Salah satu alasan kenapa penulis
menyampaikan pesan terlalu verbal dalam tulisannya karena mereka tidak punya
kemampuan menyampaikan pesan tersembunyi dibalik pesan yang terlihat.
Dalam rumah tangga dan hubungan suami-istri
hal menyembunyikan pesan juga sering terjadi. Seorang istri bilang ke suami,
ketika sedang berada di pusat perbelanjaan.
“Pa, tas yang di etalase itu
bagus sekali.”
Pesan dibalik kalimat itu :
“Pa, aku mau tas yang di etalase
itu.”
Jadi, dialog di atas menyelipkan
sebuah pesan dimana sang istri menginginkan sebuah tas dan meminta sang suami
untuk membelikan tas tersebut.
Dalam kepenulisan, kita harus pandai menyampaikan
pesan tidak verbal. Kita harus pandai menyelipkan pesan nasihat secara halus
dan tersembunyi namun bisa masuk ke dalam cerita.
Saya pernah nonton film yang
berisi tentang umat beragama lain. Tetapi karena penyampaian pesan film
tersebut mudah diterima, maka saya sebagai umat muslim tidak keberatan untuk
menonton film ini. Mungkin sebaiknya penulis muslim lebih banyak belajar
bagaimana membuat visi Islam disampaikan tanpa harus selalu menampilkan hadits
dan Qur’an, serta ada unsur pemaksaan.
Baca Juga : Mengandung Sebuah Pesan - Sastra Indonesia Org
Ketika ingin menyampaikan pesan,
seorang penulis harus mampu membuat tulisan yang bermakna “pesan di balik
pesan” atau menyelipkan pesan dibalik karyanya.
Semakin banyak kita bisa menyampaikan
pesan secara tidak terang-terangan, maka semakin mudah tulisan kita bisa
diterima masyarakat, bahkan berbeda keyakinan sekalipun.
Baik, sampai disini materi hari
ini. Semoga bermanfaat J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.