Hindari Penggunaan POV
Orang ke-2
Menggunakan sudut pandang orang ke-2
dalam sebuah novel maupun cerpen memanglah tidak mudah.
Sampai
saat ini, setahu aku, belum pernah ada satu pun novel yang sukses dengan
menggunakan sudut
pandang orang ke-2, kamu, kau, atau Anda. Tapi ini setahu saya loh, mungkin
saja
kamu pernah tahu.
Meskipun
demikian, masih banyak penulis pemula yang mencoba-coba menggunakan sudut
pandang orang ke-2 dalam karyanya.
Berikut
contoh sepenggal cerita yang menggunakan sudut pandang orang ke-2:
Sudah
hampir dua tahun lamanya kamu menjalani hubungan penuh kebohongan ini.
Keluh-kesahmu tentang semua yang terjadi, menjadikanmu pribadi yang lemah.
“Apakah
hubungan ini harus disudahi?” ratapmu disetiap malam.
Langit
dan bintang malam selalu menjadi saksi keperihan hatimu atas semua kebohongan
yang sebenarnya kamu ketahui, namun apa daya, kamu hanya mampu menyiman tanpa
mengungkapkan kesengsaraan hatimu.
Dari
arah pintu ibumu masuk, melihatmu berdiam diri di balkon kamarmu, dengan cepat
ibu langsung menghampirimu.
“Kamu
kenapa lagi, Cit?” tanya ibumu.
“Tidak,
Bu,” jawabmu.
Menurut
saya, awalnya cukup bisa lah dipahami, namun ketika memasuki dialog mulai
kebingungan. Memang kendala terbesar penggunaan POV ke-2 adalah ketika sudah
masuk ke dialog.
Baik, cukup sampai di sini ya materi hari ini. Semoga
bermanfaat. J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.