Jumat, 02 Agustus 2019

Cerpen - R (Rania, Rendy, Raina) - Anisah Rahmadani - Sastra Indonesia Org



R (Rania, Rendy, Raina)
Karya: Anisah Rahmadani

Aroma parfum permen karet tercium wangi saat dua gadis kembar bernama Rania dan Raina berjalan menyusuri koridor sekolah. Para siswa SMA Bakhti sudah terbiasa mencium aroma itu ketika si kembar lewat, dan wangi permen karet itulah yang membuat mereka dikelilingi para cowok ganteng yang bergelar Playboy.
“Kak Rendy, kok ada di depan kelas aku kak? Ada apa?” ujar Raina ketika melihat Rendy, kakak kelas yang menjabat sebagai Ketua OSIS ganteng, pinter, dan keren. Karena jambul unyunya yang tak pernah ketinggalan. Ia juga dikelilingi para cewek karena sikap ramah dan murah senyumnya.
“Iya nungguin Rania”
“Aku? Ngapain, Kak?”
“Pengurus OSIS inti kumpul. Emang kamu gak tahu? Grub WA kemarin rame loh.”
“Oh, gitu. Maaf, semalam aku gak on WA, Kak”
 “Ya udah, gak apa-apa. Sekarang kita ke Ruang OSIS.” Rendy menarik tangan Rania.
Raina terlihat kesal melihat Rendy pergi dengan Rania. Ia masuk kelas dengan mulut yang tak hentinya memaki.
Sampai di Ruang OSIS, Rendy dan Rania mendapat sorak sorai teman-temannya.
“Kapan jadiannya sih Prince and Princess ini? Cocoknya udah melebihi kriteria tau.” Goda Celline, cewek manis dengan kacamata minusnya.
“Tau lo, Ren. Jangan baperin Rania terus kalau nagak cepet-cepet kasih kepastian. Kan kasihan dede emesh gue.” Sambung Farrel yang mendapat cacian teman-temannya.
Ia cowok langka di SMA Bakhti karena sifat konyol dan hobi melawak yang melekat pada dirinya, eits … tapi dia Wakil Ketua OSIS.
“Apa sih kalian semua. Tadi itu buru-buru makanya gue tarik Rania.” Rendy melepas genggamannya.
Rania menunduk untuk menyembunyikan pipi tembamnya yang merona merah agar teman-temannya tidak semakin menyorakinya.
“Ya udah, iya deh percaya. Udah yuk, sekarang mulai rapatnya. Keburu bel bunyi,” kata Farida, cewek tomboi yang selalu terburu-buru kerjanya.
Rapat pun dimulai. Cukup lama hingga tiba-tiba terdengar bel masuk berbunyi nyaring tepat ketika Rendy mengakhiri rapatnya. Semuanya pun berlari menuju kelas masing-masing.

♦♦♦

Istirahat tiba. Rania dan Raina menuju kantin.
“Kak, aku mau tanya. Jawab yang jujur ya!” ujar Raina terlihat serius.
“Iya, ada apa?”
“Kakak suka juga kan sama Kak Rendy?”
“Ha? Gak kok, Kakak gak suka.”
“Kak, aku cemburu pas Kak Rendy tarik tangan Kakak. Kakak tahu kan kalau aku suka banget sama dia. Namun dianya gak peka. Apalagi akhir-akhir ini kulihat Kak Rendy deket banget sama Kakak, dan kudenger gosip temen-temen katanya dia mau nembak Kakak.”


“Udah, kamu jangan denger apa kata temen-temen. Lagian Kakak deket sama Kak Rendy kan karena sebentar lagi ada pergantian pengurus OSIS. Jadi pengurus OSIS lama harus rapat dan sering kumpul.”
“Ya udah, tapi Kakak janji kan gak akan suka sama Kak Rendy.”
“Janji.” Rania mengulurkan jari kelingkingnya yang langsung disambut pelukan erat Raina, mereka tertawa bersama.

♦♦♦

Bel pulang berbunyi nyaring, semua siswa berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumah masing-masing. Berbeda dengan Rendy yang malah berdiri di dekat pintu ruang kelas XI A, kelas Rania dan Raina. Setelah Rania dan Raina keluar .…
“Hai, kalian.”
“Hai, Kak. Ada apa, Kak? Tumben mampir ke kelas?” tanya Raina.
“Mau kasih kalian tebengan, ayo!” Si kembar bertanya-tanya bingung, tapi ia cepat-cepat mengikuti langkah Rendy setelah Rendy menegurnya. Rania dan Raina masuk ke mobil hitam Rendy.
“Rania, kok duduk di belakang, sih? Duduk di depan sini sama gue. Sekalian bahas persiapan pergantian pengurus OSIS.” Rania melihat Raina, meskipun kesal tapi Raina mengangguk saja. Akhirnya Rania duduk di depan bersama Rendy.
Di jalan, Raina seperti obat nyamuk yang menemani perjalanan Rania dan Rendy. Raina harus diam seperti patung mendengarkan obrolan asyik kakak-kakaknya itu. Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya mobil Rendy berhenti tepat di depan pagar rumah si kembar.
“Makasih, Kak Rendy,” ujar Rania dan Raina kompak. Rendy mengangguk lalu melesat pergi meninggalkan mereka.

♦♦♦

Malam harinya di kamar. Rania dan Raina sibuk dengan ponsel masing-masing. Tiba-tiba Raina berteriak.
“Kenapa, Rai?”
“Lihat nih, gak biasanya Kak Rendy telepon aku,” jawab Raina sangat senang. Kemudian ia berlari menuju balkon.
Cukup lama Raina mengobrol dengan Rendy lewat telepon, tetapi wajah Raina tampak sembab, ia habis menangis. Obrolan mereka berakhir, Raina kembali masuk dan langsung merebahkan diri di ranjang. Rania bingung kenapa Raina terlihat sedih, tetapi ia tak berani bertanya karena Raina sudah menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

♦♦♦

Esoknya di sekolah, tepatnya saat di kantin. Rendy dan Farrel menghampiri tempat duduk Rania dan Raina.
“Hai, Twins. Duduk boleh ya?” tanya Rendy, Rania, dan Raina mengangguk.
“Udah … cepetan, Ren. Durasi nih ... entar pas kelulusan, pas di acara Prom Night lo sama Rania udah pacaran, kan asyik tuh jadi ada Prince and Princess anaknya King and Queen,” ujar Farrel panjang lebar lalu tertawa.
“Ha? Maksudnya, Kak Farrel?” Rania mengernyitkan dahinya bingung.
“Tuh princess lo udah kepo, cepetan Rendy ganteng!”
Randy memegang tangan Rania, “Ran, sebenarnya … gue udah lama suka sama lo, tapi maaf gue baru bisa ngungkapin sekarang. Lo, mau gak jadi pacar gue?” Semua yang ada di kantin melongo tak percaya membuat keadaan langsung sunyi senyap.
Rania melepaskan genggaman Randy. “Maaf, Kak. Rania  ...Rania gak bisa terima Kakak. Karena ada yang lebih pantes buat jadi pacar Kakak, yaitu Raina.” Rania melirik Raina, terlihat wajah kembarannya itu kecewa dan sedih.
“Kak, gak apa-apa, kok. Raina ikhlas, lebih baik Raina lihat Kak Rendy bahagia meskipun sama orang lain.” Bulir air mata satu per satu turun membasahi pipi Raina. Farrel mengelus pundak Raina lembut. Ia tak tega melihat adik kelasnya menangis seperti itu karena memang Farrel menyukai Raina.
“Rai, aku tetep gak akan terima Kak Rendy. Karena aku gak mau bahagia di atas penderitaan kamu. Aku lebih sayang kamu daripada Kak Rendy.” Rania memeluk erat Raina.
“Makasih ya, Kak.” Rania dan Rendy tersenyum meskipun mereka juga kecewa.

Mojokerto, 21 Juni 2019


Biodata:

Namaku Anisah Rahmadani. Biasanya dipanggil Nisah, tapi teman-teman di sekolah manggilnya Ara. Duduk di bangku SMPN 1 Mojoanyar kelas 8 C. Lahir di Mojokerto tanggal 28 Oktober 2004. Alamat di Dusun Tambak Rejo, Desa Gayaman, RT 01 dan RW 03, Mojoanyar, Mojokerto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.