Assalaamu'alaikum, teman-teman. Apa kabarnya hari ini? Hari ini belajar lagi ya ☺.
Nah, hari ini kita belajar mengenai tidak selektif dalam memilih karakter/ tokoh. Sebelum memulai pelajaran, jangan lupa berdoa terlebih dahulu ya ☺.
Baca juga: Perlunya Pertimbangan dalam Pemilihan Jumlah Tokoh - Sastra Indonesia Org
Sebegai penulis kamu harus cermat menyeleksi karakter mana yang ditampilkan dan mana yang tidak perlu dibahas panjang lebar. So, bukan hanya sekadar jumlah tokoh yang dibatasi, melainkan juga perlu diseleksi fungsi karakter tersebut dalam cerita.
Misalnya saja dalam satu keluarga terdiri dari ibu dan 2 anaknya. Pada saat penulis sedang mengisahkan hubungan ibu dan anak pertamanya, maka anak keduanya tidak perlu ditampilkan. Bahkan terkadang tidak perlu dijelaskan ada di mana, masih hidup atau sudah meninggal. Kalau memang tidak dibutuhkan, ya tidak perlu ditampilkan. Jadi maksudnya, tidak semua elemen yang ada harus ditampilkan sekaligus.
Baca juga: Tidak Konsisten Menggunakan Kata Ganti dalam Narasi - Sastra Indonesia Org
Misal lagi nih, di sekolah pasti ada guru, murid lelaki dan perempuan, staf TU, penjaga kantin, dan satpam kan. Akan tetapi kalau kisahnya tentang cinta antara dua murid, karakter/ tokoh lain tidak perlu dibahas. Kecuali masuk dalam bagian cerita.
Jadi intinya, semua karakter/ tokoh dalam cerita ada karena dibutuhkan, bukan karena mereka ada di dunia nyata.
Baik, cukup sampai di sini ya materi hari ini. Semoga bermanfaat. ☺
Jika ada yang ingin menyanggah atau bertanya, silakan ya ☺.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.