Aku merasakan betapa kerasnya persaingan. Wah, kalau
diceritain mah kalian pasti jadi malas berkarya. Pokoknya, kuncinya itu sabar,
siap mental. Itu saja ya untuk urusan mencapai puncak. Masalah teori dan praktik
bisa menyusul. Karena semua itu butuh proses, yang penting harus sabar.
Kembali ke diri kalian masing masing. Target 12 tahun. Jangan
instan, takut jenuh, tetapi semoga Allah mengabulkan mimpi kita dengan cepat. Aamiin.
Indie atau mayor sama-sama bisa difilmkan, yang penting sabar.
Kak, aku mau tanya, dong. Mewakili teman-teman juga sih,
hehe. Kalau gak punya kenalan orang perfilman gimana? Mau cari kenalannya lewat
siapa? Gimana cara PDKT-nya? Oh, banyak. Di internet, Instagram, PH-PH itu
banyak. Wah, ratusan malah. Cuma harus sabar. Takutnya kalau lewat
sosmed-sosmed seperti itu hoax.
Lalu, cara membedakan mana yang palsu dan asli gimana, Kak? Oh,
cek track record-nya. Film-film yang
mereka buat. Karyanya gak bisa bohong. Pasti ada jejak rekamnya. Cek film-film
buatan mereka. Takutnya akun fake.
Kan, ada tuh kayak gitu. Jangan lupa berdoa juga. Semoga gak hoax.
Biasanya gak diminta duit, tetapi diajak ketemuan di tempat
mewah atau kantor. Kalau abal-abal cuma modal chat, tanpa undangan. Maksudnya yang tanpa undangan itu PH yang
matre. Kalau PH asli gak begitu. Kita makan pizza 100X dia yang bayar.
Nih, aku kasih tahu. Kenapa novel difilmkan banyak
saingannya? Soalnya satu film memakan biaya 4 miliaran. Nah, jadi mereka gak
sembarangan memilih novel. Ini bukan bisnis sembarangan. Kalian harus sabar. Jangan
berpikiran instan. Sertakan doa juga. Insyaallah terkabul. Aamiin.
By: Erby S
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.