Sabtu, 19 September 2020

Showing dan Telling oleh ImuniQ

 


Narasi? Ada yang tahu narasi itu apa? Narasi dalam KBBI diartikan jadi tiga, yaitu:

1. Pengisahan suatu cerita atau kejadian.

2. Cerita atau deskripsi suatu kejadian atau peristiwa

3. Tema suatu karya seni–menyajikan sebuah kejadian yang disusun berdasarkan urutan waktu.

Nah, itu kalau dalam KBBI. Mari kita baca dari beberapa sumber yang sudah aku rangkum.

Pengertian narasi adalah bentuk dari pengembangan paragraf pada suatu cerita atau karya tulis di mana menjelaskan serangkaian peristiwa atau kejadian secara berurutan dari awal hingga akhir.

Akan tetapi, ada juga yang mengartikan narasi itu sebuah cerita yang disajikan alur atau plot, tokoh, dan konflik. Narasi juga bisa berisi berdasarkan fakta (narasi ekspositoris) atau cerita fiksi (narasi sugestif).

Selain itu, dalam pembuatan narasi juga ada beberapa ciri-ciri. Di antaranya sebagai berikut:

Menurut versi Goys Keraf (2000:136):

-Memperlihatkan unsur perbuatan atau tindakan.

-Berupaya menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?”.

-Disusun dalam urutan waktu.

-Terdapat konflik.

Menurut versi Atar Semi (2003:31)

-Berwujud cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.

-Atas dasar konflik, karena tanpa konflik seringkali narasi tidak menarik.

-Kejadian atau peristiwa yang diberikan berupa peristiwa yang nyata terjadi, bisa berbentuk semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.

-Susunan secara kronologis sangat ditekankanPada pokoknya, ciri-ciri narasi adalah berisikan suatu cerita, menekankan suatu kronologis atau peristiwa dari waktu ke waktu yang mempunyai konfliks didalamnya.

-Mempunyai nilai keindahan atau estetika.

Dari ciri-ciri kita lanjut ke jenis-jenis narasi. Berikut dibawah ini merupakan jenis jenis narasi, yaitu :

 

Narasi Informatif

Narasi informatif adalah narasi yang bertujuan untuk memberikan informasi yang akurat tentang suatu peristiwa untuk memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.

Narasi Ekspositorik

Narasi Ekspositorik adalah sebuah narasi yang bertujuan untuk memberikan secara akurat tentang informasi suatu peristiwa untuk memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik ini, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data nyata atau sesuai dengan fakta. Pelakunya dalam narasi ekspositirik ini biasanya hanya satu orang. Pelaku tersebut diceritakan tentang masa kecil sampai sekarang atau sampai akhir hidupnya.

Narasi Artistik

Narasi artistik adalah narasi yang berupaya untuk bisa memberikan tujuan atau makna tertentu dengan mengirimkan pesan terselubung kepada pembaca atau pendengar sehingga ia tampak seolah-olah sedang melihat. Ketentuan-ketentuan ini menyangkut penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan fakta yang tersedia, dan tidak memberikan unsur sugestif atau objektif.

Narasi Sugestif

Naratif sugestif adalah narasi yang menceritakan hasil dari rekaan, imajinasi, atau khayalan penulis. yang fiktif. Narasi sugestif seperti itu selalu melibatkan imajinasi atau khayalan karena tujuan yang ingin dicapai adalah kesan dari peristiwa tersebut. Narasi sugestif Ini juga disebut narasi fiksi.

Nah, sekarang ke bagian struktur narasi dalam cerita:

-Perkenalan: Bagian ini biasanya diisi dimulai dari pengenalan tokoh, suasana, latar belakang, atau lainnya.

-Awal pertikaian: Bagian ini biasanya dimulai dari permunculan masalah kecil-kecil.

-Puncak pertikaian: Bagian ini biasanya puncak dari masalah dan menuju akhir cerita.

-Penyelesaian: Bagian ini paling akhir cerita dan memiliki solusi atau penyelesaian dari masalah sebelumnya.

Untuk narasi sudah dulu, ya. Kita lanjut ke showing dan telling dalam narasi.

 Show Don't Tell pasti ada yang pernah dengar, kan? Tentang aturan kepenulisan itu. Atau masih ada yang belum tahu artinya? Mari kita bahas dahulu.

 

 Showing artinya si penulis menunjukkan semua komponen yang membangun tulisan dengan detail kepada pembaca. Showing sendiri biasanya lebih sering menggunakan kalimat majemuk atau bahkan majemuk bertingkat. Sehingga hal tersebut akan merangsang otak pembaca untuk memvisualisasikan bahasa tulisan menjadi bahasa gerak dalam otak pembaca.

Sedangkan yang dinamakan telling yaitu bercerita, si penulis menyampaikan sesuatu secara singkat. Melalui kalimat pendek atau tunggal yang sering kali memicu banyak pertanyaan karena tingkat kejelasan sangat kecil; rendah; minim; kosong.

Berikut teknik showing dan telling, yaitu:

1. Showing dan telling di narasi:

-Telling: Aku buka pintu kamar lalu merebahkan badan di atas kasur.

-Showing: Badanku terasa lemas sekali. Rasanya pegal-pegal dan mengantuk. Aku pergi ke dapur mengambil air minum. Setelah itu, langsung menuju kamar. Aku buka pintu kamar lalu merebahkan badan dengan mencari posisi yang nyaman dan rileks.

2. Showing dan telling di dialog:

-Telling:

"Jangan pergi!" pinta Atma.

"Tapi aku enggak bisa terus di sini," tolakku.

"Aku mohon terus berada di sini bersamaku," ujar Atma.

"Enggak bisa, Ma."

-Showing:

Aku kecewa sekali sama Atma. Dia mengkhianatiku dan merebut semua yang aku punya. Aku ambil barang-barang dan pergi dari sini. Namun, Atma menghentikanku dan berkata, "Jangan pergi!"

"Tapi aku enggak bisa terus berada di sini," tolakku dan kembali melanjutkan langkah kaki. Hingga berada di depan gerbang panti. Tiba-tiba tanganku ada yang memegang dan menahan.

Aku lihat siapa orang yang memegang itu. Ternyata Atma yang menampilkan wajah memohon sambil bilang,"Aku tak ingin kamu pergi, tolong tetaplah di sini bersamaku."

Aku lepas tangannya sambil mengelus wajahnya. "Aku enggak bisa," kataku. Lalu, pergi meninggalkan semuanya dan melupakan hal yang membuat sakit hati.

3. Showing dan telling di feeling (perasaan) :

 

- Telling: Ibu marah pada Dika ketika ia pulang terlambat.

 - Showing: Wajah Ibu memucat sewaktu Dika muncul di ambang pintu. Bibirnya terkatup rapat, rahangnya mengeras. Sambil mengepalkan kedua tangannya, Ibu membentak, “Jam berapa ini?”

4. Showing dan telling di place and situation (tempat dan situasi):

 - Telling : Begitu aku masuk ke rumahnya, aku terkejut karena rumahnya berantakan sekali.

 - Showing : Begitu aku membuka pintu, benda pertama yang kulihat adalah tumpukan piring dan gelas di sudut ruangan, tergeletak begitu saja, dengan sisa tumpahan air kopi menggenang di lantai. Beberapa helai pakaian menumpuk pada benda besar yang kukenali sebagai sofa. Selain pakaian-pakaian itu, ada banyak barang lainnya dari mulai buku, bola sepak, tumpukan surat kabar, sampai ke ketel listrik. Rumah ini lebih parah dari kampung pengungsian.

 

5. Showing dan telling di event (kejadian):

 - Telling : Desaku terbakar habis dalam kerusuhan minggu lalu.

 - Showing : Kerusuhan minggu lalu menyisakan desaku yang sudah hampir rata dengan tanah. Tak ada lagi rumah-rumah penduduk berjajar rapi, hanya tinggal puing-puing dengan sisa jelaga di tembok rumah dan tumpukan barang menghitam yang sulit untuk dikenali.

 6. Showing dan telling di  time (waktu):

- Telling : Waktu aku membuka mata, aku baru sadar bahwa hari sudah siang.

- Showing : Saat membuka mata, limpahan sinar matahari yang masuk menembus jendela kamarku membuatku terbangun kaget. Aku berguling ke sisi lain ranjangku, berusaha bersembunyi dari panasnya mentari. Rumah sunyi, tak kudengar suara siapa pun di luar. Keluargaku pasti sudah berangkat menjalankan aktivitas mereka masing-masing. Ya ampun, ini pasti sudah siang.

 7. Showing dan telling di taste (cita rasa):

- Telling : Spaghetti buatan istriku paling enak sedunia.

- Showing : Belum aku menyuap, air liurku sudah terbit. Aroma keju bercampur saus yang dicampur dalam gulungan pasta di hadapanku sungguh teramat menggoda.

"Hmmm …,” serta merta aku mendesah, begitu suapan pertama memenuhi mulutku. Sensasi rasa dan aroma menciptakan orkestra harmoni bernama kelezatan.

 

8. Showing dan telling di senses (indera):

 Telling :Tiba-tiba aku ingat aroma tubuh Ibu saat menggendongku dulu.

 Showing: Saat Ibu menggendongku, aku akan terbenam dalam dekapannya yang hangat, menikmati bau tubuhnya yang khas. Aroma tubuh Ibu seperti campuran adonan terigu, minyak goreng dan sengatan matahari. Mungkin karena Ibuku penjual kue keliling dan sudah menghabiskan waktunya menguleni adonan sejak pagi buta. Ah, tiba-tiba saja aku rindu.

Sumber: Buku Materi Dasar Menulis Cerpen dan beberapa web.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.