Selasa, 26 Mei 2020

Materi - Premis oleh Anjar Lembayung - Sastra Indonesia Org






Materi Premis

Istilah ini pasti sudah tidak asing ya, Kak. Di bangku sekolah dulu kita juga sering dengar di pelajaran bahasa Indonesia. Dalam sebuah karya fiksi, premis adalah ide yang mendasari sebuah cerita.

Apa fungsi premis itu? Premis itu berfungsi sebagai fondasi tulisan yang akan kita tulis. Premis ini juga yang akan memagari naskah kita supaya alur dan konfliknya tidak bercabang ke mana-mana.


Bagaimana cara menuliskan premis? Aturan yang perlu kita ingat adalah, premis itu hanya berupa satu kalimat singkat, padat, dan jelas. Ingat, ya, satu kalimat saja! Sebab, bila lebih dari satu kalimat, itu namanya bukan premis, tetapi logline.

Logline sendiri adalah gambaran umum cerita yang ditulis sebanyak 1 paragraf. Jelas bedanya ya, Kak? Sedangkan premis itu satu kalimat singkat, padat, dan jelas.

Logline itu gambaran umum cerita sepanjang satu paragraf. Kenapa saya menjelaskan dua hal itu? Sebab, berulang kali saya memaparkan soal premis, ternyata masih banyak yang keliru dalam membuat premis menjadi logline.

Mari, kita lanjut soal unsur apa saja yang ada dalam premis!

1. Tokoh Utama

Tentukan siapa tokoh utama terlebih dahulu. Sebutkan statusnya bila perlu.

2. Tujuan

Hidup itu harus punya tujuan. Iya, kan, Kak? Contohnya, saya ada di sini sekarang tentu ada tujuannya, yaitu mengisi materi di grup Sastra Indonesia Org.

Tokoh utama yang kuat harus memiliki tujuan hidup. Kalau tidak punya tujuan pasti ceritanya tidak bisa jalan. Kita saja kalau mau jalan-jalan, tetapi tidak tahu tujuannya ke mana, pasti deh kesasar atau perjalanan jadi tidak jelas.

3. Halangan

Ada tujuan pasti ada saja halangannya ya, Kak. Tidak mungkin, kan, hidup berjalan semulus yang kita bayangkan. Seperti yang kita tahu bahwa tokoh yang kuat dalam sebuah naskah itu harus berkembang. Supaya berkembang, biasanya manusia itu harus melalui ujian dahulu. Berikan tokohmu halangan dalam mencapai tujuannya agar dia bertumbuh dan mengambil sikap.

Tiga hal itu bisa kita jadikan patokan untuk membuat premis.

Bagaimana cara membuatnya, Kak? Perhatikan contoh sederhana saya dalam membuat premis menggunakan tiga unsur di atas.

Cara membuat premis:

Tema: Pernikahan.

1. Tokoh Utama: Narayana, asisten super model.

2. Tujuan: Merahasiakan pernikahannya dengan sang super model, Reinan.

3. Halangan: Pekerjaan Reinan sebagai model berpasangan dengan mantannya kerap membuat Nara tertekan karena cemburu.

Premis dapat dibuat dengan menyatukan tiga unsur tersebut!

Premis:

Narayana, seorang asisten super model bernama Reinan, harus merahasiakan pernikahannya dengan sang model, tetapi Reinan sebagai model berpasangan dengan mantannya kerap membuat Nara tertekan karena cemburu.

Untuk lebih pahamnya lagi, saya buatkan satu contoh lagi ya, Kak.

Tema: Kasih sayang dalam keluarga.

Tokoh utama: Mia.

Tujuan: Ingin membiayai semua kebutuhan hidup adiknya setelah sang ayah meninggal dunia.



Halangan: Mia di-PHK karena perusahaan tempat dia bekerja mengalami kebangkrutan.

Premis:

Mia ingin membiayai semua kebutuhan hidup adiknya setelah sang ayah meninggal dunia, tetapi tiba-tiba ia di-PHK karena perusahaan tempat dia bekerja mengalami kebangkrutan.




Baca juga:
















Selasa, 19 Mei 2020

Materi - Perlunya Pendidikan Pemustaka oleh Tulus Wulan Juni, S.Sos - Sastra Indonesia Org







Perlunya Pendidikan Pemustaka


Mengapa pendidikan pemustaka penting? Karena tidak semua pemustaka tahu apa yang ada di perpustakaan termasuk layanannya. Buku-buku perpustakaan bisa juga diakses melalui ponsel. Perpustakaan Nasional menyediakan aplikasi Ipusnas, di Kota Makassar ada e-Pustaka Kota Makassar, daerah lain juga ada aplikasinya. Semua dapat di-download di Playstore.

Pemustaka mungkin masih asing bagi Bapak/ Ibu. Istilah pemustaka menggantikan nama pengunjung/ pengguna perpustakaan. Padahal, perpustakaan itu gratis dan siapa pun bisa akses (khusus Perpustakaan Umum), sepuasnya membaca. Kecuali meminjam buku harus ada kartu anggota perpustakaannya. Kalau hanya membaca, ngadem, dan sejenisnya itu gratis.

Saya punya pengalaman menarik. Ada seorang bapak mondar-mandir di depan pintu masuk perpustakaan sambil clingak-clinguk (Bahasa Jawanya). Ada teman yang mencoba mendekati dan bertanya kepada bapak itu apa yang dia cari. Dia malah balik bertanya di dalam ada buku apa saja. Nah loh, mau masuk perpustakaan saja takut.

Pendidikan pemustaka seharusnya diperkenalkan sejak dini, mulai di perpustakaan SD, kalau perlu sejak TK. Mengapa? Supaya mereka besar tidak canggung lagi pada perpustakaan. Bagaimana mau menjadikan perpustakaan sebagai rumah kedua kalau kita sendiri takut masuk perpustakaan.

Buku-buku perpustakaan itu tertata dengan sistem baku yang dikelola secara profesional oleh Pustakawan seperti di Toko Buku/ Swalayan, dan sebagianya.  Contoh, setiap rak di swalayan punya klasifikasi barang, di mana ditempatkan sabun, pakaian, minuman, dan lain-lain. Di perpustakaan juga begitu di mana buku sastra, sosial, dan lain-lain.

By: Tulus Wulan Juni, S.Sos





Baca juga:















Selasa, 12 Mei 2020

Materi - Ngobrol Seputar Fiksi Mini oleh Ariqy Raihan - Sastra Indonesia Org







Ada beberapa tips buat kamu memaksimalkan ruang 250 kata:

1. Pastikan premis terbentuk dengan baik.

2. Jangan terjebak sama karakterisasi yang penuh dan utuh. Karakterisasi seperlunya saja, yang penting ada nama, jadi tahu tokohnya siapa. Mau tambah 1 sifat atau 1 bentuk wajah silakan. Mau jelasin dia lelaki atau perempuan silakan. Beberapa orang lebih senang sedikit misteri.

3. Mulai cerita dari konflik tengah atau menuju klimaks.

4. Dialog bisa digunakan sebagai pengganti narasi. Jadi fiksi mininya bisa kombinasi narasi + dialog biar enggak bosan.

5. Hindari penggunaan dialog yang basa-basi. Langsung to the point dan menggerakkan cerita. Ingat dialog di fiksi mini dibuat untuk menggantikan narasi, bukan untuk manjangin cerita.

6. Kalau kalian ikut lomba, ketika sedang mengedit, pastikan kalimat udah efektif sehingga esensi dan makna cerita ga hilang.

7. Kebanyakan orang bilang kalau senjata cerpen super pendek adalah twist. So, bakalan bagus kalau kalian berhasil bikin twist. Enggak pakai pun enggak apa-apa, yang penting berhati-hati saja menggunakan twist. Harus tahu cara pakainya, jangan sampai blunder spoiler atau gagal mendefinisikannya sebagai twist. Sebelum mulai bereksplorasi jauh, ada baiknya kalian tahu perihal basic-nya atau dasar-dasarnya dahulu. Biar enak menyelami ke dalamnya.

By: Ariqy Raihan





Baca juga:














Selasa, 05 Mei 2020

Materi - Ngobrol Seputar Fiksi Mini oleh Ariqy Raihan - Sastra Indonesia Org








Ada berapa jenis sih cerita super pendek begini? Sederhananya, kamu harus bisa nyusutin cerpen 1500 kata jadi 250 kata. Hayo, gimana coba?

Maka dari itu kenapa menulis cerita dengan jumlah kata <500 kata enggak mudah. Kamu harus pandai menjahit narasi dan dialog dengan baik, sehingga enggak sia-sia penggunaan katanya dan inilah justru yang menjadi challenge buat kamu sekalian untuk belajar bisa bikin fiksi mini. Kalau begitu, orang-orang akan berpikir, apa sulitnya sih nulis cerita pendek begitu?

Eit tunggu dulu. Enggak semua penulis sukses menuliskannya. Termasuk diriku. Lantas, kok bisa? Kenapa?

Jadi gini. Jika kamu terbiasa menulis cerpen lebih dari 1 halaman A4 atau cerpen dalam versi normal, akan mudah untuk menentukan premis cerita dan plot. Kenapa? Kamu punya ruang yang luas untuk mengembangkan karakter, meramu konflik yang tidak datar dan lainnya.

Di dalam fiksi mini, kamu hanya diberikan ruang sebesar maksimal 250 kata sampai 500 kata untuk membuat cerpen yang utuh selayaknya kamu nulis cerpen biasa.

Kalau aku sih palingan keseringan mampu mengeksplorasi cerita seputar pendek dalam bentuk flash fiction dengan jumlah 750 kata.

Untuk fiksi mini yang <500 kata aku belajar eksplorasi kurang lebih setahun dan menjadikan referensi utama pada buku karya David Levithan yang berjudul Lover's Dictionary, dan hasilnya aku masukkan ke dalam buku terbaruku—Songs For Silence bersamaan dengan puisi. Satu tahun bagiku masih tergolong sebentar untukku.

By: Ariqy Raihan





Baca juga: