R (Rania, Rendy, Raina)
Karya: Anisah Rahmadani
Aroma
parfum permen karet tercium wangi saat dua gadis kembar bernama Rania dan Raina
berjalan menyusuri koridor sekolah. Para siswa SMA Bakhti sudah terbiasa
mencium aroma itu ketika si kembar lewat, dan wangi permen karet itulah yang
membuat mereka dikelilingi para cowok ganteng yang bergelar Playboy.
“Kak
Rendy, kok ada di depan kelas aku kak? Ada apa?” ujar Raina ketika melihat
Rendy, kakak kelas yang menjabat sebagai Ketua OSIS ganteng, pinter, dan keren.
Karena jambul unyunya yang tak pernah ketinggalan. Ia juga dikelilingi para
cewek karena sikap ramah dan murah senyumnya.
“Iya
nungguin Rania”
“Aku?
Ngapain, Kak?”
“Pengurus
OSIS inti kumpul. Emang kamu gak tahu? Grub WA
kemarin rame loh.”
“Oh,
gitu. Maaf, semalam aku gak on WA, Kak”
“Ya udah, gak apa-apa. Sekarang kita ke Ruang
OSIS.” Rendy menarik tangan Rania.
Raina
terlihat kesal melihat Rendy pergi dengan Rania. Ia masuk kelas dengan mulut
yang tak hentinya memaki.
Sampai
di Ruang OSIS, Rendy dan Rania mendapat sorak sorai teman-temannya.
“Kapan
jadiannya sih Prince and Princess ini? Cocoknya udah melebihi
kriteria tau.” Goda Celline, cewek manis dengan kacamata minusnya.
“Tau
lo, Ren. Jangan baperin Rania terus kalau nagak cepet-cepet kasih kepastian.
Kan kasihan dede emesh gue.” Sambung Farrel yang mendapat cacian
teman-temannya.
Ia
cowok langka di SMA Bakhti karena sifat konyol dan hobi melawak yang melekat
pada dirinya, eits … tapi dia Wakil
Ketua OSIS.
“Apa
sih kalian semua. Tadi itu buru-buru makanya gue tarik Rania.” Rendy melepas
genggamannya.
Rania
menunduk untuk menyembunyikan pipi tembamnya yang merona merah agar
teman-temannya tidak semakin menyorakinya.
“Ya
udah, iya deh percaya. Udah yuk, sekarang mulai rapatnya. Keburu bel bunyi,”
kata Farida, cewek tomboi yang selalu terburu-buru kerjanya.
Rapat
pun dimulai. Cukup lama hingga tiba-tiba terdengar bel masuk berbunyi nyaring
tepat ketika Rendy mengakhiri rapatnya. Semuanya pun berlari menuju kelas
masing-masing.
♦♦♦
Istirahat
tiba. Rania dan Raina menuju kantin.
“Kak,
aku mau tanya. Jawab yang jujur ya!” ujar Raina terlihat serius.
“Iya,
ada apa?”
“Kakak
suka juga kan sama Kak Rendy?”
“Ha?
Gak kok, Kakak gak suka.”
“Kak,
aku cemburu pas Kak Rendy tarik tangan Kakak. Kakak tahu kan kalau aku suka
banget sama dia. Namun dianya gak peka. Apalagi akhir-akhir ini kulihat Kak
Rendy deket banget sama Kakak, dan kudenger gosip temen-temen katanya dia mau
nembak Kakak.”
“Udah,
kamu jangan denger apa kata temen-temen. Lagian Kakak deket sama Kak Rendy kan
karena sebentar lagi ada pergantian pengurus OSIS. Jadi pengurus OSIS lama
harus rapat dan sering kumpul.”
“Ya
udah, tapi Kakak janji kan gak akan suka sama Kak Rendy.”
“Janji.”
Rania mengulurkan jari kelingkingnya yang langsung disambut pelukan erat Raina,
mereka tertawa bersama.
♦♦♦
Bel
pulang berbunyi nyaring, semua siswa berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumah
masing-masing. Berbeda dengan Rendy yang malah berdiri di dekat pintu ruang
kelas XI A, kelas Rania dan Raina. Setelah Rania dan Raina keluar .…
“Hai,
kalian.”
“Hai,
Kak. Ada apa, Kak? Tumben mampir ke kelas?” tanya Raina.
“Mau
kasih kalian tebengan, ayo!” Si kembar bertanya-tanya bingung, tapi ia
cepat-cepat mengikuti langkah Rendy setelah Rendy menegurnya. Rania dan Raina
masuk ke mobil hitam Rendy.
“Rania,
kok duduk di belakang, sih? Duduk di depan sini sama gue. Sekalian bahas
persiapan pergantian pengurus OSIS.” Rania melihat Raina, meskipun kesal tapi
Raina mengangguk saja. Akhirnya Rania duduk di depan bersama Rendy.
Di
jalan, Raina seperti obat nyamuk yang menemani perjalanan Rania dan Rendy. Raina
harus diam seperti patung mendengarkan obrolan asyik kakak-kakaknya itu. Setelah
beberapa menit berlalu, akhirnya mobil Rendy berhenti tepat di depan pagar rumah
si kembar.
“Makasih,
Kak Rendy,” ujar Rania dan Raina kompak. Rendy mengangguk lalu melesat pergi
meninggalkan mereka.
♦♦♦
Malam
harinya di kamar. Rania dan Raina sibuk dengan ponsel masing-masing. Tiba-tiba
Raina berteriak.
“Kenapa,
Rai?”
“Lihat
nih, gak biasanya Kak Rendy telepon aku,” jawab Raina sangat senang. Kemudian
ia berlari menuju balkon.
Cukup
lama Raina mengobrol dengan Rendy lewat telepon, tetapi wajah Raina tampak
sembab, ia habis menangis. Obrolan mereka berakhir, Raina kembali masuk dan
langsung merebahkan diri di ranjang. Rania bingung kenapa Raina terlihat sedih,
tetapi ia tak berani bertanya karena Raina sudah menutup seluruh tubuhnya
dengan selimut.
♦♦♦
Esoknya
di sekolah, tepatnya saat di kantin. Rendy dan Farrel menghampiri tempat duduk
Rania dan Raina.
“Hai,
Twins. Duduk boleh ya?” tanya Rendy, Rania,
dan Raina mengangguk.
“Udah
… cepetan, Ren. Durasi nih ... entar pas kelulusan, pas di acara Prom Night lo sama Rania udah pacaran, kan
asyik tuh jadi ada Prince and Princess anaknya King and Queen,” ujar
Farrel panjang lebar lalu tertawa.
“Ha?
Maksudnya, Kak Farrel?” Rania mengernyitkan dahinya bingung.
“Tuh
princess lo udah kepo, cepetan Rendy
ganteng!”
Randy
memegang tangan Rania, “Ran, sebenarnya … gue udah lama suka sama lo, tapi maaf
gue baru bisa ngungkapin sekarang. Lo, mau gak jadi pacar gue?” Semua yang ada
di kantin melongo tak percaya membuat keadaan langsung sunyi senyap.
Rania
melepaskan genggaman Randy. “Maaf, Kak. Rania ...Rania gak bisa terima Kakak. Karena ada
yang lebih pantes buat jadi pacar Kakak, yaitu Raina.” Rania melirik Raina, terlihat
wajah kembarannya itu kecewa dan sedih.
“Kak,
gak apa-apa, kok. Raina ikhlas, lebih baik Raina lihat Kak Rendy bahagia
meskipun sama orang lain.” Bulir air mata satu per satu turun membasahi pipi
Raina. Farrel mengelus pundak Raina lembut. Ia tak tega melihat adik kelasnya
menangis seperti itu karena memang Farrel menyukai Raina.
“Rai,
aku tetep gak akan terima Kak Rendy. Karena aku gak mau bahagia di atas
penderitaan kamu. Aku lebih sayang kamu daripada Kak Rendy.” Rania memeluk erat
Raina.
“Makasih
ya, Kak.” Rania dan Rendy tersenyum meskipun mereka juga kecewa.
Mojokerto, 21 Juni 2019
Biodata:
Namaku
Anisah Rahmadani. Biasanya dipanggil Nisah, tapi teman-teman di sekolah
manggilnya Ara. Duduk di bangku SMPN 1 Mojoanyar kelas 8 C. Lahir di Mojokerto
tanggal 28 Oktober 2004. Alamat di Dusun Tambak Rejo, Desa Gayaman, RT 01 dan
RW 03, Mojoanyar, Mojokerto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.