Pict from pixabay
|
Wafa
Oleh: Syefrianidar
Pada hati yang pernah patah
Lalu luka menjadi jejak air mata
Kau pernah pergi, oleh sebab yang tak terucap
Dan aku mengantarkan bahumu menjauh, sore itu
Yang menahan hatiku, hanya sebuah kesetiaan
Entah demi apa, entah sampai bila
Jarum jam tak kunjung berdentang untuk menggegas waktu
Pertemuan, akankah sekadar delusi
Atau justru hanya kenangan yang akan terus diputar ulang
Aku dilumat bayang
Kamu dimamah masa
Dan yang tersisa bagi kita, cuma sepotong kata
Wafa
Lubuk Pakam, 10 Juli 2019
Biodata:
Oleh: Syefrianidar
Pada hati yang pernah patah
Lalu luka menjadi jejak air mata
Kau pernah pergi, oleh sebab yang tak terucap
Dan aku mengantarkan bahumu menjauh, sore itu
Yang menahan hatiku, hanya sebuah kesetiaan
Entah demi apa, entah sampai bila
Jarum jam tak kunjung berdentang untuk menggegas waktu
Pertemuan, akankah sekadar delusi
Atau justru hanya kenangan yang akan terus diputar ulang
Aku dilumat bayang
Kamu dimamah masa
Dan yang tersisa bagi kita, cuma sepotong kata
Wafa
Lubuk Pakam, 10 Juli 2019
Biodata:
Mempunyai nama lengkap, Syefrianidar.
Lahir dan hingga kini berdomisili di Kota Lubuk Pakam. Menyukai cerpen, puisi,
hujan gerimis, dan malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.