Sabtu, 19 Oktober 2019

Cerpen - Senja yang Hilang - Oleh Rois Saputri - Sastra Indonesia Org








Senja yang Hilang
Oleh: Rois Saputri


Reyhan Pramana, pasien terakhirku hari ini. Dia datang dengan kondisi sehat, tapi tidak dengan jiwanya. Ada luka karena kehilangan dalam sorot matanya. Dia datang padaku dengan lukanya. Berharap bisa berdamai dengan kenyataan yang harus dia terima. "Aku tahu luka yang ada di hatimu sangat dalam. Ceritakanlah padaku agar aku bisa membantumu," pintaku.
Dia mulai bercerita dan mengingat kejadian yang membuat lukanya semakin menganga. Ada bening mengalir dari matanya. Sesak dan sesenggukan dia mencoba menyelesaikan ceritanya.


Reyhan adalah pria paling bahagia sebelum kejadian satu bulan yang lalu. Rey adalah musisi tersohor di dunia. Dia mempunyai istri cantik jelita yang menyukai senja. Setiap sore mereka akan pergi ke pantai untuk menikmati senja bersama. Hangatnya senja menambah kehangatan cinta mereka. Selalu, setiap kali menikmati senja, Rey membisikkan cinta untuk istrinya. "Aku mencintaimu, Senja," bisik Rey. "Aku juga mencintaimu, selalu. Walau senja harus segera pergi ditelan malam. Esok aku akan kembali untukmu." Balas istrinya. Kemudian Rey mencium Senja sambil menatap matahari yang kembali ke peraduannya.
Rey dan istrinya bisa dikatakan pasangan paling romantis yang pernah ada. Bagi Rey, istrinya adalah segalanya. Sepadat apa pun jadwalnya, ia tak akan melewatkan senja dengan istrinya. Hingga akhirnya dia tak pernah lagi bisa melihat senja.
Satu bulan yang lalu, Rey mendapat undangan untuk mengisi acara di Anyer. Dia mengatakan perihal undangan itu kepada istrinya. Istrinya, pecinta senja, dengan antusias ingin ikut ke sana. Ia membayangkan akan menikmati senja romantis bersama Rey di sana. Namun, ternyata itu hanya angan semata. 22 Desember 2018, Tuhan mengujinya dengan tsunami di Anyer. Tepat ketika ia mengisi acara, gelombang besar datang tanpa aba-aba. Tsunami menyapu semua yang dilaluinya. Senja yang berencana menyusul Rey untuk memberi dukungan kaget mendapati suara gemuruh dan orang-orang yang berlarian. Takdir sudah ditetapkan, Senja tidak bisa lari dari ajalnya. Belum sempat dia lari atau berlindung, tsunami sudah lebih dulu menyapunya.
Sehari setelah tsunami, Rey membuka mata dari pingsannya. Ia mendapati sekitarnya yang sudah rata. Tidak ada gedung, pohon, atau satu barang pun yang utuh. Semua rata. Di sekelilingnya ada orang-orang yang tertimpa mobil, bangunan, atau tergeletak tanpa nyawa. Ia langsung teringat Senjanya. Namun, ia tak tahu harus mencari ke mana. Sampai berita tsunami itu tersebar di berita-berita, sampai tim SAR datang, bahkan sampai sekarang, ia belum menemukan Senjanya.

Semarang, 18 Oktober 2019

Biodata:

Mendaki, bernyanyi, dan mendengarkan music adalah hobiku. Aku Rois Saputri, gadis melankolis yang menyukai hujan dan mendoan. Di bulan Oktober ini, aku masih bisa menikmati mendoan, tapi tidak dengan hujan. Semoga dalam waktu dekat, hujan segera datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.