Mission
Accomplished
Karya: Dimas
Nurrahman Pratama
Suara
burung gereja menghinggapi di tiang listrik. Lebih tinggi dari gedung pencakar
langit umumnya. Tidak hanya seekor. Dua, tiga, maupun puluhan bersenandung
secara irama. Beberapa menit berselang, mereka memutuskan untuk pergi terbang,
menuju tempat persinggahan selanjutnya. Awan-awan mulai bergerak sangat pelan.
Sehingga sinar matahari tidak mengganggu penglihatan pejalan kaki maupun
sekitarnya.
Seorang
pria berpose telentang sambil mengamati sesuatu. Pakaiannya jas hitam dengan
kain terusan. Bagian atas dipasang topi runcing warna merah. Tidak lupa juga
mengenakan sepatu boots dan jam
tangan Rolex. Dia menggunakan teropong ke arah barat laut. Lalu dia memutar
pengaturan lensa. Lima ratus, tiga ratus meter hingga berhasil menemukan
target. Seorang pria berjas hitam, dilengkapi baju anti peluru. Ditambah bodyguard berjumlah tiga orang dengan
posisi menyebar. Sehingga memudahkan si sniper
untuk menembak.
“Apa kau sudah mengunci
targetnya?” ucap seorang wanita dari radio.
“Tentu,”
jawabnya singkat.
“Itu saja? Apa tidak ada
perkataan selain itu, Hendra?” keluhnya.
Namun tidak ada sepatah
kata pun darinya. Si sniper bernama
Hendra memperhatikan sesuatu. Kemudian, target tersebut menaiki mobil Limosin. “Casey,
target sedang menuju ke barat. Aku akan langsung membidiknya.”
“Oke. Untuk pengalih
perhatiannya serahkan kepadaku. Jadi waktumu cuma 30 detik. Bersiaplah,” ujar
Casey bernada semi formal.
“Roger that.”
Hendra
menarik napas dalam-dalam, untuk memegang senjata terbarunya berupa Knight
Arnament M110. Senjata tersebut mampu menembak hingga radius 800 meter disertai
tidak menimbulkan suara alias fitur silencer.
Tidak
lupa juga dipasang kompas, untuk mengetahui arah angin berhembus. Dia tidak
ingin melakukan kesalahan dalam misi ini. Kompas mulai bergerak ke timur.
Sepertinya sedikit sulit. Dia menunggu dan menunggu. Mobil Limosin berhenti di
persimpangan jalan. Tapi lampu lalu lintasnya padam. Sehingga kendaraan yang
melintas jadi kebingungan. Tidak hanya itu, tiga orang berpakaian polisi lalu
lintas sedang bersiaga. Mereka membunyikan peluit dan mengarahkan kendaraan
dari samping kanan menuju belok kanan. Sebaliknya, arah kendaraan termasuk
mobil Limosin memiliki dua arah. Pertama jalur lurus. Sedangkan satunya belok
kiri.
“Pengalih perhatian telah
berhasil dilakukan.” Lapor Casey.
“Tunggu. Arah mata angin
masih ke timur. Aku kesulitan untuk menembak.” Hendra lapor balik.
“Kalau begitu, perlukah
mereka turun tangan, untuk menghentikan mobil Limosin?” tanya
Casey.
Namun
lagi-lagi tidak ada jawaban dari Hendra. Dia memilih berkonsentrasi. Sorot
matanya tajam ke depan. Suara radio Casey diabaikan olehnya.
Beberapa
menit kemudian, para polisi memandu mereka dengan memberikan kesempatan
kendaraan lagi untuk melaju. Tapi tidak dengan mobil Limosin. Salah satu polisi
sedang sibuk mengecek kendaraan Limosin yang ditumpanginya. Target memilih diam
di mobil. Dia meminta tolong untuk menyerahkan semua kepada para bodyguard. Tapi polisi bergeming, bahwa
target telah melakukan pelanggaran. Dia menyebutkan plat nomor bukanlah hitam.
Melainkan merah. Tentu saja membuat target jadi berang. Dia memaki-maki polisi
sampai tidak mampu berkata-kata lagi.
Hendra
merasakan angin mulai berubah. Dewi Fortuna berpihak kepadanya. Dia menarik
pelatuknya dan peluru tersebut melaju cepat, menembus kepalanya. Target
tersebut terbaring dengan bersimbah darah di bagian kepala.
“Misi selesai. Kau ambil
alih,” ucap
Hendra merapikan senapan miliknya.
“Roger. Koruptor yang
bernama Syarifuddin, telah dieksekusi oleh Rabbit. Pembayarannya akan
dikirimkan ke rekeningmu. Good luck and see you on next target.”
Biodata:
Namaku
Dimas Nurrahman Pratama atau dipanggil Dimas. Sebagai anak pertama dari dua
bersaudara, tentu hidupku berjuang karena ayahku sudah meninggal dunia. Aku
lahir di Batam tanggal 28 Januari 1995, tetapi menetap di Bali sebagai staf
hotel daerah Kuta. Sekarang lagi sibuk revisi draft kedua, semoga karyaku bisa
diterbitkan tahun ini. Jika ingin bertanya kepadaku, bisa langsung follow IG
@dimassapleng95, FB Dimas Nurrahman Pratama atau line dimas_pratama1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.