Senin, 27 Mei 2019

Perlunya Pertimbangan dalam Pemilihan Jumlah Tokoh - Sastra Indonesia Org




Selamat pagi teman-teman. Apa kabarnya hari ini? Setelah beberapa hari internet down yang mengakibatkan saya tidak bisa posting-posting, alhamdulillah sekarang sudah normal kembali dan ... kita bisa belajar lagi. Yeee, alhamdulillah J.

Baik, kali ini kita belajar seputar karakter dalam cerita ya. Seperti biasa, sebelum memulai pelajaran, saya persilakan teman-teman berdoa menurut keyakinan masing-masing J. Kalau sudah selesai, yuk simak materinya di bawah ini! J

Pemeran utama atau karakter adalah sosok yang menggerakkan sebuah cerita. Entah itu tokoh utamanya adalah manusia atau bukan manusia itu sama saja.
Emosi yang dirasakan pembaca, sebagian besar dipengaruhi oleh rasa emosi yang dialami sang tokoh. Entah itu bahagia ataupun sedih.

Intinya, sedih, senang, gembira, gelisah, marah, kecewa, atau apa pun yang dirasakan pada saat membaca, sebagian besar dipengaruhi oleh apa yang dialami sang tokoh atau karakter dalam sebuah cerita. Fakta ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya tokoh dalam cerita.



Nah, perlu teman-teman ketahui juga. Mempertimbangkan jumlah tokoh atau karakter dalam cerita itu sangatlah penting. Entah itu cerpen ataupun novel.



Kalian tahu gak? Kalau salah satu kelemahan penulis pemula itu adalah gak serius dalam mempertimbangkan berapa banyak jumlah tokoh yang perlu ditampilkan dalam cerpen maupun novel. Akhirnya cerita jadi melebar ke mana-mana deh. Membosankan.

Nah, contohnya pada cerpen Emak Ingin Naik Haji karya Bunda Asma Nadia. Penulis sengaja memilih tokoh Zein sebagai anak tunggal Emak. Beliau sangat mempertimbangkan pemilihan ini.

Lalu, kenapa Zein dipilih jadi anak tunggal? Karena kalau anak Emak itu banyak, kan bisa saja semua anaknya patungan, atau bisa juga salah satu anak Emak ada yang berduit. Kisahnya malah jadi gak fokus dan belibet kan? J
Nah, berbeda kalau Zein dibikin anak tunggal, maka hanya Zeinlah yang menjadi tumpuan mimpi si Emak. Karena Zein juga adalah satu-satunya yang punya obsesi menghajikan emaknya.

So teman-teman, kalau mau membuat karya tulis fiksi, jumlah tokoh atau karakter dalam cerita harus dipertimbangkan secara matang ya J.

Baik, saya rasa materi hari ini cukup sampai di sini ya. Semoga bermanfaat J.

Kalau ada yang mau tanya atau menyanggah, silakan ya J.

All picture by: Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.