Piawai Menyimpan
Misteri dan Jebakan
Salah satu kemampuan yang harus selalu
diasah oleh setiap penulis khususnya penulis pemula adalah membuat misteri atau
jebakan dalam kisah atau cerita.
Berikut salah satu contoh sebuah
cerpen di Koran Kompas. Kisahnya tentang seorang pemuda yang mau naik haji.
Tiket sudah siap, visa sudah keluar, koper, dan kebutuhan lain sudah lengkap.
Pokoknya tinggal berangkat.
Baca Juga: POV Aku Harus Bertutur Sesuai Umur dan Ilmu
Tapi ada yang membuat ia risau.
Ayahnya sakit keras dan tidak mau berpisah dengannya walau sehari saja. Ia anak
tunggal, sekalipun ada perawat atau pembantu, kehadiran anaknya tersebut tidak
akan tergantikan.
Singkat cerita, ia selalu mencari
cara agar bisa meninggalkan ayahnya dengan tenang untuk pergi haji, doa pun tak
lepas dari keseharian.
Suatu hari ada keramaian di depan
rumah sang pemuda. Tetangga sibuk memasang tenda dan menggelar kursi-kursi plastik.
Bendera kuning dipasang di ujung jalan dan di pagar rumah. Ambulans datang dan
keranda pun masuk. Sesosok tubuh tanpa nyawa dipindahkan ke persemayaman.
Sepasang mata menangis, air mata tak
kunjung berhenti. Seorang ayah, tua, yang sakit keras, menangis menatap anaknya
yang terbujur mati, karena sebuah kecelakaan. Pemuda itu mati sebelum sempat
pergi haji.
Baca Juga: Konsep Alur dan Plot
Nah, pasti kalian semua mengira bahwa
yang meninggal adalah ayahnya yang sudah sakit-sakitan, begitulah cara sang
penulis mengecoh pembaca, dengan membuat cerita seakan san ayah yang lebih
berpotensi untuk meninggal, tetapi diluar dugaan kita ternyata yang meninggal
adalah anaknya.
Tidak semua cerita harus dibuat seperti
itu, tetapi beberapa saja untuk tetap menjaga cara kita sebagai penulis
menjebak dan menyimpan misteri untuk pembaca. Jika semua dibuat seperti di atas
maka lama-lama pembaca akan curiga dan selalu menebak-nebak cerita yang kita
buat.
Baik, cukup sampai di sini ya materi hari ini. Semoga
bermanfaat. ☺
Untuk
tahu lebih banyak penjelasannya silakan baca buku 101 Dosa Penulis Pemula karya
Isa Alamsyah. Karena, aku juga menjelaskan berdasarkan apa yang sudah aku baca
di buku tersebut dengan bahasaku sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.