Lelakinya Almira
Oleh: Yanti Damayanti
Almira
mengecup kedua pipi lelaki yang mengantarkannya pagi ini. Tanpa canggung,
lelaki itu mengecup keningnya. Beberapa pasang mata melihat ke arah mereka.
Tampak jelas, betapa lelaki itu mengasihinya.
Almira sadar
dengan apa yang mereka lakukan. Namun, dia merasa senang melakukannya, itu
hanya tanda dia sangat menyayangi lelaki tadi. Beberapa temannya pernah
mengoloknya. Bergeming, dia malah bangga. Karena dia tahu, tak semua orang
mudah menyampaikan rasa sayang yang dirasakan.
Lelaki
itu satu-satunya yang tak akan pernah menyakiti hatinya, sekarang atau pun
nanti, itu selalu diyakininya. Selalu menjadi tempatnya bercerita, tanpa pernah
merasakan jemu. Dia menginginkan lelaki itu selalu bahagia, seperti lelaki itu,
ingin dia selalu bahagia.
Dialah
yang pertama memperdengarkan suara azan di telinganya, saat dia lahir. Ya,
lelaki itu, ayahnya. Lelaki yang tangguh, bijaksana, penuh dengan humor namun
juga tegas. Baginya, lelaki itu tak hanya seorang ayah, tapi juga idola dan
pahlawannya.
Ada
yang Almira tidak tahu. Ayahnya hampir tak mampu menyelesaikan tugas pertamanya
saat menjadi seorang ayah, karena begitu emosionalnya saat melantunkan adan
dulu.
Pun
Almira kecil tak pernah tahu, ayahnya begitu sedih, saat dia menangis meminta
agar ayahnya di rumah bermain bersamanya padahal ayahnya harus pergi bekerja.
Kala itu, kesibukan ayahnya memang mencapai puncaknya. Diabaikan semua rasa
itu, bukan hanya karena tanggung jawab yang dia emban, namun sebagai bukti
syukur pada Tuhan, atas semua nikmat yang dilimpahkan padanya.
Cirebon, 14 November 2019
Biodata:
Yanti
Damayanti, ialah seorang ibu rumah tangga. Baginya menulis adalah sebagai
penyeimbang membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.