Perginya Inspirasi Negeri
Oleh: Raden Ridho Himawan
Tidak ada yang berbeda pagi ini.
Aku memulai pagi dengan salat Subuh berjamaah dan berlari mengitari asrama
militer bersama teman-teman.
Pada pukul 07:00 WIB, aku bersama
dua temanku akan mengibarkan Bendera Merah Putih. Namun, ada yang berbeda hari
ini. Bendera dikibarkan hanya setengah tiang.
Ingatanku memaksa kembali pada
berita viral semalam tentang meninggalnya sosok inspirasi negeri. Sosok
pahlawan itu adalah presiden ke-3 Republik Indonesia, B.J. Habibie atau yang
akrab dipanggil Eyang Habibie.
Beliau adalah laki-laki yang
cerdas, bersahaja, dan membuat semua mata tertuju kepadanya. Beliau sosok yang
sangat hebat. Selain dapat membuat pesawat terbang, beliau juga setia terhadap
pasangan. Hal tersebut yang kini aku jadikan teladan hingga membuatku menjadi
seperti saat ini.
B.J. Habibie. Nama tersebut melekat
di dalam hati. Ketika bertemu dengannya dulu dalam sebuah event, bukan hanya tentang pengetahuan yang beliau berikan kepadaku
dan banyak orang, melainkan juga tentang cinta dan air mata. Beliau pernah
bercerita tentang pahit manisnya kehidupan bersama istri tercinta.
Tak terasa air mata ini menetes
ketika mengingatnya. Memoriku bersamanya masih jelas di ingatan. Namun, aku
berusaha tegar dan melanjutkan pengibaran agar bendera sempurna sampai di
tengah tiang. Kuberi penghormatan kepada bendera, lalu aku bersama teman-teman
kembali ke posisi semula. Barisan sudah kububarkan, tetapi air mata masih tetap
mengalir.
Embun bening yang terasa hangat ini
masih tetap mengalir di setiap pori-pori pipi. Aku terjatuh, aku lemah. Aku
hanya bisa menangis meratapi kepergian sosok laki-laki hebat negeri ini.
Aku mengambil secarik foto
bersamanya dulu dan aku baca kembali tulisan di balik foto tersebut: Hai, Pak Habibie. Kelak aku akan menjadi
laki-laki hebat sepertimu.
Hanya kalimat perpisahan dan doa
yang dapat aku panjatkan untukmu, Pahlawan. Semoga engkau diterima di sisi
Tuhan dan selamat bertemu dengan kekasih impianmu di surga.
Aku bertekad akan menjadi orang
hebat di negeri ini dan akan selalu kukenang namamu di hati.
Selamat jalan, Kapten.
Jakarta, 13 September
2019
Biodata:
Nama saya Raden Ridho Himawan dari Jakarta
Timur. Saya lahir di Jakarta, 31 Januari 2002. Saat ini saya sedang menjalani
Akademi Angkatan Udara dan akan segera berangkat ke Magelang. Seorang laki-laki
biasa yang kelak akan menjadi seorang Perwira.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.