Rabu, 21 Oktober 2020

Kajian dan Contoh Fonologi

 

Pengertian Fonologi

Fonologi secara singkat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang perbendaharaan bunyi-bunyi bahasa beserta distribusinya Fonologi berasal dari bahasa Inggris phonology, secara etimologi dibentuk dari kata "phone" yang berarti bunyi dan "logos" yang berarti ilmu. Oleh karena itu, secara harifah fonologi berarti ilmu bunyi. Jika dibuat dalam bentuk definisi, fonologi adalah cabang dari linguistik atau ilmu bahasa yang mengkaji bunyi ujar dalam bahasa tertentu (Heriyadi, 2016). Fonologi adalah ilmu yang memfokuskan kajiannya pada bunyi bunyi yang diucapkan oleh manusia. Bidang kajian fonologi adalah bunyi bahasa yang merupakan satuan atau partikel terkecil dengan gabungan yang membentuk suku kata.

Baca juga Strategi belajar bahasa ala Hilda Taba

Kajian Fonologi

1.      Fonetik

Fonetik adalah salah satu unsur dari fonologi yang mempelajari mengenai bagaimana bunyi-bunyi fonem suatu bahasa dilafalkan atau diucapkan. Selain itu fonetik juga mempelajari cara kerja organ tubuh manusia yang berhubungan dengan penggunaan atau pengucapan bahasa itu sendiri. Fonetik merupakan bagian dari fonologi  yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa dan juga bagaimana bunyi bahasa itu digunakan sebagai alat komunikasi oleh manusia. Dasar-dasar fonetik adalah sebuah ilmu yang mempelajari mengenai bagaimana proses suara membentuk kata, dipelajari dari alat-alat organik (dari tubuh) mana yang menghasilkan suara tersebut, faktor luar apa saja yang bisa membantu pembentukan suara tersebut (angin, udara, getaran suara), sampai dengan mengkaji bagaimana proses telinga manusia menangkap bunyi-bunyi bahasa tersebut sehingga bisa diproses menjadi kalimat yang bermakna

2.      Fonemik

Dasar-dasar fonemik merupakan sebuah ilmu yang menganalisis per suku huruf (disebut fonem), sampai membentuk sebuah kata yang bermakna. Di dalamnya juga dibahas mengenai pelafalan kata yang sama dengan makna berbeda, penulisan yang sama dengan makna berbeda dan seterusnya.

Unsur penting ketika organ tubuh manusia memproduksi bunyi

1)      Udara, berperan sebagai penghantar bunyi

2)      Articulator, adalah bagian dari alat ucap yang bergerak mengeluarkan suara

3)      Titik artikulasi, bagian alat ucap yang menjadi titik sentuh articulator sehingga menimbulkan bunyi.

.Baca juga Materi puisi akrostik

Kajian Alofon

Alofon adalah sebuah ilmu yang membedakan pengucapan atau pelafalan fonem di dalam kata dengan posisi yang berbeda. Misalnya fonem /p/ di dalam kata ungkep, pelafalannya berbeda dengan fonem /p/ dalam kata paksa. Perbedaan tersebut memang tidak terasa jelas, tetapi jika ditelisik lebih dalam lagi, ada perbedaan yang jelas dalam pelafalannya yaitu di dalam ‘ungkep’ pelafalan fonem /p/ tidak lepas, sementara dalam ‘paksa’ pelafalan fonem /p/ lepas dan itulah alofon.

Jadi fonem yang diletakkan di depan kata, atau di tengah diucapkan lepas. Sementara jika diletakkan di akhir kata tak lepas.

Contoh Alofon:

-        fonem /h/ dalam ‘hutan’ dan ‘lebah’

-        fonem /s/ dalam ‘astaga’ dan ‘bebas’

fonem /r/ dalam ‘ribut’ dan ‘segar’

Baca juga Tips menulis puisi agar menjadi indah

Rabu, 14 Oktober 2020

Strategi Belajar Bahasa Ala Hilda Taba


Secara umum bahasa dikenal sebagai media untuk menyampaikan dan menerima informasi antar individu maupun sekelompok orang. Karena bahasa merupakan media untuk transfer informasi maka bahasa yang digunakan pun harus dipahami oleh komunikator dan komunikan. Bahasa harus dipahami satu makna oleh kedua pelaku komunikasi tersebut, jadi penting bagi keduanya untuk mempelajari bahasa agar bisa satu frame dan terhindar dari kesalahpahaman.

Hilda Taba, seorang pendidik dari Estonia mencetuskan strategi pembelajaran bahasa yang tersusun dari 5 tahap. Menurut Taba, proses berpikir merupakan hasil kejiwaan karena itu merupakan pokok pangkal kerja analisis jiwa. Pemikiran Taba ini diimplementasikan pada proses belajar membaca. Mulai dari tahap awal mengucapkan bahan bacaan sampai ketika bahan bacaan tidak dibatasi. Apa saja tahap-tahapnya? Yuk kita simak bersama.

Baca juga Materi bedah buku Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck

Tahap 1. Mengucapkan dan Memahami

Pada tahap ini yang perlu dilakukan adalah membaca bahan yang ingin dipelajari. Bahan tersebut bisa berupa percakapan, nyanyian, cerita dan sebagainya. Setelah membaca bahan dilanjutkan mengucapkannya dengan baik dan mengingatnya. Yang terpenting adalah harus memahami bahwa kata-kata itu mewakili atau menggambarkan suatu keadaan secara nyata.

Tahap 2. Menyusun Struktur Bahasa

Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah menyusun kata-kata dan struktur bahasa asing menjadi sebuah paragraf atau dialog. Bahan yang baru saja disusun itu juga harus dibaca dan dipahami kembali.

Tahap 3. Membaca Kata yang Belum Dipahami.

Ada kalanya pembaca juga mengalami kesulitan dalam memahami kata-kata baru. Dalam kasus ini maka pembaca perlu membaca ulang dan memahami kembali kata dan struktur yang masih asing atau belum biasa.

Tahap 4. Penggunaan Teks Sastra

Pada tahap ini beberapa pakar bidang membaca menyarankan untuk menggunakan teks-teks sastra yang sudah disederhanakan atau majalah-majalah sebagai bahan bacaan.

Materi premis oleh Anjar Lembayung

Tahap 5. Perluasan

Pada Tahap ini dunia buku tidak dibatasi, artinya seluruh dunia buku terbuka dan bahan bacaan tidak dibatasi (Tarigan, 2008)

Itulah kelima tahap pembelajaran bahasa melalui membaca oleh Hilda Taba. Bagaimana, tertarik untuk mempraktekkan langkah demi langkahnya? Jangan lupa share pengalaman di kolom komentar ya. 

Baca juga Kiat asyik menulis nonfiksi oleh Maulida Ayu