Senin, 13 Mei 2019

Jangan Sampai Terjebak Detail Tidak Penting - Sastra Indonesia Org




Assalaamu’alaikum semua J. Bagaimana puasa hari ini? (Bagi yang menjalankan). Semoga lancar terus sampai akhir ya J. Tetap semangat J. Puasa nafsu tapi jangan sampai puasa belajar ya teman-teman! J.

Baik, langsung saja kita mulai materi hari ini. Masih seputar detail ya J. Sebelumnya jangan lupa berdoa dulu menurut keyakinan masing-masing ya! Hehe.

Detail itu memang sangat penting untuk karya tulis. Akan tetapi, teman-teman jangan sampai terjebak detail yang tidak penting! Karena tidak sedikit penulis pemula sering terjebak detail tidak penting pada karya yang ditulisnya.

Dalam sebuah karya tulis terutama cerpen, ruangnya sangat terbatas. Oleh karena itu, pastikan setiap kalimat dan detail memang benar-benar penting. Hal ini juga berlaku pada novel maupun tulisan non fiksi.

Baca juga: Jangan Terjebak Detail Tidak Penting - Sastra Indonesia Org

Misalnya:

Seorang kapten basket, jago karate, dan tertampan diam-diam memendam rasa kepada salah satu siswi di sekolahnya. Ia adalah aktifis dakwah dan remas di SMA-nya. Mereka sama-sama menjadi murid kebanggan sekolah itu karena selalu memenangkan lomba dalam bidangnya masing-masing.

bla … bla … bla …



Suatu ketika sekolahnya pulang malam dan Zahra berjalan sendirian di jalan yang sepi. Karena memang itu adalah satu-satunya jalur menuju kediamannya. Lalu tiba-tiba ada segeromblan preman mabok menggodanya. Ternyata diam-diam Bryan mengikuti Zahra sejak tadi bersama karibnya. Namun, bukannya menolong, si jagoan karate malah diam saja kayak patung. Bahkan dia malah menyuruh karibnya untuk menolong si gadis itu.

bla … bla … bla …

Akhirnya si gadis terselamatkan juga dari gerombolan pria kurang ajar itu. Hari mulai gelap dan Bryan bersama karibnya mengantar Zahra sampai dia benar-benar sudah masuk rumahnya.

Selesai

Nah, jika diperhatikan cerita di atas. Lalu, apa yang salah?

Selain penulis menceritakan si Bryan adalah kapten basket, ia juga menceritakan betapa jago karate si cowok tampan itu, hingga dia selalu memenangkan pertandingan karatenya. Tentu pembaca berharap ada kepentingan atas detail di atas dengan menghajar preman-preman tersebut menggunakan jurus cantik karatenya. Namun, pada akhirnya justru sahabatnyalah yang menjadi pahlawan.

Detail yang telah dipaparkan cukup panjang ternyata sampai akhir cerita tidak dipakai. Hanya sebuah detail tempelan belaka. So, sebagai penulis jangan sampai memberikan informasi atau keterangan sekadar tempelan saja tanpa ada kegunaannya hingga cerita berakhir atau selesai.

Bagaimana teman-teman? Sudah mengerti kan sekarang? Kalau belum atau mau menyanggah silakan saja ya! J

All picture by: Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.