Jumat, 11 Oktober 2019

Memahami Tata Bahasa dalam Penulisan Dialog - Sastra Indonesia Org







Memahami Tata Bahasa  dalam Penulisan Dialog




              Hampir semua penulis pemula melakukan kesalahan ketika menulis dialog pada novel maupun cerpen yang mereka buat.
Berikut beberapa peraturan, contoh beserta penjelasan agar kita terhindar dari cara menulis dialog yang salah.

1. Peraturan pertama
            Setiap dialog harus masuk ke alenia baru, kecuali dialog yang dipotong sedikit kemudian dilanjutkan atau antar dialog masih lanjut dan memiliki jeda yang sangat sebentar, misal:
            “Sari mau pergi ke mana?” tanyaku. (alenia baru)
            “Aku mau pergi ke kantin yang berada di lantai 2.” (alenia baru)
            “Aku juga mau ke sana,” sambil merapikan rok, “tunggu sebentar, ya.” (alenia baru tetapi untuk sambungan dialognya tidak masuk alenia baru).

2. Peraturan kedua
            Huruf pertama menempel atau tanpa spasi dengan kutip buka dan tanda baca atau huruf terakhir juga menempel dengan tanda kutip penutup.
“Sari mau pergi ke mana?” = benar
“ Sari mau pergi ke mana? ” = Salah (karena dispasi)



3. Peraturan ketiga
            Huruf besar di awal dialog kecuali kalau kalimatnya dijeda, maka kalimat pada petik berikutnya dianggap sebagai kalimat lanjutan jadi harus menggunakan huruf kecil.
“Aku mau pergi ke kantin yang berada di lantai 2” = benar
“aku mau pergi ke kantin yang berada di lantai 2” = salah (karena huruf pertamanya huruf kecil)
 “Aku juga mau ke sana,” sambil merapikan rok, “tunggu sebentar, ya.” = benar
“Aku juga mau ke sana,” sambil merapikan rok, “Tunggu sebentar, ya.” = salah

4. Peraturan keempat
            Titik, koma, tanda tanya, tanda seru, pada akhir kalimat berada di dalam tanda petik bukan di luar tanda petik dan menempel pada tanda petik penutup.
            “Aku mau pergi ke kantin yang berada di lantai 2.” = benar
            “Aku mau pergi ke kantin yang berada di lantai 2”. = salah

5. Peraturan kelima
            Jika dialog berhenti tanpa keterangan narasi maka akhir kalimat menggunakan tanda titik. Jika dialog berhenti dan diikuti oleh narasi maka menggunakan tanda koma.

            “Aku juga mau ke sana,” sambil merapikan rok, “tunggu sebentar, ya.” = benar
            “Aku juga mau ke sana.” sambil merapikan rok, “tunggu sebentar, ya.” = salah

6. Peraturan keenam
            Kalau narasi berada sebelum dialog, maka setelah narasi diberi tanda koma yang menempel pada huruf terakhir pada narasi, lalu spasi, kemudian petik buka.
            Aku bertanya pada Sari, “Kamu mau kemana?”

Baik, cukup sampai di sini ya materi hari ini. Semoga bermanfaat. J



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.