Jumat, 13 September 2019

#Kamis_Cerpen - Tema Hari Berkabung - Untukmu Sahabatku- Muhammad Witarto - Sastra Indonesia Org




Untukmu Sahabatku
Karya: Muhammad Witarto


Kematian adalah sebuah keniscayaan. Sesuatu yang pasti akan terjadi. Karena sudah menjadi kodrat yang tak dapat untuk dihindari. Kullu nafsin dzaikatul maut, segala sesuatu yang bernyawa pasti akan mengalami kematian.
Mungkin pagi ini, kau begitu sanggup untuk sarapan dua piring nasi beserta lauk pauknya, ditambah dua lapis martabak rasa cokelat keju untuk mengenyangkan isi perutmu. Akan tetapi, siapa sangka ketika perjalanan menuju sungai, kau jatuh terpeleset kemudian tubuhmu terpental hingga jatuh ke tebing dengan kepala membentur bongkahan batu besar di sungai itu. Kau pun tewas dalam keadaan mengenaskan. Bisa saja itu terjadi.

***

"Wi, lebaran besok kamu pulang kampung, gak?" Pesan chat WhatsApp dari nomor sahabatku yang sudah lama tak bertemu.
"Pulanglah. Tumben banget kamu bertanya begitu, Ning?"
"Main ke rumahku ya! Aku pengin ketemu kamu." Begitu pintanya.
"Sudah biasa juga kan, setiap pulang kampung di hari lebaran pasti selalu mampir ke rumahmu." Jawabku setengah bercanda.


"Yah, siapa tahu kamu lupa. Aku hanya mengingatkanmu. Lebaran ini, benar-benar aku ingin ketemu kamu."
"Aku pasti datang ke rumahmu, Ning." Jawabku meyakinkan hatinya.

***

Beberapa hari setelah lebaran, aku baru sempat main ke rumah sahabatku, Ening. Ada suatu kebiasaan aneh yang diminta Ening. Ia mengajakku nonton di bioskop, padahal selama aku mengenalnya belum pernah sekalipun ke bioskop. Pukul empat sore sepulang dari bioskop ia memintaku untuk mengantarnya ke alun-alun kota. Untung, aku membawa sepeda motor, dan aku pun mengantarnya dengan senang hati. Pulang ke rumah selepas Isya. Aku tak menyangka kalau itu adalah pertemuan terakhirku dengannya. Ia rahasiakan semua penyakit yang telah menggerogoti tubuh. Ia begitu tabah dengan semua yang diderita.

11 September 2019, tepat pukul 2.30 WIB Allah memanggilmu. Andai kau tahu, aku begitu menyayangimu. Namun Allah lebih mencintaimu, sahabatku. Selamat jalan, sahabatku. Semoga Allah Swt berikan tempat yang indah buatmu. Kau juga pergi bersamaan dengan wafatnya putra bangsa yang pernah menjadi presiden ke-3 Republik Indonesia, B.J. Habibie.

Cerpen ini saya persembahkan buat sahabatku, Kuswardaningsih.

Jakarta, 12 September 2019

Biodata:

Muhammad Witarto. Penulis tinggal di Kota Banten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.