Sabtu, 18 Mei 2019

Dosa Narasi Bertele-tele - Sastra Indonesia Org





Assalaamu'alaikum teman-teman. Apa kabarnya hari ini? Semoga kalian selalu dalam lindungan-Nya ya J.

Sebelum memulai pelajaran hari ini, seperti biasa, awali dengan berdoa menurut keyakinan masing-masing ya! J

Hari ini kita belajar mengenai dosa narasi yang bertele-tele. Siapkan catatan kalian untuk mengabadikan materi ini! J
Yuk, langsung saja kita mulai dan simak materi berikut ini! J

Sebagai seorang penulis janganlah kamu berlama-lama dalam narasi, menulis kalimatnya berputar-putar tanpa gagasan yang jelas, dan membuat kalimat panjang tanpa arah! Hal itu juga merupakan salah satu kelemahan penulis pemula.



Narasi yang bertele-tele bisa disebabkan penulis tidak fokus atas gagasan yang mau diusung.

Narasi yang bertele-tele bisa terjadi sebab penulis suka berlama-lama menjelaskan sesuatu yang sudah jelas, memberitahu secara khusus hal yang sudah umum.


Nah, agar narasi atau deskripsi tidak bertele-tele, silakan simak tips di bawah ini!

1. Jangan sekali-kali kamu membuat kalimat yang panjang, apalagi sepanjang jalanan, haha. Cukup 8 sampai 10 kata saja di setiap kalimat. Kalau masih lebih panjang dari itu, coba lihat bagian mana yang bisa dipotong.

2. Sebisa mungkin hindari kata-kata yang bisa membuat narasi bertele-tele seperti di mana, adalah, yaitu, sebagaimana, daripada (sebagai kata sambung), dan lain sebagainya.

3. Pastikan pada setiap paragraf hanya ada satu gagasan utama.
Bagaimana teman-teman? Sudah paham kan sekarang? Jika ada yang mau bertanya ataupun menyanggah, monggo. Saya persilakan! J

Semoga bermanfaat J.

All picture by: Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.