Jumat, 05 April 2019

#Kamis_Cerpen - Janji Mentari - Muhammad Witarto - Sastra Indonesia Org




Seperti mentari yang selalu menepati janjinya. Terbit di pagi hari dan tenggelam ketika wajah senja sudah mulai menua. Begitu setiap harinya. Selalu setia menjalani tugasnya, menyinari semesta yang sentiasa di naunginya.
Wulan masih berdiri memandang laut. Syal warna coklat muda yang di kalungkannya berkibar di tiup angin laut yang menerpanya. Gerai rambut hitamnya ikut berayun manakala angin laut ikut menyapanya.
" Laut ini akan menjadi saksi, saksi cinta kita. Disini telah tersemat janji untuk saling menjaga hati dan cinta suci kita untuk selamanya " kata wulan sambil bersedekap memandang laut memunggungi kekasih yang di cintainya,Mentari.

" iyaa..aku akan selalu teguh untuk memegang janjiku. Janji kita berdua" ucap Mentari meyakinkan hati Wulan. Kemudian mereka duduk di atas pasir putih di tepi pantai Widara payung. Mereka asyiik berbincang. Ketika adzan zuhur berkumandang mereka kemudian beranjak pulang. Pulang jalan kaki melewati pematang sawah. Ada istimewa di hari ini. Satu kecupan manis mendarat di kening wulan. Wulan tersipu,memerah kedua pipinya. Malu. Rumah Mentari dan Wulan memang di kelilingi laut. Sekitar lima belas menit jauh jarak rumah mereka dari laut itu.Laut adalah sahabat karib mereka.

****
Wulan begitu terkejut ketika mendengar Mentari akan merantau meninggalkannya ke kota Jakarta.
" Maafkan aku Wulan, terpaksa aku harus meninggalkanmu. Aku butuh masa depan,Wulan. Semua untuk kita,Wulan. Ku harap kau mau mengerti keadaanku, Wulan. " Jelas Mentari sambi duduk di teras rumah Wulan.
". Kau tidak percaya padaku, Wulan ? "
" Tapi, kau akan tetap mencintaiku khan, utar ? " Wulan meragu
" Aku akan selalu setia pada janjiku. Janji kita "
" Makasih utar. Akupun akan selalu setia menunggumu disini. Demi cinta kita "
Ke esokan harinya Mentari meninggalkan kampung halamannya.

Setelah setengah tahun
Mentari tak ada kabar berita. Sepucuk suratpun tak pernah di kirimkannya. Wulan mulai ragu, jangan-jangan ia telah melupakan janjinya. Janji cinta yang pernah di ucapkannya. Beribu-ribu kenangan saling berkejaran di dalam benaknya.
Tapi, aku harus setia. Wulan meyakinkan hatinya. Hatinya hanya untuk mentari tak akan tergantikan. Wulan akan setia menanti walaupun dengan harapan tak pasti.
kan selalu ku pegang janji setiamu Mentari...


Biodata penulis :

Witarto, seorang penulis yang tinggal di Tangerang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.