Selamat pagi semua J.
Siapa hari ini yang gak puasa hayooo? Hehehe. Kalau yang nonmuslim, wajar gak
puasa J.
Baik, hari ini kita belajar lagi ya J.
Materi yang kita bahas hari ini adalah mengenai narasi atau deskripsi yang
tidak konsisten. Yuk, sebelum memulai, saya persilakan untuk berdoa terlebih
dahulu menurut keyakinan masing-masih. Setelah itu, mari kita mulai pelajaran
hari ini! J
Sebagai penulis, kamu bebas memilih gaya
narasi yang diinginkan. Mau gaya puitis/ nyastra, ala pujangga, gaya anak muda,
gaul, atau apa saja, yang penting harus konsisten dengan pilihannya itu.
Intinya bebas, sesuai dengan keinginan penulis atau pasar/ pembaca yang dituju
atau dijadikan target.
Konsisten dalam sebuah karya tulis itu
penting. Kalau mau bahasa puitis, ya puitis saja sekalian. Kalau mau
menggunakan bahasa gaul narasinya, ya gaul saja sekalian. Jangan dicampur-campur
kayak tahu campur, hehe.
Dalam satu cerpen, cerbung, ataupun
novel, penulis boleh mengubah gaya dialognya, tergantung karakter tokoh yang
berdialog. Namun berbeda kalau dalam narasi atau deskripsi. Kalau dalam narasi
tentu harus konsisten gaya penulisannya.
Berbeda juga kalau dalam antologi yang
terdiri dari beberapa penulis. Karena kemungkinan variasi terbuka. Karena kalau
dalam buku bersama, setiap tulisan bisa berdiri sendiri.
Baca juga: Penjelasan Mengenai Persentase Narasi atau Deskripsi dalam Karya Tulis - Sastra Indonesia Org
Bagaimana pemirsa? Eh, kok pemirsa,
hehe. Bagaimana teman-teman? Sudah paham kan sekarang?
Kalau ada yang ingin bertanya ataupun
menyanggah, silakan ya! J
Semoga bermanfaat dan terima kasih sudah
menyimak J.
All picture by: Google
0 Response to "Narasi atau Deskripsi Harus Konsisten - Sastra Indonesia Org"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.