Semburat jingga menghiasi cakrawala
Gugur bunga bersemi di ujung senja
Sekejap gelap kan tiba
Beralih dalam kelamnya buana
Setitik renjana kian membuncah
Memenuhi relung sukma yang gundah
Entah berapa pekan dirinya singgah
Pada sebuah hati bernamakan lelah
Memenuhi relung sukma yang gundah
Entah berapa pekan dirinya singgah
Pada sebuah hati bernamakan lelah
Menemani saat bosan melanda
Diacuhkan begitu saja saat bahagia
Mungkin hatinya lelah tuk bercerita
Hanya mampu menghadirkan ilusi belaka
Diacuhkan begitu saja saat bahagia
Mungkin hatinya lelah tuk bercerita
Hanya mampu menghadirkan ilusi belaka
Duhai tuan hati yang lelah
Mampukah kau memberiku secercah kisah
Merawikan cinta bernamakan rumah
Agar kumampu menuturkan rindu yang melimpah
Mampukah kau memberiku secercah kisah
Merawikan cinta bernamakan rumah
Agar kumampu menuturkan rindu yang melimpah
Kuamat merindu akan kasih cinta
Dan padamu kujatuhkan rasa
Tapi mengapa kau telah dimilikinya
Sehingga kutak mampu merasakannya
Dan padamu kujatuhkan rasa
Tapi mengapa kau telah dimilikinya
Sehingga kutak mampu merasakannya
Duhai tuan hati yang lelah
Sanggupkah jika kau mengalah
Melupakan pujaanmu yang melangkah
Dan menujuku tuk berbunga
Sanggupkah jika kau mengalah
Melupakan pujaanmu yang melangkah
Dan menujuku tuk berbunga
Ruang rindu, 17 April '19
Biodata penulis :
Angviam, sebuah nama lengkap yang diringkas. Menyukai membaca dan merawikan rasa dalam bait untaiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.