Assalaamu'alaikum
teman-teman. Apa kabarnya hari ini? Semoga kalian selalu dalam lindungan-Nya ya
J.
Sebelum memulai pelajaran hari ini,
seperti biasa, awali dengan berdoa menurut keyakinan masing-masing ya! J
Hari ini kita belajar mengenai dosa
narasi yang bertele-tele. Siapkan catatan kalian untuk mengabadikan materi ini!
J
Baca juga: Penjelasan Mengenai Persentase Narasi atau Deskripsi dalam Karya Tulis - Sastra Indonesia Org
Yuk, langsung saja kita mulai dan simak
materi berikut ini! J
Sebagai seorang penulis janganlah kamu
berlama-lama dalam narasi, menulis kalimatnya berputar-putar tanpa gagasan yang
jelas, dan membuat kalimat panjang tanpa arah! Hal itu juga merupakan salah
satu kelemahan penulis pemula.
Narasi yang bertele-tele bisa disebabkan
penulis tidak fokus atas gagasan yang mau diusung.
Narasi yang bertele-tele bisa terjadi
sebab penulis suka berlama-lama menjelaskan sesuatu yang sudah jelas,
memberitahu secara khusus hal yang sudah umum.
Nah, agar narasi atau deskripsi tidak
bertele-tele, silakan simak tips di bawah ini!
1. Jangan sekali-kali kamu membuat
kalimat yang panjang, apalagi sepanjang jalanan, haha. Cukup 8 sampai 10 kata
saja di setiap kalimat. Kalau masih lebih panjang dari itu, coba lihat bagian
mana yang bisa dipotong.
2. Sebisa mungkin hindari kata-kata yang
bisa membuat narasi bertele-tele seperti di mana, adalah, yaitu, sebagaimana,
daripada (sebagai kata sambung), dan lain sebagainya.
3. Pastikan pada setiap paragraf hanya
ada satu gagasan utama.
Bagaimana teman-teman? Sudah paham kan
sekarang? Jika ada yang mau bertanya ataupun menyanggah, monggo. Saya
persilakan! J
Semoga bermanfaat J.
All picture by: Google
0 Response to "Dosa Narasi Bertele-tele - Sastra Indonesia Org"
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.