Hai semuanya J. Kali ini saya akan membahas mengenai konflik dalam sebuah cerita ya teman-teman. Sudah siap menyimak belum? Yuk, mari kita mulai belajarnya J.
Konflik berperan
penting dalam sebuah cerita, karena konflik adalah nyawa dalam sebuah cerita. Apabila
dalam sebuah cerita tidak ada konflik, maka cerita itu tidak akan hidup, yang ada cerita itu menjadi hambar, dan tidak menarik.
Konflik dalam cerita
bisa berwujud banyak rupa, yaitu :
1. Masalah, bagaimana
cara menyelesaikannya?
2. Perselisihan,
bagaimana cara mengatasinya?
3. Cinta, bagaimana
cara memutuskannya?
4. Impian, bagaimana
cara mewujudkannya?
5. Gangguan, bagaimana
cara menghilangkannya?
Setiap cerita harus
mempunyai daya tarik dan konflik itulah yang merupakan daya tarik utama.
Seringkali ditemukan
kelemahan utama penulis pemula salah satunya adalah tidak menghadirkan konflik
dalam karyanya. Atau konflik biasa saja, tidak greget.
Coba bayangkan jika
dalam kisah Spiderman, Superman,
Batman, Superhero, dan sejenisnya tidak mempunyai musuh, apakah komiknya
melegenda? Apakah sampai difilmkan? Apakah menarik? Tentu saja tidak menarik.
Lalu apa kesimpulannya? Tentu harus ada konflik, masalah, dan peristiwa. Karena
mereka semua adalah nyawa sebuah cerita. Tanpa ada salah satu dari mereka, maka
cerita akan hambar. Seperti sayur tanpa garam.
Konflik, masalah, dan
peristiwa bisa dimunculkan dengan adanya tokoh antagonis atau tokoh jahat. Bisa
juga dengan menghadirkan konflik melalui peristiwa atau kejadian yang luar
biasa.
Bayangkan, apabila ibu
tiri dan saudara tiri Cinderela mendukung dan membantunya berjodoh
dengan sang pangeran. Di mana serunya coba? Gak ada kan?
Baca juga: Larangan Menggunakan Nama Sebagai Judul dan Judul yang Tidak Membuat Penasaran - Sastra Indonesia Org
Baca juga: Larangan Menggunakan Nama Sebagai Judul dan Judul yang Tidak Membuat Penasaran - Sastra Indonesia Org
Kenapa sebuah kisah
bisa melegenda dan menarik? Itu dikarenakan adanya konflik, masalah, dan
peristiwa.
Sebuah cerita itu harus
mempunyai sesuatu yang diperjuangkan, sesuatu yang dinanti bagaimana cerita itu
berakhir. Oleh karena itu, pastikan ada konflik, masalah, dan peristiwa di
dalamnya ketika membuat karya tulis. Sebab, jika itu semua tidak ada, maka
cerita akan terasa hambar.
Konflik tidak mesti
fisik seperti perkelahian kok. Konflik bisa berupa dilema hati/ batin, dan juga
pikiran.
Perlu kalian ketahui,
konflik juga bisa dihadirkan dalam buku non fiksi lho. Sekalipun konflik
terjadi antara penulis dengan sebagian pembaca sehingga membuat si penulis
dibenci, tetapi malah semakin eksis kan? Hehe.
Memberikan motivasi
yang menohok, membeberkan fakta yang mengejutkan adalah bentuk konflik hati dan
pikiran yang bisa digarap dalam karya tulis non fiksi. Jadi dalam karya tulis
fiksi, non fiksi, maupun dalam tulisan ringan. Masukkan konflik, masalah, dan
peristiwa sehingga karya menjadi lebih kuat.
Bagaimana teman-teman?
Sudah paham belum? Semoga bermanfaat ya ilmunya J.
All picture by: Google
All picture by: Google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.