Selasa, 28 April 2020

#Kamis_Cerpen - Tahun ini Berbeda oleh Coklat Vanille - Sastra Indonesia Org






Tahun ini Berbeda
Oleh: Coklat Vanille


Drrk! Aku tutup telepon kabel yang terhubung dengan rumah sakit tempatku bekerja. Panggilan kesekian kalinya dari calon pasien yang menanyakan tentang pembuatan surat keterangan sehat, cek kesehatan dan beberapa hal lainnya. Sebenarnya urusan ini sudah biasa aku hadapi. Tapi ini sudah kapiran rasanya, jangankan untuk menelan roti tawar yang dibeli dengan buru-buru saat ke kantin tadi, mau menyandarkan punggung saja tidak ada waktu. Lihatlah map yang menumpuk di depanku ini, menggunung. Data-data pasien baru membludak. Update data laporan pasien lama belum selesai, sudah datang pasien baru. Tulisan di kertas dan di layar komputer rasanya seperti menari-nari. Entah berapa kali aku terlihat memijit keningku sendiri.
Aku bukan bagian dari garda depan yang menanggung beban kerja yang lebih beresiko, tapi sedikitnya aku tetaplah bagian dari mereka, meski hanya membantu dengan merekap segala data keperluan rumah sakit tapi ini sungguhan membuatku bekerja lebih keras dari biasanya. Aku bisa merasakan bagaimana letihnya paramedis di sana dan bagaimana mereka mengalahkan rasa lelah serta kerinduan mendalam terhadap rumah dan orang-orang yang menungguinya.
Pandemi ini sudah memasuki gerbang Ramadhan, tapi masih saja melesat kencang tanpa ada tanda-tanda mengurangi kecepatan. Jika bisa aku juga ingin mudik dan Ramadhan bersama keluarga tercinta, tapi tentu saja tidak aku lakukan. "Nad, sudah kau selesaikan rekapan pasien tadi pagi?" Dokter Rudi sekaligus seniorku ini menepuk bahuku. Mengagetkan. "B-belum," jawabku sambil menggaruk kepala yang tidak gatal. "Oi, sebaiknya kau cepat selesaikan itu. Jangan melamun macam ikan kembung!" Tukasnya sambil berlalu. "Siap!" Balasku singkat. Aduh, baiklah, bukan waktunya memikirkan hal lain. Apalagi membayangkan berbuka dengan Mamak di kampung.

Yogyakarta, 23 April 2020

Biodata:

Coklat Vanille. Lahir di Jakarta, Agustus 1996. Memiliki nama asli, Rian Nofitri. Hobi menata diksi.




Baca juga:














Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.