Jumat, 18 Oktober 2019

#Kamis_Cerpen - Toksin Rindu - Yanti Damayanti - Sastra Indonesia Org









Toksin Rindu
Karya: Yanti Damayanti


Kupandangi jam dinding yang tak pernah lelah bergerak itu. Gerakannya terasa sangat lambat. Mungkin baterainya sudah mulai lemah pikirku. Helaan napas panjang, mengingatkanku bukan jamnya yang salah, tapi aku.


Andaikan aku tidak sedang menunggu, pastilah hanya sesekali jam itu aku lirik. Kualihkan pandanganku pada para pekerja di luar. Mungkin buat mereka, waktu terasa begitu cepat. Ada banyak kayu yang harus mereka sulap untuk menjadi kursi atau meja. Mereka berpacu dengan waktu.
Sekali lagi, kutarik napas panjang. Kuraih telepon genggamku, masih belum ada tanda-tanda dia bisa kuhubungi, mungkin masih sibuk. Pesanku pun belum dibacanya.
Ketukan pintu, membawaku ke dunia nyata. Seorang office boy datang. "Pak, piringnya bisa saya ambil?" tanyanya penuh sopan. Kulirik piring berisi makan siangku tadi, masih utuh. "Maaf Pak Udin, belum sempat saya makan, tapi tidak apa-apa bawa saja. Saya enggak lapar," jawabku.
Raut wajah Pak Udin terlihat bingung, bagaimana mungkin membawa makanan yang kelihatannya disentuh pun belum. "Nanti saja Pak, kalau Bapak sudah makan," Pak Udin menjawab perintahku. "Bapak harus makan, tadi pagi juga Bapak tidak sarapan. Nanti sakit Pak," Pak Udin mengingatkan sebelum keluar ruangan.
Andai Pak Udin tahu, sesungguhnya aku telah sakit sejak lama. Bukan karena tidak makan. Tapi karena toksin rindu yang disebarkan Anya. Mengenalnya, membuatku merasa semangat. Celotehannya yang ceplas-ceplos membuat jiwaku sehat, karena banyak tertawa. Namun, dia juga meninggalkan rindu yang menempel di hati dan kepalaku. Anya, kurapalkan namanya dengan senyum. Engkau sungguh racun yang berbahaya untuk kesehatan hatiku

Cirebon, 17 Oktober 2019

Biodata Penulis:

Yanti Damayanti, lahir di Bandung, Januari 1979. Ibu rumah tangga, menetap di Kuningan. Sempat merasa terlambat saat menjadikan menulis sebagai aktivitas hariannya, sebagai penyimbang kegemarannya membaca. Meski tak pernah bersentuhan dengan ilmu sastra dan bahasa secara formal. Akun Instagram @yanti_d_ tempatnya menuliskan fenomena yang dilihat di sekelilingnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.