Senja
yang Hilang
Oleh:
Rois Saputri
Reyhan Pramana, pasien terakhirku hari
ini. Dia datang dengan kondisi sehat, tapi tidak dengan jiwanya. Ada luka
karena kehilangan dalam sorot matanya. Dia datang padaku dengan lukanya.
Berharap bisa berdamai dengan kenyataan yang harus dia terima. "Aku tahu
luka yang ada di hatimu sangat dalam. Ceritakanlah padaku agar aku bisa
membantumu," pintaku.
Dia mulai bercerita dan mengingat
kejadian yang membuat lukanya semakin menganga. Ada bening mengalir dari
matanya. Sesak dan sesenggukan dia mencoba menyelesaikan ceritanya.
Reyhan adalah pria paling bahagia
sebelum kejadian satu bulan yang lalu. Rey adalah musisi tersohor di dunia. Dia
mempunyai istri cantik jelita yang menyukai senja. Setiap sore mereka akan
pergi ke pantai untuk menikmati senja bersama. Hangatnya senja menambah
kehangatan cinta mereka. Selalu, setiap kali menikmati senja, Rey membisikkan
cinta untuk istrinya. "Aku mencintaimu, Senja," bisik Rey. "Aku
juga mencintaimu, selalu. Walau senja harus segera pergi ditelan malam. Esok
aku akan kembali untukmu." Balas istrinya. Kemudian Rey mencium Senja
sambil menatap matahari yang kembali ke peraduannya.
Rey dan istrinya bisa dikatakan
pasangan paling romantis yang pernah ada. Bagi Rey, istrinya adalah segalanya.
Sepadat apa pun jadwalnya, ia tak akan melewatkan senja dengan istrinya. Hingga
akhirnya dia tak pernah lagi bisa melihat senja.
Satu bulan yang lalu, Rey mendapat
undangan untuk mengisi acara di Anyer. Dia mengatakan perihal undangan itu
kepada istrinya. Istrinya, pecinta senja, dengan antusias ingin ikut ke sana.
Ia membayangkan akan menikmati senja romantis bersama Rey di sana. Namun,
ternyata itu hanya angan semata. 22 Desember 2018, Tuhan mengujinya dengan tsunami
di Anyer. Tepat ketika ia mengisi acara, gelombang besar datang tanpa aba-aba.
Tsunami menyapu semua yang dilaluinya. Senja yang berencana menyusul Rey untuk
memberi dukungan kaget mendapati suara gemuruh dan orang-orang yang berlarian.
Takdir sudah ditetapkan, Senja tidak bisa lari dari ajalnya. Belum sempat dia
lari atau berlindung, tsunami sudah lebih dulu menyapunya.
Sehari setelah tsunami, Rey membuka
mata dari pingsannya. Ia mendapati sekitarnya yang sudah rata. Tidak ada
gedung, pohon, atau satu barang pun yang utuh. Semua rata. Di sekelilingnya ada
orang-orang yang tertimpa mobil, bangunan, atau tergeletak tanpa nyawa. Ia langsung
teringat Senjanya. Namun, ia tak tahu harus mencari ke mana. Sampai berita
tsunami itu tersebar di berita-berita, sampai tim SAR datang, bahkan sampai
sekarang, ia belum menemukan Senjanya.
Semarang,
18 Oktober 2019
Biodata:
Mendaki, bernyanyi, dan mendengarkan music adalah hobiku. Aku Rois Saputri,
gadis melankolis yang menyukai hujan dan mendoan. Di bulan Oktober ini, aku
masih bisa menikmati mendoan, tapi tidak dengan hujan. Semoga dalam waktu
dekat, hujan segera datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.