Narasi? Ada yang tahu narasi itu apa? Narasi dalam KBBI
diartikan jadi tiga, yaitu:
1. Pengisahan suatu cerita atau kejadian.
2. Cerita atau deskripsi suatu kejadian atau peristiwa
3. Tema suatu karya seni–menyajikan sebuah kejadian yang
disusun berdasarkan urutan waktu.
Nah, itu kalau dalam KBBI. Mari kita baca dari beberapa
sumber yang sudah aku rangkum.
Pengertian narasi adalah bentuk dari pengembangan paragraf
pada suatu cerita atau karya tulis di mana menjelaskan serangkaian peristiwa
atau kejadian secara berurutan dari awal hingga akhir.
Akan tetapi, ada juga yang mengartikan narasi itu sebuah
cerita yang disajikan alur atau plot, tokoh, dan konflik. Narasi juga bisa
berisi berdasarkan fakta (narasi ekspositoris) atau cerita fiksi (narasi
sugestif).
Selain itu, dalam pembuatan narasi juga ada beberapa
ciri-ciri. Di antaranya sebagai berikut:
Menurut versi Goys Keraf (2000:136):
-Memperlihatkan unsur perbuatan atau tindakan.
-Berupaya menjawab pertanyaan “apa yang terjadi?”.
-Disusun dalam urutan waktu.
-Terdapat konflik.
Menurut versi Atar Semi (2003:31)
-Berwujud cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
-Atas dasar konflik, karena tanpa konflik seringkali narasi
tidak menarik.
-Kejadian atau peristiwa yang diberikan berupa peristiwa
yang nyata terjadi, bisa berbentuk semata-mata imajinasi atau gabungan
keduanya.
-Susunan secara kronologis sangat ditekankanPada pokoknya,
ciri-ciri narasi adalah berisikan suatu cerita, menekankan suatu kronologis
atau peristiwa dari waktu ke waktu yang mempunyai konfliks didalamnya.
-Mempunyai nilai keindahan atau estetika.
Dari ciri-ciri kita lanjut ke jenis-jenis narasi. Berikut
dibawah ini merupakan jenis jenis narasi, yaitu :
Narasi Informatif
Narasi informatif adalah narasi yang bertujuan untuk memberikan
informasi yang akurat tentang suatu peristiwa untuk memperluas pengetahuan
orang tentang kisah seseorang.
Narasi Ekspositorik
Narasi Ekspositorik adalah sebuah narasi yang bertujuan
untuk memberikan secara akurat tentang informasi suatu peristiwa untuk
memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang. Dalam narasi ekspositorik
ini, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data nyata atau sesuai
dengan fakta. Pelakunya dalam narasi ekspositirik ini biasanya hanya satu
orang. Pelaku tersebut diceritakan tentang masa kecil sampai sekarang atau
sampai akhir hidupnya.
Narasi Artistik
Narasi artistik adalah narasi yang berupaya untuk bisa
memberikan tujuan atau makna tertentu dengan mengirimkan pesan terselubung
kepada pembaca atau pendengar sehingga ia tampak seolah-olah sedang melihat.
Ketentuan-ketentuan ini menyangkut penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan
fakta yang tersedia, dan tidak memberikan unsur sugestif atau objektif.
Narasi Sugestif
Naratif sugestif adalah narasi yang menceritakan hasil dari
rekaan, imajinasi, atau khayalan penulis. yang fiktif. Narasi sugestif seperti
itu selalu melibatkan imajinasi atau khayalan karena tujuan yang ingin dicapai
adalah kesan dari peristiwa tersebut. Narasi sugestif Ini juga disebut narasi
fiksi.
Nah, sekarang ke bagian struktur narasi dalam cerita:
-Perkenalan: Bagian ini biasanya diisi dimulai dari
pengenalan tokoh, suasana, latar belakang, atau lainnya.
-Awal pertikaian: Bagian ini biasanya dimulai dari
permunculan masalah kecil-kecil.
-Puncak pertikaian: Bagian ini biasanya puncak dari masalah
dan menuju akhir cerita.
-Penyelesaian: Bagian ini paling akhir cerita dan memiliki
solusi atau penyelesaian dari masalah sebelumnya.
Untuk narasi sudah dulu, ya. Kita lanjut ke showing
dan telling dalam narasi.
Show Don't Tell
pasti ada yang pernah dengar, kan? Tentang aturan kepenulisan itu. Atau masih
ada yang belum tahu artinya? Mari kita bahas dahulu.
Showing
artinya si penulis menunjukkan semua komponen yang membangun tulisan dengan
detail kepada pembaca. Showing sendiri biasanya lebih sering menggunakan
kalimat majemuk atau bahkan majemuk bertingkat. Sehingga hal tersebut akan
merangsang otak pembaca untuk memvisualisasikan bahasa tulisan menjadi bahasa
gerak dalam otak pembaca.
Sedangkan yang dinamakan telling yaitu bercerita, si
penulis menyampaikan sesuatu secara singkat. Melalui kalimat pendek atau
tunggal yang sering kali memicu banyak pertanyaan karena tingkat kejelasan
sangat kecil; rendah; minim; kosong.
Berikut teknik showing dan telling, yaitu:
1. Showing dan telling di narasi:
-Telling: Aku buka pintu kamar lalu merebahkan badan
di atas kasur.
-Showing: Badanku terasa lemas sekali. Rasanya
pegal-pegal dan mengantuk. Aku pergi ke dapur mengambil air minum. Setelah itu,
langsung menuju kamar. Aku buka pintu kamar lalu merebahkan badan dengan
mencari posisi yang nyaman dan rileks.
2. Showing dan telling di dialog:
-Telling:
"Jangan pergi!" pinta Atma.
"Tapi aku enggak bisa terus di sini," tolakku.
"Aku mohon terus berada di sini bersamaku," ujar
Atma.
"Enggak bisa, Ma."
-Showing:
Aku kecewa sekali sama Atma. Dia mengkhianatiku dan merebut
semua yang aku punya. Aku ambil barang-barang dan pergi dari sini. Namun, Atma
menghentikanku dan berkata, "Jangan pergi!"
"Tapi aku enggak bisa terus berada di sini,"
tolakku dan kembali melanjutkan langkah kaki. Hingga berada di depan gerbang
panti. Tiba-tiba tanganku ada yang memegang dan menahan.
Aku lihat siapa orang yang memegang itu. Ternyata Atma yang
menampilkan wajah memohon sambil bilang,"Aku tak ingin kamu pergi, tolong
tetaplah di sini bersamaku."
Aku lepas tangannya sambil mengelus wajahnya. "Aku
enggak bisa," kataku. Lalu, pergi meninggalkan semuanya dan melupakan hal
yang membuat sakit hati.
3. Showing dan telling di feeling (perasaan)
:
- Telling: Ibu marah pada Dika ketika ia pulang
terlambat.
- Showing:
Wajah Ibu memucat sewaktu Dika muncul di ambang pintu. Bibirnya terkatup rapat,
rahangnya mengeras. Sambil mengepalkan kedua tangannya, Ibu membentak, “Jam
berapa ini?”
4. Showing dan telling di place and
situation (tempat dan situasi):
- Telling
: Begitu aku masuk ke rumahnya, aku terkejut karena rumahnya berantakan
sekali.
- Showing
: Begitu aku membuka pintu, benda pertama yang kulihat adalah tumpukan
piring dan gelas di sudut ruangan, tergeletak begitu saja, dengan sisa tumpahan
air kopi menggenang di lantai. Beberapa helai pakaian menumpuk pada benda besar
yang kukenali sebagai sofa. Selain pakaian-pakaian itu, ada banyak barang
lainnya dari mulai buku, bola sepak, tumpukan surat kabar, sampai ke ketel
listrik. Rumah ini lebih parah dari kampung pengungsian.
5. Showing dan telling di event (kejadian):
- Telling
: Desaku terbakar habis dalam kerusuhan minggu lalu.
- Showing :
Kerusuhan minggu lalu menyisakan desaku yang sudah hampir rata dengan tanah.
Tak ada lagi rumah-rumah penduduk berjajar rapi, hanya tinggal puing-puing
dengan sisa jelaga di tembok rumah dan tumpukan barang menghitam yang sulit
untuk dikenali.
6. Showing dan
telling di time (waktu):
- Telling : Waktu aku membuka mata, aku baru
sadar bahwa hari sudah siang.
- Showing : Saat membuka mata, limpahan sinar
matahari yang masuk menembus jendela kamarku membuatku terbangun kaget. Aku
berguling ke sisi lain ranjangku, berusaha bersembunyi dari panasnya mentari.
Rumah sunyi, tak kudengar suara siapa pun di luar. Keluargaku pasti sudah
berangkat menjalankan aktivitas mereka masing-masing. Ya ampun, ini pasti sudah
siang.
7. Showing dan
telling di taste (cita rasa):
- Telling : Spaghetti buatan istriku paling enak
sedunia.
- Showing : Belum aku menyuap, air liurku sudah
terbit. Aroma keju bercampur saus yang dicampur dalam gulungan pasta di
hadapanku sungguh teramat menggoda.
"Hmmm …,” serta merta aku mendesah, begitu suapan
pertama memenuhi mulutku. Sensasi rasa dan aroma menciptakan orkestra harmoni
bernama kelezatan.
8. Showing dan telling di senses (indera):
Telling :Tiba-tiba
aku ingat aroma tubuh Ibu saat menggendongku dulu.
Showing: Saat
Ibu menggendongku, aku akan terbenam dalam dekapannya yang hangat, menikmati
bau tubuhnya yang khas. Aroma tubuh Ibu seperti campuran adonan terigu, minyak
goreng dan sengatan matahari. Mungkin karena Ibuku penjual kue keliling dan
sudah menghabiskan waktunya menguleni adonan sejak pagi buta. Ah, tiba-tiba
saja aku rindu.
Sumber: Buku Materi Dasar Menulis Cerpen dan beberapa web.
0 Response to "Showing dan Telling oleh ImuniQ"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.