca tak hanya menangkap satu sisi saja. Pesan tersirat maupun tersurat dari penulis sebisa mungkin harus sampai ke pembaca.


TANYA-JAWAB

1. Nama : Auliya

Domisili : Batang

Pertanyaan : Kenapa kakak lebih memilih genre romance religi? dan asal mula kakak masuk dunia menulis itu bagaimana?

Jawaban : Halo, Kak Auliya. Kalau ditanya kenapa pilih genre Romance-spiritual, aku sendiri enggak tahu jelas, ya. Cuma ada hal-hal yang menurut aku sangat luar bias, yaitu pengaruh genre ini dalam kehidupan aku. Di genre ini, aku bisa mengajak banyak orang untuk menjadi lebih baik, di sini juga bisa jadi bahan untuk bermuhasabah atau berintrospeksi diri. Karena jujur aja, aku sendiri sering tertampar dengan apa yang aku tulis. Dari situlah aku banyak belajar.

 

2. Nama : Nurjannah

Domisili : Lampung Utara

Pertanyaan : Bagaimana cara membuat judul yang bisa menggambarkan isi dari cerita? Dan bagaimana cara membuat blurb yang menarik? Terima kasih.

Jawaban : Coba dibuat sinopsis dulu, Kak. Nah, inti dari cerita itu yang bisa dibuat judul. Misal ceritanya tentang seolah laki-laki yang memperjuangkan seorang perempuan lewat doa, bisa beri judul Merayumu Dengan Doa, dll. Menarik atau enggak itu perspektif orang suka beda, ya. Tapi coba deh kasih cuplikan dari cerita itu yang menurut Kakak paling menonjol. Terus pancing dengan pertanyaan yang buat pembaca ikut menebak-nebak. Biasanya aku buat seperti itu.

 

3. Nama : Yudith

Domisili : Cimahi

Pertanyaan : Saya mualaf, Mbak, jd pengetahuan agama sy minim banget. Selain buku, utk riset, mungkin ga kalo nanya2 ke ulama atau ustad/zah, trs valid atau tidaknya gmn, karena banyak juga pndapat yg beda2. Terimakasih.

Jawaban : Masyaallah, semoga istiqomah ya. Kalau mau tanya ustaz/ustazah, tokoh agama boleh banget, Kak. Sumber syariat islam itu kan ada Al-Qur'an, Hadis, Ijma dan Qiyas. Untuk kebenaran suatu perkara bisa cek di situ, Kak. Misal, manfaat puasa Senin Kamis, itu kan ada hadisnya. Nah dicek, itu sahih atau enggak hadisnya. Kurang lebih begitu, Kak. Selama itu sahih, insyaallah valid.

 

4. Nama : Galuch Fema

Domisili : Purwokerto

Pertanyaan : Kalau menulis genre romance spiritual harua menyelipkan ayat Al Quran atau hadis tidak?

Jawaban : Halo, Kak Galuh. Wajib sih enggak, Kak. Cuma memang sebaiknya pakai. Kalau menurut aku sih sunah muakad. Karena ini berhubungan dengan syariat Islam, kita enggak bisa asal mencantumkan sesuatu yang tidak jelas asal muasalnya. Jadi pembaca bisa cek juga kebenarannya. Ini juga membantu penulis jika ada pertanyaan dari pembaca mengenai sahih atau enggaknya ilmu yang kita sampaikan.

 

5. Nama: Khusnul Khotimah

Domisili: Gresik

Pertanyaan : Apakah novel bergenre romance spiritual ini selalu serius? Atau boleh sedikit diberi guyon biar ga monoton? Terimakasih

Jawaban : Enggak selalu kok, Kak. Coba aja baca novel-novel islami, banyak kok yang disertai guyonan. Nabi Muhammad aja suka kok bercanda sama istri dan sahabatnya. Yang penting mengerti batasannya. Novel kan menggambarkan kehidupan kita juga. Kalau terlalu serius justru terkesan enggak natural.

 

6. Nama : Nurfadillah

Domisili : Makassar

Pertanyaan : Ada tips tersendiri kah untuk membuat prolog cerita genre spiritual yang menarik?

Jawaban : Aku enggak tau takaran menarik atau enggaknya sebuah novel, ya. Karena setiap pembaca itu punya seleranya masing-masing. Prolog juga kan enggak wajib, ya. Prolog juga bisa menjadi penyedia latar belakang, mengungkap bagaimana karakter bisa berada ada dalam situasi sekarang dan lain sebagainya. Kalau aku sih biasanya sengaja aku munculkan konflik kecil dari tokoh utama. Dari situ biasanya pembaca bakal penasaran sama chapter selanjutnya.

 

7. Nama : Wiwit Hermawati

Domisili : Kendal

Pertanyaan : Menulis Genre romance spiritual, agar tidak terkesan menggurui bagaimana? Lalu bagaimana mengembangkan antara romance dengan spiritualnya?

Jawaban : Coba dibuat adegan, Kak. Padukan antara dialog dan narasinya. Contoh,

Lara berdecak kesal. Tangan kirinya bergerak cepat mengambil tisu di atas nakas untuk mengelap hidungnya yang ikut berair karena terlalu lama menangis. “Sabar juga ada batasnya, Bun. Lara cuma manusia biasa,” keluhnya. “Kata siapa sabar itu ada batasnya? Nak, dengar Bunda. Allah Subhanahu wata’alla pernah berfirman dalam surat Az-Zumar, ayat 10. Yang bunyinya, 'Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas.  Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas'. Jadi, kita sebagai manusia biasa seharusnya malu berkata bahwa sabar itu ada batasnya sedangkan pahala yang diberikan Allah tanpa batas.”

 

8. Nama : Putri

Domisili : Banyuwangi

Pertanyaan : Cara menyeimbangkan antara dialog tokoh, narasi, sama dalil-dalil atau ayat Alquran itu bagaimana, Kak? Kan biasanya genre spiritual-romance banyak itunya.

Jawaban : Usahakan jangan banyak dialog kosong, Kak. Kosong itu dialog yang nggak penting. Kayak seputar udah makan apa belum, lagi ngapain gitu. Kalau aku biasanya buat adegan, misal si A dan si B lagi debat perkara pacaran :

"Emangnya salah ya pacaran? Aku kan sama dia nggak ngapa-ngapain,"  tandas Amira dengan ekspresi kesal. Ayu menanggapinya dengan tersenyum tipis. Dengan sabar, dia menyahut, "Kalau kamu pacaran, itu artinya kamu dengan sengaja membuka peluang setan untuk menjerumuskan kalian ke dalam maksiat. Kamu enggak ingat sama ucapan Ustaz kemarin? Dalam surat Al-Isra ayat 32 dijelaskan 'Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk', yakin masih mau pacaran?". Amira terdiam. Rasa sesal mulai menggerogoti hatinya. Benar kata Ayu. Tidak ada yang namanya pacaran syar'i. Sudah jelas Allah melarang hamba-Nya untuk bermaksiat, dia masih saja melakukannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.