Senin, 15 April 2019

#Sabtu_Tema - Pulang - Rahma Susanti - Sastra Indonesia Org





Aku menatap lembut wajah teduh ibu yang telah melahirkan dan membesarkanku dengan penuh kasih sayang tanpa ada kata lelah sedikitpun. Gurat-gurat ketegaran jelas terlihat.
"Ibu ..., izinkan Gilang berangkat ya, Bu?" kugenggam tangan beliau hangat.
Selama bertahun-tahun ibu berjuang seorang diri untuk mencukupi kebutuhan hidupku dan adik perempuanku. Semua pekerjaan ia lakoni, mulai dari buruh cuci, menjual kue keliling, merawat kebun tetangga. Apa saja yang penting halal dan kami bisa tetap makan dan sekolah.
Jangan tanya di mana Ayah, karena beliau tidak pernah hadir dalam hidup kami.
Kini aku sudah dewasa, keinginan untuk membahagiakan beliau sangatlah besar. Keinginan untuk melepas beban yang selama ini ditanggungnya seorang diri.
Ibu menghela napas panjang, " Ibu takut nanti kau kenapa-kenapa di negeri orang, Nak!"
"Insyaa Allah tidak akan terjadi apa-apa Bu, Gilang berangkat dengan izin resmi dan sudah melewati berbagai pelatihan dan kursus. Ibu jangan khawatir, ya!" Aku tersenyum pada ibu.
"Yang terpenting bagi Gilang adalah restu dan doa dari Ibu, agar Gilang bisa menyelesaikan kontrak kerja Gilang dengan baik dan kembali untuk memulai hidup baru kita Ibu, hidup yang Insyaa Allah akan lebih baik," ujarku sambil memeluk tubuh mungil itu.
"Baiklah, Nak! Pergilah dan segera kembali. Hati-hati di sana!"
***
Tiga tahun berlalu, di sinilah aku sekarang menatap penuh kerinduan pada rumah yang masih berdiri kokoh dan menyimpan sejuta kenangan.
Tidak sabar kulangkahkan kaki menuju pintu rumah dan mengetuk pintu sambil memanggil-manggil ibu dan adikku.
"Ibu ..., Ibu ..., Gilang pulang, Bu!" Tidak terdengar sahutan dari dalam rumah. Ku coba sekali lagi dan tetap tak ada jawaban.
Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka dari rumah sebelah, "Mas Gilang ya? Ibu dan Mia di rumah sakit Mas sudah empat hari, sakit Ibu kambuh," kata Ibu Minah.
Kakiku bergetar berusaha tetap kuat menopang tubuhku yang terasa lunglai. Setelah menitipkan tas koper dan mengucapkan terima kasih, aku segera berangkat ke rumah sakit. Perasaan cemas menggerogotiku.
_Ibu ..., apa yang terjadi? Gilang sudah berhasil, Bu, Gilang berhasil menyelesaikan kontrak kerja Gilang dengan baik dan menabungkan setiap uang yang Gilang dapatkan untuk modal usaha kita, Bu!_
***
Kulihat tubuh renta ibu terbaring lemah. Ku ucapkan salam dan masuk ke dalam. Ibu menatapku penuh kerinduan. Penantian panjang selama kurang lebih tiga tahun ini, akhirnya terobati bagiku dan ibu.
"Gilang ..., kapan kau tiba, Nak?"
"Baru saja, Bu!" jawabku, seraya melangkah mendekati tempat tidur dan duduk di samping ibu.
"Bagaimana keadaan Ibu?"
"Baik, Nak!" Ibu menggenggam tanganku erat.
"Ibu ..., Gilang berhasil, Bu. Berkat doa dan restu Ibu, Gilang berhasil." Ibu tersenyum dan tampak binar bahagia di matanya.
"Ibu cepat sembuh, ya! Jadi, bisa pulang dan memulai usaha kita."
Ibu mengangguk lemah, memberikan senyum terindahnya dan berlahan kembali menutup mata.
***

Biodata penulis : 

Rahma Susanti, seorang ibu rumah tangga yang ingin memberi arti lebih bagi dirinya melalui dunia literasi dan berharap setiap goresannya akan memberi manfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.