Langit
Bersedia
Oleh:
Ferdina Simamora
Langit biru, kembali menjelma jingga
Terpercik sinar mentari sore
Itu yang kita namakan senja
Waktu yang tepat untuk kita menikmati
seteguk teh nikmat,
bersama seberkas cahaya redup yang mulai
menyinar
Waktu itu …
Di mana pikirku dan pikirmu bertemu
dalam satu ruang singgah
Ya … hati
Berdebar jantungku tak karuan
Saat kau raih punggung tanganku
Kau ucap beberapa kata yang membuat
nadiku melonjak
“Aku mencintaimu, kejoraku,” katamu.
Kutatap kejora di atas sana, yang tak
lagi redup, tak berkerlip
Seperti itulah kau. Indah, unik yang
berhasil menyinari hari-hariku
Dua katamu membuat akalku tersesat,
gamang akan pernyataan yang semua orang
bisa ucapkan.
Kita berhenti beberapa saat.
Kau menanti jawaban, dan aku dengan
segala kebimbangan
Sampai pada akhirnya langit jingga
menjelma gelap
“Dampingi saya seperti bulan bersama
kejora di langit sana.
Sampai waktu tak lagi dapat kita ukur,
dan hari yang tak dapat kita hitung.”
Katamu lagi bersamaan dengan sebulir
mutiara di sudut matamu.
Kau tersenyum, bahagia saat hanya
kuanggukkan kepala
Medan,
27 Juni 2019
Biodata:
Ferdina Simamora,
sukanya disapa, Dina. Lahir tanggal 7 Januari 1999 di Belawan. Si introvert
yang melankolis dan ngeselin. Hobinya menulis dan punya cita-cita menjadi
seorang novelis. Saat ini kegiatannya hanya bekerja dan mengembangkan hobi. Si
gadis yang bermimpi suatu saat nama penanya, DiiAlgiedi, akan lebih di kenal
ketimbang namanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.