Rabu, 17 Februari 2021

Notula Seminar Bersama Kak Bunga SA


Founder: Khoirun Nisa Abidah

Penanggung jawab: Anjar Lembayung

Admin:

1. Fajriya Erisa

2. Noona Agasi

3. ImuniQ_J

BIODATA NARASI PEMATERI

Nama Bunga Savira Aristya, biasa dipanggil Bunga. Mahasiswi jurusan Sastra Inggris, di UNISMA Bekasi. Semester 7, suka nulis dari SD. Umur 22. Editor freelance. Mempunyai satu karya yang diterbitkan oleh Guepedia Penerbitan berjudul ALFAZURA serta karya lainnya di Wattpad yaitu;

-Dreamer Boy

-My Wedding Dream

-LANGIT

Bisa ditemui di:

IG: @bungasaviraaristya_

Wattpad: @BSAristya

Fb: Bunga Savira Aristya

Twitter: @BungaSaviraA

Line : bungasa09


Cara meningkatkan kepercayaan diri kepada tulisan.

Kamu harus percaya diri dulu sama diri kamu, kamu mau menulis untuk diri kamu dulu. Untuk membahagiakan diri kamu, kalau diri kamu bahagia sama apa yang kamu tulis? Insyaallah, yang baca pasti bahagia. Kenapa aku bilang gini? Karena kalau kamu ragu sama tulisan kamu, kamu merasa tulisan kamu jelek. Pasti hasilnya akan jelek. Iya, aku tahu. Setiap manusia memang tidak akan pernah puas dengan pencapaiannya, tapi percaya deh. Apa pun yang kamu lakukan dengan hati, pasti akan ada rasa bahagia dan puas tersendiri.

Jangan banding-bandingkan karya kamu dengan orang lain. Iya, memang benar. Itu untuk memacu diri kita, tapi kalau kamu terus push diri kamu untuk seperti orang lain? Pasti akan sakit di kamunya. Kamu akan selalu merasa; "Ah, kok ceritaku nggak dibaca ya? Jelek kali ya?" Padahal, kalau kamu percaya cerita kamu bagus dan terus menulis sampai selesai lalu promosi, aku yakin bakal ada yang baca. Karena kamu juga lakukan itu dengan hati.

Jangan pikirin komentar negatif, setiap penulis punya gaya tulisannya masing-masing meskipun mengambil tema yang sama. Misalkan " cold boy " atau "bad boy " masing-masing dari kita pasti memiliki gaya penulisan yang berbeda. Jadi, jangan dipikirin komentar yang membanding-bandingkan karya kamu dengan orang lain. Kamu ya kamu, dia ya dia. Karena kalau kamu selalu membanding-bandingkan diri kamu dengan orang lain, kamu akan terus merasa bahwa kamu nggak bisa apa-apa. Padahal, dengan kamu mulai menulis aja? Itu udah hal yang bagus dan patut diapresiasi. Karena yang lain hanya bisa membaca. Tapi, kamu? Mikir alur, tokoh, pesan, karakternya gimana? Iya kan?

 

Tanya Jawab

Nama: Dini Moningsih

Domisili: Sulawesi Selatan

Pertanyaan:

Bagaimana caranya jika kita ingin menulis cerita yang bergenre horor agar ceritanya itu kayak nyata atau apabila dibaca atau didengar kayak benaran kita rasakan

Jawaban:

Hem, gimana ya? HAHAHAHA, duh aku nggak pernah nulis horror soalnya, karena aku pun masih berusaha untuk menulis genre tersebut. Mungkin kamu bisa mencoba untuk berada dalam ketakutan terlebih dahulu, bayangkan kalau kamu ada di suasana yang sedang kamu tulis

 

Pertanyaan 1

Nama: Ma'wa

Domisili: Batang

Pertanyaan:

Bagaimana caranya biar kita bisa komitmen dalam menulis

Jawaban:

Cara agar konsisten dalam menulis

1.Buat Outline. Ini aku pribadi sih, nggak pernah buat. Tapi, kalau kalian tipikal orang yang bisa teratur dan bisa ikutin aturan alur yang kalian tulis. Ini bisa jadi alasan pertama, karena kalau udah buat outline. Otomatis kalian udah tau nih, alur selanjutnya kayak gimana

2. Harus percaya diri. Jangan pernah mikir kalau cerita kalian itu jelek dan pasaran sih. Mungkin kalau emang merasa alur kalian pasaran, kalian bisa pilih alur yang lain. Yang kalian kuasai ya, yang kalian itu jalaninnya dengan sepenuh hati

3. Kalau semisalkan stuck, jangan dipaksain. Karena nanti jatuhnya kalian nggak sehati sama alurnya, kalau stuck, baca lagi alur sebelumnya. Terus tentuin gimana kalimat selanjutnya kayak mana. Biasanya aku ini cari referensi dari film atau musik sih.

5. Selalu semangat dan berusaha menyicil tulisan kalian. Minimal kalian itu bisa update satu hari satu Bab. Kalau nggak bisa, kalian bisa menyicil menulisnya minimal satu hari itu satu paragraph. Nggak usah banyak-banyak, gapapa. Asal konsisten dan niat dengan hati. Yang penting tulisan kalian selesai

 

Pertanyaan 2

Nama: Palupi Endah

Domisili: Jakarta

Pertanyaan:

Bagaimana agar saya percaya diri lagi, setelah dua bulan lebih off nulis?

Jawaban:

Hem, gimana ya? Coba buat menulis sedikit demi sedikit dulu, tentang rasa ketidakpercayaan diri kamu dalam menulis. Sifat itu bisa kamu jadikan karakter dari salah satu tokoh, lalu kamu tuliskan segala perasaan kamu.

 

Pertanyaan 3

Nama: Galuch Fema

Domisili: Purwokerto

Pertanyaan:

Ada tips khusus tidak biar tidak insecure dengan tulisan sendiri. Soalnya lihat tulisan orang lain yang baca sampai jutaan kok bukannya tertantang malah malas melanjutkan lagi untuk nulis?

Jawaban:

Hahahah, kayaknya kalau malas itu kamu hapus dan ubah, kamu bisa terus nulis dan pacu adrenaline kamu supaya bisa seperti orang yang kamu liat. Kamu harus bisa seperti dia, dengan versi kamu sendiri. Walaupun nanti berbeda stepnya, kamu bisa membuktikan bahwa ceritamu juga pantas dibaca orang lain. Tips dan triknya itu ada pada kamu sendiri yang mau mengubah dirimu atau enggak hehe.

 

Pertanyaan 4

Nama: Septi Puri Damayanti

Domisili: Lampung Tengah

Pertanyaan:

Bagaimana caranya agar tulisan kita tidak mati/ kehabisan ide dan bisa memberikan sensasi menyentuh atau feel-nya dapat baik pembaca atau pembuat sendiri

Jawaban:

Hem, kalau stuck biasanya aku dengar lagu atau nonton film. Biasanya juga aku minta beberapa kata gitu ke followers IG, terus nanti aku jadikan quotes. Kalau untuk biar feelnya ada, kamu harus berusaha untuk memposisikan diri kamu ini penulis dan pembaca.

 

Pertanyaan 5

Nama: Wiwit Hermawati

Domisili: Ken

dal

Pertanyaan:

Kata orang-orang setiap tulisan akan menemukan pembacanya. Lalu, bagaimana caranya agar penulis pemula karyanya bisa menemukan pembaca? Boleh kasih tipsnya, dong, Kak.

Jawaban:

Aku nggak punya tips jitu, cuman bermodalkan niat, terus menulis serta perbaiki penulisannya, banyak baca, banyak bertanya sama teman yang bisa bantu krisar, promosi di IG, twitter, line, FB, ask.fm. baru-baru ini aja aku promosi di tiktok pakai video karena visualnya adalah tiktokers wkwk. Itu sih, sama cuekin kata orang tentang apa yang kamu tulis.

 

Pertanyaan 6

Nama: Yanti

Domisili: Magelang

Pertanyaan:

Bagaimana agar kita pede dengan tulisan kita? Karena terkadang setelah kita nulis jadi agak kurang puas dengan tulisan sendiri.

Jawaban:

Nah, ini yang harus dikurangin ya. Kalau emang nggak puas, buka halaman baru, tulis lagi. Pokoknya sampai kamu ngerasa kayak "weh, gue hebat banget ya nulis alur begini? Alur yang nggak semua orang bisa." Coba buat bangga sama diri sendiri, jangan push terus sampe gila wkwkwk cuekin pembaca yang nuntut ini dan itu di alur ceritamu.

Kalian itu penulis, Tuhan dari cerita yang kalian tulis kecuali kalau cerita tersebut masuk meja penerbitan beda lagi urusannya. Ada editor dan proofread yang harus memastikan naskah kalian laku di pasaran.

 

Pesan Kak Bunga

"Menulislah untuk diri kalian sendiri, jangan terlalu memikirkan jumlah pembaca, vote dan komentar. Dibaca banyak, itu Alhamdulillah, bonus. Jangan gengsi promosi, di semua sosial media kamu. Jangan di dinding orang karena nyampah dan nggak semua mau dikotorin dindingnya. Usaha aja pakai semua media sosial kamu, dan terakhir. Kamu harus bangga dengan hasil karya yang kalian tulis, karena kalau bukan kalian? Siapa lagi? Kasih apresiasi buat diri sendiri yang mau berkarya disaat orang lain hanya bisa menikmati saja. Pembaca akan datang kalau memang kamu yakin dan terus berusaha."

"Menulis itu sesuai hati kamu, sesuai keinginan kamu, niat kamu untuk membuat sebuah karya. Jangan terlalu maksain orang buat baca cerita kamu, tugas kamu adalah promosi dan terus giat menulis. Tidak masalah yang baca tulisan kamu itu hanya orang terdekat dulu, setidaknya mereka mampu memberikan masukan, kritik serta saran. Jangan lupa juga, harus bangga dengan hasil karya sendiri, kalau bukan kita sendiri, siapa lagi? Kasih apresiasi buat diri sendiri yang sudah mau menciptakan sebuah karya disaat orang lain hanya bisa menikmati saja. Cuekin orang yang memang tidak menyukai kalian. Karena itu hanya akan menghambat karir kalian. Karena kalian tidak bisa membuat semua orang suka sama kalian dan buktikan aja tulisan kalian layak untuk dicetak. Tampar mereka yang nggak suka pakai buku kalian nanti. -Bunga SA-"

"Berbuat baik itu kewajiban, tetapi berbuat baik dengan mengharapkan imbalan itu bukan keharusan."

-Ravindra Bashra


Senin, 01 Februari 2021

Nutula Seminat "Tips dan Trik Menulis Romance-Spiritual" Bersama Kak Hanaksara

 

PROFIL PEMATERI

Nama lengkap : Hana Lestari

Nama pena : Hanaksara

Tempat tanggal lahir : Lampung Timur, 07 Juni

Riwayat pendidikan :

SDN 1 Negeri Katon

SMPN 2 Sekampung

SMAN 1 Sekampung

IAIN Metro


Karya : Ali & Zahra (Sudah terbit), Luka & Lara, Still You, Daffa


Sosial media :

Instagram - Hanaksara.pena

Wattpad - Hanaksara

Kwikku - Hanaksara

Facebook - Hanaksara

Line - Hanaksara


Moto hidup :

"Belajarlah seolah-olah kamu akan hidup selamanya."



TIPS DAN TRIK MENULIS ROMANCE-SPIRITUAL

Romance-spiritual adalah salah satu genre yang menggabungkan unsur romance dengan religi. Di sini, penulis menekankan pada kisah romantis yang sesuai dengan syariat Islam. Tentunya, bukan hanya kisah romantis bernuansa Islam saja. Melainkan nilai-nilai moral-sosial yang tersaji di dalamnya. Tujuannya bukan hanya untuk berdakwah. Melainkan introspeksi diri, dan berbagi kebaikan.


Tips menulis romance-religi yang menarik : 

1. Niatkan karena Allah Subhanahu wata'alla

2. Temukan ide dan tentukan tema yang mau diangkat. Ide bisa kalian dapatkan dari mana aja dan kapan aja. Bahkan, kalian bisa ambil dari kisah nyata di lingkungan sekitar kalian. Nah, untuk genre ini, kalian bisa banget angkat tema dari kisah-kisah Nabi dan para sahabatnya, dan lebih bagus lagi jika dikaitkan dengan keadaan saat ini.

3. Menulis dengan hati. Emosi yang keluar dari hati akan lebih mudah tersampaikan ke pembaca. Selama menulis, coba bayangkan kamu yang berada di posisi tokohmu. Perkuat lagi dengan narasi show, bukan tell. Buat pembaca larut dalam cerita dalam segi emosi, empati, dan penasaran di tiap babnya.

4. Riset. Sebelum kalian mulai menulis, kalian disarankan untuk riset terlebih dulu. Apalagi, misal nih, kalian mau ambil tema yang berlatar di pondok pesantren. Kalian harus tahu, apa aja sih kegiatan santri dan santriwati saat di pesantren? Bagaimana sih suasana tinggal di pesantren? Jadi, enggak hanya ikut-ikutan di novel yang pernah kalian baca atau bahkan cuma latar tempelan.

5. Perbanyak membaca. Karena ini materinya tentang menulis religi, banyakin baca novel-novel segenre. Tidak harus buku fisik, kalian bisa baca di Wattpad, artikel dengan sumber terpercaya juga ipusnas. Kalau aku sendiri menyarankan untuk baca di ipusnas. Di aplikasi ipusnas kalian bisa pelajari dan pahami sendiri gaya menulis, penulisan dialog tag yang benar, serta bagaimana penulis mengemas ceritanya menjadi cerita yang menarik dibaca. Oh iya, jangan cuma berupa novel, ya. Perbanyak juga membaca buku-buku islami, bisa fikih, sejarah dll. Untuk apa? Jadi, buku-buku islami itu bisa kalian pakai sebagai pegangan. Jadi tidak boleh asal-asalan dalam mencantumkan hadis kalau kalian belum tahu seperti apa penafsirannya.

6. Buat judul, blurb, prolog dan alur yang unik dan tidak pasaran. Untuk judul, aku terbiasa cek di kolom pencarian Wattpad. Kalau sekiranya judul yang kita pilih sudah banyak yang pakai, maka aku sarankan untuk cari yang lain. Contohnya, cerita aku yang judulnya Luka & Lara. Saat kalian cari di kolom pencarian, maka hanya itu judul satu-satunya. Itu bisa memudahkan pembaca untuk mencari cerita kalian tanpa harus kasih link. Tambahan, kalau mau buat novel dan belum nemu judul, sebaiknya tulis saja dulu ceritanya. Judul bisa belakangan. Karena kalau kelamaan mikir judul, bisa-bisa idenya hilang lagi. Blurb, aku sarankan buatlah blurb yang berakhir tanda tanya. Karena itu sukses bikin penasaran pembaca. Apalagi, ditambah prolog yang menarik sehingga membuat pembaca bertanya-tanya, "Wah, endingnya bakal seperti apa, ya?"

7. Persiapkan penokohan, setting cerita, sampai penyelesaian konflik dengan matang. Tokoh harus kuat, konsisten dan hidup. Ciptakan tokoh yang bisa menjadi panutan pembaca melalui kebaikannya (sisi humanisme). Hindari tokoh yang sempurna. Ingat, manusia itu tidak ada yang sempurna. Manusia pasti pernah melakukan kesalahan. Jadi, jangan mentang-mentang dia laki-laki salih nih misal. Jangan dibuat sempurna, lantas tidak pernah berbuat salah. Lalu, saat kamu hadirkan tokoh antagonis, harus ada sebab dan akibatnya. Jangan tiba-tiba jadi jahat tanpa sebab. Apalagi sampai saat kalian menyelesaikan cerita, timbul pertanyaan yang belum terjawab. "Itu si A kenapa jadi jahat sih?"

8. Ending yang berkesan. Dikatakan berkesan jika semua pertanyaan telah terjawab. Jadi, tidak ada lagi pertanyaan yang hinggap di kepala pembaca. Buat ending yang bikin pembaca baper. Bukan hanya bawa perasaan, tapi bawa perubahan. Dalam novel romance-religi diharapkan pembaca tak hanya menangkap satu sisi saja. Pesan tersirat maupun tersurat dari penulis sebisa mungkin harus sampai ke pembaca.


TANYA-JAWAB

1. Nama : Auliya

Domisili : Batang

Pertanyaan : Kenapa kakak lebih memilih genre romance religi? dan asal mula kakak masuk dunia menulis itu bagaimana?

Jawaban : Halo, Kak Auliya. Kalau ditanya kenapa pilih genre Romance-spiritual, aku sendiri enggak tahu jelas, ya. Cuma ada hal-hal yang menurut aku sangat luar bias, yaitu pengaruh genre ini dalam kehidupan aku. Di genre ini, aku bisa mengajak banyak orang untuk menjadi lebih baik, di sini juga bisa jadi bahan untuk bermuhasabah atau berintrospeksi diri. Karena jujur aja, aku sendiri sering tertampar dengan apa yang aku tulis. Dari situlah aku banyak belajar.

 

2. Nama : Nurjannah

Domisili : Lampung Utara

Pertanyaan : Bagaimana cara membuat judul yang bisa menggambarkan isi dari cerita? Dan bagaimana cara membuat blurb yang menarik? Terima kasih.

Jawaban : Coba dibuat sinopsis dulu, Kak. Nah, inti dari cerita itu yang bisa dibuat judul. Misal ceritanya tentang seolah laki-laki yang memperjuangkan seorang perempuan lewat doa, bisa beri judul Merayumu Dengan Doa, dll. Menarik atau enggak itu perspektif orang suka beda, ya. Tapi coba deh kasih cuplikan dari cerita itu yang menurut Kakak paling menonjol. Terus pancing dengan pertanyaan yang buat pembaca ikut menebak-nebak. Biasanya aku buat seperti itu.

 

3. Nama : Yudith

Domisili : Cimahi

Pertanyaan : Saya mualaf, Mbak, jd pengetahuan agama sy minim banget. Selain buku, utk riset, mungkin ga kalo nanya2 ke ulama atau ustad/zah, trs valid atau tidaknya gmn, karena banyak juga pndapat yg beda2. Terimakasih.

Jawaban : Masyaallah, semoga istiqomah ya. Kalau mau tanya ustaz/ustazah, tokoh agama boleh banget, Kak. Sumber syariat islam itu kan ada Al-Qur'an, Hadis, Ijma dan Qiyas. Untuk kebenaran suatu perkara bisa cek di situ, Kak. Misal, manfaat puasa Senin Kamis, itu kan ada hadisnya. Nah dicek, itu sahih atau enggak hadisnya. Kurang lebih begitu, Kak. Selama itu sahih, insyaallah valid.

 

4. Nama : Galuch Fema

Domisili : Purwokerto

Pertanyaan : Kalau menulis genre romance spiritual harua menyelipkan ayat Al Quran atau hadis tidak?

Jawaban : Halo, Kak Galuh. Wajib sih enggak, Kak. Cuma memang sebaiknya pakai. Kalau menurut aku sih sunah muakad. Karena ini berhubungan dengan syariat Islam, kita enggak bisa asal mencantumkan sesuatu yang tidak jelas asal muasalnya. Jadi pembaca bisa cek juga kebenarannya. Ini juga membantu penulis jika ada pertanyaan dari pembaca mengenai sahih atau enggaknya ilmu yang kita sampaikan.

 

5. Nama: Khusnul Khotimah

Domisili: Gresik

Pertanyaan : Apakah novel bergenre romance spiritual ini selalu serius? Atau boleh sedikit diberi guyon biar ga monoton? Terimakasih

Jawaban : Enggak selalu kok, Kak. Coba aja baca novel-novel islami, banyak kok yang disertai guyonan. Nabi Muhammad aja suka kok bercanda sama istri dan sahabatnya. Yang penting mengerti batasannya. Novel kan menggambarkan kehidupan kita juga. Kalau terlalu serius justru terkesan enggak natural.

 

6. Nama : Nurfadillah

Domisili : Makassar

Pertanyaan : Ada tips tersendiri kah untuk membuat prolog cerita genre spiritual yang menarik?

Jawaban : Aku enggak tau takaran menarik atau enggaknya sebuah novel, ya. Karena setiap pembaca itu punya seleranya masing-masing. Prolog juga kan enggak wajib, ya. Prolog juga bisa menjadi penyedia latar belakang, mengungkap bagaimana karakter bisa berada ada dalam situasi sekarang dan lain sebagainya. Kalau aku sih biasanya sengaja aku munculkan konflik kecil dari tokoh utama. Dari situ biasanya pembaca bakal penasaran sama chapter selanjutnya.

 

7. Nama : Wiwit Hermawati

Domisili : Kendal

Pertanyaan : Menulis Genre romance spiritual, agar tidak terkesan menggurui bagaimana? Lalu bagaimana mengembangkan antara romance dengan spiritualnya?

Jawaban : Coba dibuat adegan, Kak. Padukan antara dialog dan narasinya. Contoh,

Lara berdecak kesal. Tangan kirinya bergerak cepat mengambil tisu di atas nakas untuk mengelap hidungnya yang ikut berair karena terlalu lama menangis. “Sabar juga ada batasnya, Bun. Lara cuma manusia biasa,” keluhnya. “Kata siapa sabar itu ada batasnya? Nak, dengar Bunda. Allah Subhanahu wata’alla pernah berfirman dalam surat Az-Zumar, ayat 10. Yang bunyinya, 'Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas.  Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas'. Jadi, kita sebagai manusia biasa seharusnya malu berkata bahwa sabar itu ada batasnya sedangkan pahala yang diberikan Allah tanpa batas.”

 

8. Nama : Putri

Domisili : Banyuwangi

Pertanyaan : Cara menyeimbangkan antara dialog tokoh, narasi, sama dalil-dalil atau ayat Alquran itu bagaimana, Kak? Kan biasanya genre spiritual-romance banyak itunya.

Jawaban : Usahakan jangan banyak dialog kosong, Kak. Kosong itu dialog yang nggak penting. Kayak seputar udah makan apa belum, lagi ngapain gitu. Kalau aku biasanya buat adegan, misal si A dan si B lagi debat perkara pacaran :

"Emangnya salah ya pacaran? Aku kan sama dia nggak ngapa-ngapain,"  tandas Amira dengan ekspresi kesal. Ayu menanggapinya dengan tersenyum tipis. Dengan sabar, dia menyahut, "Kalau kamu pacaran, itu artinya kamu dengan sengaja membuka peluang setan untuk menjerumuskan kalian ke dalam maksiat. Kamu enggak ingat sama ucapan Ustaz kemarin? Dalam surat Al-Isra ayat 32 dijelaskan 'Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk', yakin masih mau pacaran?". Amira terdiam. Rasa sesal mulai menggerogoti hatinya. Benar kata Ayu. Tidak ada yang namanya pacaran syar'i. Sudah jelas Allah melarang hamba-Nya untuk bermaksiat, dia masih saja melakukannya.