ABADI DALAM SUNYI
Oleh: Kei Naz
Kau adalah ingatan yang tumbuh di ranggas musim kemarau
Aku adalah doa
yang meminta luruh hujan menggenangi kita
Mengalirkan hasrat
di sekujur tubuh rindu
menggenapi sepi
dengan air mata.
Kau adalah helai dedaunan yang jatuh sebelum ketiadaan menjemput
Aku adalah keranda
waktu yang mengusung sembilu
Membawamu masuk ke
liang dadaku hingga mengakar hunjam tak tercabut
Segalamu kubiarkan
tumbuh abadi dalam kenangan pilu
Rindu serupa pujangga
Cinta menjelma
syair
Kesetiaan selalu
kujaga
Meski kalut dalam
semilir
Kita yang abadi namun takdir memberi getir
Kita yang memilih
pergi karna hati tak sanggup menyakiti
Kita yang
menyusuri persimpangan dengan hati mendesir
Adalah kita yang
kini memagut lupa, abadi dalam sunyi.
Balikpapan, 6 November 2019
Biodata:
Perempuan penyuka kopi dan hujan. Menuliskan titah hati pada lembaran puisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.