Senin, 30 September 2019

Tidak Semua Tokoh Pembantu Diberi Nama - Sastra Indonesia Org









Tidak Semua Tokoh Pembantu Diberi Nama



Biasanya beberapa penulis pemula mempunyai kesalahan yang sama yaitu memberi nama semua tokoh sehingga cerita terkesan terlalu banyak tokoh.
Terkadang dalam sebuah cerita penulis memberi nama semua teman-teman tokoh, tetangga tokoh, nama penjaga kantin di sekolah tokoh, seolah semua orang yang muncul dalam cerita harus ditampilkan namanya.




Misalnya:
Jam istirahat pun telah tiba, Ali bergegas menuju kantin untuk menemui seseorang  yang diam-diam disukainya, Ali bermaksud untuk mengungkapkan perasaan yang selama ini disimpannya melalui sebuah surat yang akan diberikan kepada Desi, ya gadis yang disukai Ali bernama Desi. Namun Ali harus mengurungkan niatnya karena Desi tidak sedang  sendirian di kantin melainkan bersama Susan, Ayu, Ririn dan Lina.

Nah kalau nama-nama tersebut tidak berkepentingan dalam cerita, tulis saja:
 Jam istirahat pun telah tiba, Ali bergegas menuju kantin untuk menemui seseorang  yang diam-diam disukainya, Ali bermaksud untuk mengungkapkan perasaan yang selama ini disimpannya melalui sebuah surat yang akan diberikan kepada Desi, ya gadis yang disukai Ali bernama Desi. Namun Ali harus mengurungkan niatnya karena Desi tidak sedang sendirian di kantin melainkan bersama teman-temannya.

Baca juga:  Pemilihan Nama Tokoh


Jangan sampai karena namanya disebut, pembaca jadi menunggu nama-nama tersebut beraksi atau muncul kembali dan memiliki peran dalam cerita Karena dianggap penting. Padahal cuma numpang lewat saja.
Sebenarnya boleh saja nama tetangga, teman-teman, bahkan penjaga kantin di sekolah tokoh dimasukkan agar terkesan natural, atau sebagai bukti jika tokoh tersebut mudah bergaul dengan semua kalangan, tapi pastikan ketika member nama disertai dengan maksud atau ada tujuannya bukan hanya sekedar aksesoris.

Misalnya:
Siska masih tergeletak lemah di atas ranjangnya, seketika dia terkejut saat beberapa orang masuk ke dalam kamarnya. Ya, orang-orang tersebut adalah Rina yang langsung memeluk tubuhnya, Pak Tono wali kelasnya, Pak Surip tukang kebun di sekolahnya dan beberapa teman kelas serta guru-guru lainnya.

Dalam kisah ini Siska adalah korban tabrak lari 2 hari yang lalu, yang mengakibatkan kelumpuhan pada kaki kanannya.
Beberapa nama orang yang menjenguk sengaja disebutkan untuk menunjukkan bahwa Siska adalah pribadi yang dekat dengan banyak orang tanpa melihat status sosial.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.