Tidak Semua Tokoh Pembantu Diberi
Nama
Biasanya
beberapa penulis pemula mempunyai kesalahan yang sama yaitu memberi nama semua
tokoh sehingga cerita terkesan terlalu banyak tokoh.
Terkadang
dalam sebuah cerita penulis memberi nama semua teman-teman tokoh, tetangga
tokoh, nama penjaga kantin di sekolah tokoh, seolah semua orang yang muncul
dalam cerita harus ditampilkan namanya.
Misalnya:
Jam istirahat pun telah tiba, Ali bergegas menuju kantin untuk menemui seseorang yang diam-diam disukainya, Ali bermaksud untuk mengungkapkan perasaan yang selama ini disimpannya melalui sebuah surat yang akan diberikan kepada Desi, ya gadis yang disukai Ali bernama Desi. Namun Ali harus mengurungkan niatnya karena Desi tidak sedang sendirian di kantin melainkan bersama Susan, Ayu, Ririn dan Lina.
Nah kalau nama-nama tersebut tidak berkepentingan dalam cerita, tulis saja:
Jam istirahat pun telah tiba, Ali bergegas menuju kantin untuk menemui seseorang yang diam-diam disukainya, Ali bermaksud untuk mengungkapkan perasaan yang selama ini disimpannya melalui sebuah surat yang akan diberikan kepada Desi, ya gadis yang disukai Ali bernama Desi. Namun Ali harus mengurungkan niatnya karena Desi tidak sedang sendirian di kantin melainkan bersama Susan, Ayu, Ririn dan Lina.
Nah kalau nama-nama tersebut tidak berkepentingan dalam cerita, tulis saja:
Jam istirahat pun telah tiba, Ali bergegas
menuju kantin untuk menemui seseorang
yang diam-diam disukainya, Ali bermaksud untuk mengungkapkan perasaan
yang selama ini disimpannya melalui sebuah surat yang akan diberikan kepada
Desi, ya gadis yang disukai Ali bernama Desi. Namun Ali harus mengurungkan
niatnya karena Desi tidak sedang sendirian di kantin melainkan bersama
teman-temannya.
Baca juga: Pemilihan Nama Tokoh
Jangan sampai karena namanya disebut, pembaca jadi menunggu nama-nama tersebut
beraksi atau muncul kembali dan memiliki peran dalam cerita Karena dianggap
penting. Padahal cuma numpang lewat saja.
Sebenarnya
boleh saja nama tetangga, teman-teman, bahkan penjaga kantin di sekolah tokoh
dimasukkan agar terkesan natural, atau sebagai bukti jika tokoh tersebut mudah
bergaul dengan semua kalangan, tapi pastikan ketika member nama disertai dengan
maksud atau ada tujuannya bukan hanya sekedar aksesoris.
Misalnya:
Siska masih tergeletak lemah di atas ranjangnya, seketika dia terkejut saat beberapa orang masuk ke dalam kamarnya. Ya, orang-orang tersebut adalah Rina yang langsung memeluk tubuhnya, Pak Tono wali kelasnya, Pak Surip tukang kebun di sekolahnya dan beberapa teman kelas serta guru-guru lainnya.
Siska masih tergeletak lemah di atas ranjangnya, seketika dia terkejut saat beberapa orang masuk ke dalam kamarnya. Ya, orang-orang tersebut adalah Rina yang langsung memeluk tubuhnya, Pak Tono wali kelasnya, Pak Surip tukang kebun di sekolahnya dan beberapa teman kelas serta guru-guru lainnya.
Dalam kisah
ini Siska adalah korban tabrak lari 2 hari yang lalu, yang mengakibatkan
kelumpuhan pada kaki kanannya.
Beberapa
nama orang yang menjenguk sengaja disebutkan untuk menunjukkan bahwa Siska
adalah pribadi yang dekat dengan banyak orang tanpa melihat status sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.